Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pelajaran dari Film “Ford Vs Ferrari”, Susahnya Dihargai Sama Bos yang Sentimen

sadad oleh sadad
26 November 2019
A A
Pelajaran dari Film "Ford Vs Ferrari", Susahnya Dihargai Sama Bos yang Sentimen
Share on FacebookShare on Twitter

Terhitung sejak 15 November kemarin, film Ford Vs Ferrari mulai tayang di bioskop. Film ini dibintangi oleh Matt “Jason Bourne” Damon dan Christian “Batman” Bale.

Meski dibintangi Si Jason Bourne dan Si Batman, film Ford Vs Ferrari ini bukan film action. Akan tetapi, ia lebih ke drama biografi yang menceritakan upaya Ford, salah satu pabrikan mobil terbesar asal Amerika, turun di ajang balap uji ketahanan Le Mans 24 Hours. Di Eropa, film ini menggunakan judul Le Mans 66.

Cerita dibuka di tahun 1963 saat Ford mengalami penurunan penjualan, salah satunya akibatnya kalah bersaing dengan Chevrolet yang ketika itu mengandalkan Impala. Bos besar Ford Motor Company, Henry Ford II kemudian menantang seluruh karyawannya, dari mulai jajaran eksekutif sampai pekerja pabrik untuk bisa memberikan ide untuk bisa meningkatkan kembali gairah perusahaan.

Salah satu anggota di jajaran eksekutif Ford, Lee Iacocca kemudian memberikan saran agar Ford mulai mengikuti kejuaraan balap. Namun, bukan balap khas Amerika seperti Nascar yang cuma muter-muter nggak jelas. Tapi balapan serius seperti yang sering diikuti Ferrari, pabrikan Italia yang memang terkenal memproduksi mobil berkecepatan tinggi.

Mengetahui bahwa Ferrari hampir bangkrut, Iacocca kemudian menyarankan agar Ford mengakuisisi perusahaan yang dimiliki oleh Enzo Ferrari itu. Iacocca kemudian diutus terbang ke Italia menemui Enzo.

Saat kedatangan Iacocca, Enzo kemudian disodorkan proposal tawaran yang diajukan Ford. Namun pada akhirnya, Enzo menolak mentah-mentah tawaran Ford setelah mengetahui Ferrari tak akan mudah mendapat izin untuk ikut dalam kejuaraan balap.

Saat menyampaikan penolakannya, Enzo sempat melontarkan kata-kata yang melecehkan Ford. Hal itulah yang kemudian disampaikan Iacocca ke Henry Ford II yang menyebabkan sang bos besar marah dan memutuskan Ford harus ikut dalam ajang Le Mans 24 Hours, ajang yang beberapa tahun terakhir dikuasai Ferrari.

Rencana tersebut kemudian mengantarkan Ford merekrut Caroll Shelby (Matt Damon), mantan pebalap juara Le Mans 1959 yang nggak bisa lagi turun balap karena masalah kesehatan. Selepas pensiun, Shelby konsen menjadi perancang sekaligus penjual mobil balap.

Baca Juga:

Review Elvis: Menyorot Sisi Kelam Sang King of Rock and Roll

Review Death on The Nile: kok Kayak Sinetron?

Shelby berteman baik dengan Ken Miles (Christian Bale), seorang pebalap asal Inggris yang berkarier dalam kejuaraan balap di Amerika. Tak cuma jago di lintasan, Miles juga sangat memahami tentang mesin. Kemampuan yang membuatnya sangat dipercaya Shelby dalam membangun mobil balap. Shelby dan Miles kemudian bahu membahu bekerja sama membangun mobil yang akan dipakai Ford di Le Mans 24 Hours tahun 1965.

Setelah melalui berbagai kerja keras, ternyata Miles tak mendapat restu dari petinggi Ford untuk turun di Le Mans 24 Hours. Pasalnya, ternyata ada salah satu bos di perusahaan yang memang tak menyenanginya. Dia adalah pemimpin Divisi Balap Ford bernama Leo Beebe. Ford akhirnya lebih memilih menggunakan pebalap lain sesuai yang diinginkan Beebe.

Dalam film, Beebe diceritakan memang sangat sentimen terhadap Miles yang dinilainya urakan dan susah diatur. Sebegitu sentimennya Beebe pada Miles seperti membutakan matanya bahwa Miles adalah orang yang paling berjasa dalam pengembangan mobil balap yang akan dipakai Ford di ajang Le Mans 24 Hours.

Dalam sebuah kesempatan, Miles memang pernah menyindir Beebe saat acara peluncuran Ford Mustang di tahun 1964. Menurut Miles, Mustang adalah mobil yang payah secara performa. Shelby sendiri tak bisa berbuat banyak menghadapi keputusan Beebe. Pada akhirnya, Miles tak diikutsertakan dan Ford gagal total di Le Mans 24 Hours 1965.

Henry Ford II yang marah besar kemudian meminta pertanggung jawaban dari Shelby. Shelby kemudian menjelaskan bahwa meski gagal, mobil yang dikembangkan Ford sebenarnya sudah lebih cepat dari Ferrari. Shelby juga meyakinkan Ford sebenarnya bisa menang jika menggunakan pebalap yang tepat, siapa lagi kalau bukan Miles.

Setelah mendengar keputusan Shelby, Henry Ford II masih memberikan kepercayaan. Shelby dan Miles kemudian kembali bahu membahu dan bekerja keras membangun mobil untuk membantu Ford menjuarai Le Mans 24 Hours.

Namun pada akhirnya, Miles kembali tak direkomendasikan sebagai pebalap yang layak mewakili Ford, lagi-lagi karena ulah Beebe. Padahal, Miles sudah mengerahkan semua usaha dan jerih payahnya dalam pengembangan mobil balap Ford. Dalam suatu tes, Miles bahkan sempat mengalami kecelakaan dan terbakar. Untung, baju balap yang dikenakannya menyelamatkan nyawanya.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Shelby mengerahkan segala upaya agar Miles dipilih menjadi pebalap yang mewakili Ford di Le Mans 24 Hours, termasuk berupaya meyakinkan langsung ke Henry Ford II dengan cara yang agak ekstrim. Henry kemudian menyetujuinya. Namun dengan syarat, Miles mampu menang lebih dulu di Daytona 24 Hours.

Di Daytona 24 Hours, diceritakan bagaimana Beebe berupaya keras menjegal Miles. Namun pada akhirnya, Miles mampu memenangkan lomba. Sesuai kesepakatan, Miles berhak mewakili Ford di Le Mans 24 Hours tahun 1966.

Di Le Mans 1966, pada akhirnya Miles mampu mengalahkan pebalap Ferrari di pertengahan balapan. Namun saat sudah di ambang kemenangan, Miles menghadapi masalah yang memang menjadi konflik utama di film ini, yakni ketidaksukaan Beebe kepadanya. Akibat tipu muslihat dari Beebe, Miles gagal meraih kemenangan yang awalnya sudah di depan mata.

Saya takkan menceritakan detail apa yang dilakukan Beebe. Biar yang belum nonton masih punya rasa penasaran untuk menyaksikan film Ford Vs Ferrari langsung. Walaupun mungkin ada pembaca yang sudah nonton.

Namun yang pasti, di film ini, kita akan diperlihatkan betapa liciknya Beebe yang selalu berupaya menjegal Miles. Meski licik, Beebe adalah orang yang punya kedudukan dan sudah kadung menjadi orang kepercayaan Henry Ford II. Sehingga sang bos besar lebih mempercayai semua perkatannya. Di sisi lain, Miles hanya seorang pebalap yang tak memiliki kedudukan dan jabatan penting di Ford.

Pesan moral yang bisa dipetik dari film Ford Vs Ferrari ini adalah, kerja keras yang dilakukan seseorang takkan berarti apa-apa jika ia sudah tak disenangi bos yang membawahi pekerjaan itu. Seperti halnya hubungan antara Miles dan Beebe.

Pesan moral lainnya dedikasi besar yang ditunjukan Miles dalam menyelesaikan pekerjaan yang sudah dipercayakan kepadanya. Dalam sebuah adegan, ada diceritakan bagaimana Miles tetap berupaya memperbaiki kekurangan di mobil balap Ford, walau ia sudah mengetahui takkan diikutsertakan di Le Mans 24 Hours.

Eratnya persahabatan antara Shelby dan Miles juga bisa dijadikan contoh. Sebuah persahabatan sejati yang biasanya tak lepas dari adanya perselisihan. Tapi diselesaikan secara terbuka tanpa saling menjelek-jelekkkan di belakang.

Dalam film Ford Vs Ferrari diceritakan Shelby dan Miles yang sempat berantem, dan dalam suatu kesempatan Miles berpeluang memukul kepada Shelby dengan kaleng. Namun, Miles tak tega menabok kepala sahabatnya itu dengan kaleng dan memilih menggantinya dengan roti. Dalam film Ford Vs Ferrari juga diceritakan bagaimana Shelby tak pernah melupakan keberadaan Miles. Walaupun ia bisa saja bersikap masa bodoh dan menuruti apa saja kemauan para petinggi Ford.

BACA JUGA Menyoal Balapan Mobil di GBK: Setuju atau Tidak? atau tulisan Sadad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2019 oleh

Tags: Ford VS FerrariReview Film
sadad

sadad

ArtikelTerkait

spider-man: no way home

Beberapa Hal yang Membuat Spider-Man: No Way Home Terasa Cacat (Bagian 1)

20 Desember 2021
Review Film 'Soul', Film Komedi Berat yang Begitu-begitu Saja terminal mojok.co

Review Film ‘Soul’, Film Komedi Berat yang Begitu-begitu Saja

9 Januari 2021
Cara Menikmati Film Science of Fictions meski Awam Sejarah dan Konflik Politik terminal mojok.co

Cara Menikmati Film ‘The Science of Fictions’ meski Awam Sejarah dan Konflik Politik

19 Desember 2020
Review Film 'Bucin' yang Nggak Tahu Bedanya Bucin dan Pekok andovi jovial da lopez chandra liow film debut terminal mojok.co

Review Film ‘Bucin’ yang Nggak Tahu Bedanya Bucin dan Pekok

25 September 2020
'The Queen’s Gambit' Miniseries Catur yang Greget Nggak Ada Lawan terminal mojok.co

‘The Queen’s Gambit’ Miniseries Catur yang Greget Nggak Ada Lawan

5 November 2020
‘The White Tiger’ Menelanjangi Kemiskinan Struktural India dengan Cara non-Bollywood terminal mojok.co

The White Tiger: Menelanjangi Kemiskinan Struktural India dengan Cara Non-Bollywood

5 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.