Sebagai anak kampung, saya lebih suka beli jajanan murah meriah di pinggir jalan dibandingkan dengan jajan branded yang biasanya dijual di mal. Entah kenapa jajan branded itu rasanya kayak nggak nyatu sama lidah saya. Ya, meski alasan sejujurnya jajanan murah meriah jauh lebih ramah kantong. Dengan hanya membawa uang 5K, saya bisa membeli satu porsi lengkap dengan saus dan sambalnya.
Salah satu jajanan murah meriah yang sering saya beli adalah aneka olahan aci atau tepung tapioka, mulai dari cilok (aci dicolok), cilor (aci telor), cilung (aci gulung), cimol (aci digemol), cireng (aci digoreng), dan telur gulung (ini tanpa kata aci tapi saya suka). Katanya, jajanan ini awalnya berasal dari Bandung tapi sekarang sudah ada di mana-mana termasuk di kampung halaman saya yang ada di Lampung.
Di antara berbagai jenis olahan aci ini, saya sering dilema ketika harus memilih antara cilok, cilor, atau telur gulung. Selain karena memiliki kemiripan bentuk, ketiganya juga sama-sama enak. Mungkin jika saat itu posisi saya sedang bawa uang banyak, saya pasti akan membeli semuanya. Namun, lebih sering uang saya pas-pasan, jadi mau nggak mau saya dituntut bijaksana dalam memilih. Dengan uang yang sangat berharga itu, saya nggak mau rugi memilih makanan yang akan menggoyang lidah saya.
Untuk memilih mana yang paling menguntungkan, saya akan melihat bahan-bahan untuk membuat ketiga makanan tersebut. Dan tentu saja, jajanan yang paling mahal menjadi jajanan yang paling menguntungkan. Setelah itu, saya harus melihat cara memasaknya, apakah dengan direbus atau digoreng? Karena, minyak juga menjadi hal yang harus diperhitungkan. Dan yang terakhir adalah pengemasan, apakah dengan menggunakan plastik atau mika? Bumbunya juga, apakah hanya menggunakan saus atau ditambah sambal dan kecap?
Berdasarkan bahan pembuatannya, jajanan yang paling menguntungkan adalah cilok. Hal ini dikarenakan pembuatan cilok yang tidak hanya menggunakan aci atau tepung tapioka, tetapi juga ada tambahan tepung lainnya seperti tepung terigu atau tepung sagu. Belum lagi tambahan merica yang tidak dipakai untuk membuat cilor dan telur gulung. Terlebih jika di dalamnya terdapat potongan daging ayam, jelas kemenangan cilok tidak dapat terbantahkan.
Meski cilor juga menggunakan bahan aci yang dibentuk bulat seperti cilok, tapi pembuatan cilor tanpa menggunakan tambahan tepung lainnya (makanya alot) dan biasanya ukuran cilor 3x lebih kecil dibandingkan ukuran cilok. Untuk telur yang membalut bagian luar cilor pun hanya menggunakan bahan telur yang dicampur air dan itu pun sangat tipis. Satu telur bisa untuk 5 cilor. Cilor yang menggunakan telur sebagai bahan luar saja kalah dengan cilok, apalagi telur gulung yang hanya berbahan telur yang dicampur air dan diberi penyedap rasa. Jelas kalah.
Beralih ke cara memasaknya, saya memilih cilor. Jika cilok hanya direbus dengan air mendidih dan telur gulung hanya digoreng dengan minyak panas, cilor mengalami dua proses tersebut. Untuk membuat bola-bola aci, cilor harus direbus terlebih dahulu dan untuk telur yang membalut bagian luarnya, cilor juga harus melalui proses penggorengan. Apalagi proses pembalutan telur ke bagian bola-bola aci, kata para subscribers salah satu akun YouTube, itu sangat susah. Banyak dari mereka yang gagal membuatnya, jadi untuk bagian ini cilor layak menjadi pemenangnya.
Terakhir, pengemasan dan saus sambal. Untuk menentukan ini, tidak ada kepastian karena setiap pedagang memiliki cara yang berbeda. Ada pedagang yang hanya menggunakan plastik tipis bening dan ada juga pedagang yang menggunakan plastik yang lebih tebal. Mungkin jika pedagangnya lebih elite, ia akan menggunakan mika atau meal box yang terdapat merek di atasnya. Begitu juga untuk saus sambal, setiap pedagang juga menyedikan saus sambal yang berbeda. Ada yang murah dan ada yang mahal. Ada yang menggunakan mayones dan ada yang nggak.
Meskipun saya sering menggunakan perhitungan ini ketika bingung memilih antara cilok, cilor, atau telur gulung, tapi ada saat-saat di mana saya hanya menginginkan salah satu dari ketiganya. Namun, jika memang pada saat yang sama saya menginginkan telur gulung + cilok, saya akan lebih memilih untuk membeli cilor. Bagian dalamnya saya anggap sebagai cilok dan bagian dalamnya saya anggap telur gulung.
Namun, jika kamu ingin membeli salah satu jajanan itu dengan tujuan kenyang, nggak usah bingung. Beli salah satu saja lalu tambahkan nasi. Yang penting kenyang, rasa belakangan.
BACA JUGA Baso Aci: Masterpiece Asal Garut atau tulisan Desi Murniati lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.