Setiap membaca artikel tentang Naruto atau Boruto, di dalamnya pasti tidak jauh-jauh dari membahas tentang suksesi kepemimpinan di Konoha. Banyak orang bilang bahwa suksesi kepemimpinan di dunia Naruto itu menunjukkan kekuatan oligarki. Pemimpin, atau Kage, pasti datang dari sirkel dekat pemimpin terdahulu. Dan daftar pemimpin di Konoha, yaitu Hokage, menggambarkan tuduhan tersebut.
Saya tak setuju dengan pendapat tersebut sebenarnya. Meski memang kage yang ada datang dari sirkel dekat pemimpinan, tapi rasanya buta dan tidak adil jika kita menghilangkan kemampuan para kage yang terpilih. Apalagi menyamakan Hokage dengan Puan Maharani. Maaf-maaf saja nih, kalian nggak bisa menyamakan Puan dengan siapa pun, apalagi dengan para pemimpin Konoha. Enak saja, mereka capable, sedangkan Puan… ya gitu deh.
Saya mau terangkan sedikit bagaimana kage terpilih. Untuk contoh, kita pakai sistem Konoha saja. Begini. Kage dipilih dengan cara rapat. Rapat tersebut dihadiri oleh Daimyo of Fire, dewan penasihat Konoha, perwakilan Jounin (atau ketuanya), dan perwakilan Anbu. Setelah itu, beberapa nama diajukan. Lalu peserta rapat akan menentukan pilihan. Tapi, nama yang dipilih oleh rapat tersebut baru sah jadi Hokage jika anggota Jounin menyetujui nama tersebut.
Selain itu, Hokage juga punya privilege untuk memilih sendiri siapa penerusnya. Kita bisa lihat Hiruzen Sarutobi, Tobirama Senju, dan Uzumaki Naruto terpilih dengan cara yang sama. Hokage dianggap punya kapabilitas yang cukup mumpuni untuk memilih penerusnya sendiri, jadi suara mereka dianggap cukup.
Tiga nama yang saya sebutkan di atas dipilih secara langsung oleh kage. Namun bagaimana yang lainnya? Akan saya jelaskan di bawah sekaligus meluruskan beberapa hal yang keliru.
Dimulai dengan Minato Namikaze. Minato saat itu dipilih mengalahkan nama Jiraiya, Orochimaru, dan… Fugaku Uchiha. Serius, Fugaku sempat masuk kandidat karena banyak orang mengakui perannya dalam Perang Dunia Shinobi. Tapi, Fugaku tidak terpilih karena… paham sendirilah Konoha Council itu kek apa kolotnya. Masih inget Tsunade nantang mereka kan? Nah itu.
Meskipun kalian bilang Minato itu punya privilege karena dia adalah muridnya Jiraiya, tapi kita nggak boleh menafikan bahwa dia memang shinobi berbakat pada zamannya. Sebelum ketemu Jiraiya pun, Minato sudah menunjukkan bakatnya nggak ada lawan. Mending sekarang kalian googling, siapa pencetak nilai tertinggi di Akademi Shinobi, pasti ada nama Minato di situ.
Kenapa nggak Jiraiya atau Orochimaru aja yang jadi? Jiraiya ogah, Orochimaru terlalu twisted, dan Hokage ketiga menolak, meski Danzo keukeuh milih Orochimaru.
Lalu Hokage kelima, Tsunade the Slug Princess. Oke, kalian akan menganggap beliau jadi Kage karena dia cucu Hashirama. Jiraiya, Danzo, Kakashi, lebih pantas. Tapi, Tsunade dipilih karena dia cucu Hokage, jadi ya gitu, lainnya dibuang.
Saya benci mengatakannya, tapi kalian keliru.
Tsunade justru tidak masuk kandidat awalnya. Dewan pemilihan Hokage awalnya setuju bahwa Jiraiya lah yang jadi Hokage. Pada akhirnya, lagi-lagi Jiraiya menolak. Justru Jiraiya yang merekomendasikan nama Tsunade, dan awalnya para anggota dewan tidak setuju.
Benar, dewan memasukkan faktor Tsunade sebagai cucu Hashirama, tapi itu bahkan bukan nilai utama. Nilai utamanya adalah Tsunade jauh lebih matang secara pemikiran dibanding kedua Sannin yang lain dan dia adalah ninja medis terbaik di dunia Naruto. Untuk poin terakhir, nanti akan saya jelaskan.
Untuk Kakashi, dia sudah terpilih jadi Hokage semenjak arc Pain Assault berakhir. Namun, Danzo muncul dan “memaksa” orang memilihnya. Akhirnya, dia terpilih, dan yang namanya ampas ya, dia cuma beberapa saat menjabat sebelum mati lawan Sasuke. Patungnya aja kagak ada, kalah sama Usopp yang dibikinin patung di Dressrosa. Usopp >>>> Danzo.
By the way, orang yang bilang Danzo pantas jadi Hokage mikir apa sih?
Nah, saya jelaskan hal yang orang sering lewatkan tentang kenapa si A jadi kage, yaitu tentang reputasi. Begini, kage itu pemimpin desa, dan di dunia di mana perang dan gelut antardesa itu jadi passion, memilih shinobi terkuat dan punya reputasi yang mengerikan jadi kage itu masuk akal. Itulah kenapa penduduk sipil nggak punya kesempatan jadi kage. Dasarnya emang mereka nggak menganut demokrasi, mau gimana? Saya tau semangat kekiri-kirian kalian membuncah, ning yo mbok tulung, pilihan kage mosok yo to bacoti.
Hokage terpilih yang ada bukanlah ninja kaleng-kaleng. Saya tau, nama macam Shikaku dan Shikamaru Nara pantas untuk jadi kage. Tapi, kita harus memasukkan faktor kemampuan bertarung dan reputasi mereka dalam hal ini. Benar bahwa klan Nara itu ditakuti karena strateginya, tapi Shikaku dan Shikamaru bukanlah tandingan para Hokage.
Hashirama Senju itu ninja paling kuat di zamannya, bahkan dia ngalahin bijuu lalu dibagi-bagiin ke desa lain. Butuh 20 ninja rank S dan Kinkaku-Ginkaku bersaudara untuk bisa ngalahin Tobirama (ninja rank S itu setara sama Akatsuki). Hiruzen menguasai lima elemen chakra dan dijuluki “The Professor of Shinobi”. Ninja Iwagakure diberi instruksi wajib kabur ketika ketemu Minato, dan daftar masih bisa bertambah. Lalu kira-kira apa yang Shikaku dan Shikamaru punya untuk menyamai kengerian para Hokage tersebut?
Memang para Hokage terpilih punya hubungan yang dekat dengan para pendahulunya, tapi kemampuan mereka memang tidak bisa diragukan. Katakanlah ada Hokage yang agak wagu, ya menurut saya Naruto, soalnya dasarnya dia nggak pinter. Tapi, untuk lainnya, mereka amat sangat pantas mengemban jabatan tersebut.
Jadi kalau ada yang bilang “heleh, paling Boruto ditunjuk jadi penerus bapaknya”, “heleh, paling ya si itu, kan muridnya si itu”, mending kalian baca atau tonton lagi dari awal. Atau coba liat para Mizukage deh, para kagenya benar-benar bervariatif dan nggak datang dari klan yang sama. Byakuren, Gengetsu Houzuki, Yagura Karatachi, Mei Terumi, dan Chojuro itu nggak dateng dari klan yang sama. Sejauh ini, yang terlihat punya hubungan dekat hanya Mei dan Chojuro, itu pun karena Chojuro adalah bodyguard-nya Mei, jadi ya pantes lah.
Setelah baca ini, kalian sebaiknya berhenti nyamain Puan atau anak politisi besar di Indonesia lain dengan para tokoh di Naruto yang berpotensi jadi pemimpin. Setidaknya, reputasi dan kemampuan para tokoh yang berpotensi jadi pemimpin itu sangar.
Eh, tapi keluarga politisi itu juga pada hebat-hebat kok. Nyatanya itu orang-orang bisa bikin senegara mumet.
Sumber gambar: Akun Twitter @Maki123Hakdog
BACA JUGA Ditinggal Nikah Itu Biasa Saja, tapi Kesedihannya Perlu Dirayakan dan artikel Rizky Prasetya lainnya.