Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ospek Itu Ajang Mengenalkan Kehidupan Kampus, Bukan Ladang Memeras Maba

Yessica Octa Fernanda oleh Yessica Octa Fernanda
9 Agustus 2024
A A
Ospek Itu Ajang Mengenalkan Kehidupan Kampus, Bukan Ladang Memeras Maba

Ospek Itu Ajang Mengenalkan Kehidupan Kampus, Bukan Ladang Memeras Maba (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Memasuki masa orientasi kampus (ospek) atau yang kini dikenal juga dengan nama PKKMB, panitia sangat disibukkan dengan berbagai agenda padat demi kelancaran acara. Mereka memutar otak dan mencari ide agar acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru ini meriah dan memorable bagi maba.

Tentu ambisi ini cukup menantang bagi mereka, karena di sisi lain mereka harus berhadapan dengan kerumitan masalah keuangan. Untuk membuat desain dan mengeksekusi konsep acara ospek, dibutuhkan dana segar yang besar jika mau all out. Banyak cara yang dilakukan panitia ospek, misalnya mencari partner sponsorship, mengajukan proposal ke pihak kampus, hingga menjual aneka produk.

Dresscode dan merchandise ospek menjadi produk yang paling sering dijualbelikan secara digital oleh panitia. Target marketing dresscode ospek adalah maba, sedangkan merchandise dapat dibeli oleh siapa saja.

Mengapresiasi upaya panitia ospek, tapi…

Pertama-tama saya mengapresiasi panitia yang sudah berusaha mencari pemasukan hasil jerih payah mereka sendiri, tanpa banyak berharap terhadap cairnya dana kampus. Hal itu juga membuktikan loyalitas panitia kepada acara ospek ini bukanlah kaleng-kaleng. Akan tetapi saya sangat menyayangkan ide menjual dresscode ospek dan wajib dibeli oleh para maba dengan dalih memudahkan maba mendapatkan kebutuhannya.

Entah apa alasan di balik itu semua. Apabila tujuannya untuk penyeragaman atau biar mudah dikenali, menurut saya keliru. Kebebasan dalam berpakaian asalkan sopan sangat dijunjung tinggi di perguruan tinggi.

Mahasiswa tidak memerlukan penyeragaman. Lagi pula per kelompok maba telah didampingi oleh kakak asuh yang bertugas mengasuh dan membimbing anak asuhnya. Kalau ada yang “menghilang”, kakak asuhlah yang harus mem-follow up.

Pada umumnya, dresscode utama ospek berupa kemeja putih, celana bahan hitam, rok panjang hitam, sabuk, dan hijab. Di beberapa kampus juga menambahkan beberapa aksesori seperti topi, buku notes, atau model baju lainnya yang wajib dipakai di hari kedua atau ketiga ospek.

Harga produk yang dijual panitia kelewat mahal

Tak hanya ospek tingkat universitas, belum afdal rasanya jika ospek fakultas dan prodi tidak meramaikan khazanah per-ospek-an ini. Otomatis dresscode yang ditawarkan juga beda lagi.

Baca Juga:

5 Motor yang Sebaiknya Nggak Dibeli Mahasiswa Baru karena Bikin Menyesal

7 Tabiat Dosen yang Wajib Diwaspadai Mahasiswa Baru agar Selamat di Dunia Perkuliahan

Tidak masalah untuk berjualan dresscode demi menambah pundi-pundi pemasukan panitia ospek. Tapi harga yang dipatok itu kelewat mahal. Misalnya, harga kemeja putih yang dipatok di salah satu kampus bisa mencapai 80 ribuan. Sedangkan saya cek harga kemeja putih di marketplace berkisar antara 40-60 ribuan saja. Bahkan ada yang di bawah 40 ribu. Selain itu, harga celana bahan hitam dibanderol sekitar 70 ribuan. Jika beli online atau di toko lain saja kita bisa mendapat harga yang lebih murah.

“Tapi kan ada barang ada kualitas. Kalau mahal ya bagus dong, lebih tahan lama.”

Anggapan tersebut benar adanya. Tapi menurut saya nominal tersebut cukup memberatkan bagi mahasiswa. Apalagi tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan finansial yang baik. Kemeja putih beserta celana atau rok pun tidak sering-sering dipakai. Paling digunakan ketika sidang, untuk pas foto, training pekerjaan, atau momen lain yang mewajibkan berpakaian formal putih hitam.

Panitia pun tidak perlu mewajibkan maba untuk membeli baju dresscode di store panitia ospek. Mereka bisa beli di mana saja dan mendapat harga yang lebih miring. Atau maba diizinkan mengenakan dresscode bebas dan sopan kemudian dilengkapi dengan almamater atau ID card. Mudah, hemat bujet pula. Kalau perlu, dresscode buat maba ini dihapuskan saja karena bukan kebutuhan yang mendesak.

Pengalaman saya waktu menjadi maba yang wajib beli jaket angkatan

Secuil pengalaman saya sebagai maba yang diwajibkan beli jaket angkatan dengan design yang biasa saja. Kata kating, biar serasi sama teman-teman yang lain. Dengan polosnya, saya termakan bujuk marketing kating tersebut.

Akan tetapi setelah beberapa pemakaian yang jarang, jahitan pada jaket angkatan tersebut sudah mulai terurai. Jujur saja saya agak sebel. Sudah tidak awet, harganya mahal pula. Sejak itu saya kapok beli merchandise mahal yang dijual panitia ospek.

Saya tidak terlalu mengetahui bagaimana kondisi keuangan panitia ospek dalam merancang acaranya. Jika memang membutuhkan dana tambahan, pemerasan terhadap para maba melalui pembelian dresscode atau merchandise secara wajib adalah hal yang salah. Jangan ya Dek ya.

Sejatinya kegiatan ospek bertujuan mengenalkan kehidupan kampus kepada maba. Ospek seharusnya menyimpan kenangan manis, bukan malah membuat maba sengsara.

Penulis: Yessica Octa Fernanda
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ospek Memang Ada Manfaatnya, tapi Peraturannya Itu, loh, yang Nggak Banget. Bisa Lebih Masuk Akal Nggak?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2024 oleh

Tags: mabamahasiswa baruospekospek kampusPKKMB
Yessica Octa Fernanda

Yessica Octa Fernanda

Mahasiswa teladan.

ArtikelTerkait

Saking Problematik dan Tak Punya Prestasi, Kini Ormek Memilih Caper Berorasi untuk Jual Diri pada Maba

Saking Problematik dan Tak Punya Prestasi, Kini Ormek Memilih Caper Berorasi untuk Jual Diri pada Maba

7 Agustus 2024
Mencari Motif Senior Membentak Junior Saat Ospek

Mencari Motif Senior (Goblok) Membentak Junior Saat Ospek

3 September 2022
Saking Ndesonya Soal Jogja, Saya Pernah Beli Pecel di Angkringan terminal mojok.co

Saking Ndesonya Soal Jogja, Saya Pernah Beli Pecel di Angkringan

3 April 2020
pengumuman sbmptn

Buat yang Sedang Menunggu Pengumuman SBMPTN: Selamat Bergalau Ria

9 Juli 2019
Alumni Kampus Suka Ikut Campur dan Sok Ngatur, Ospek dan Pemira Jadi Hancur dan Ngawur

Alumni Kampus Suka Ikut Campur dan Sok Ngatur, Ospek dan Pemira Jadi Hancur dan Ngawur

23 Juni 2025
3 Dosa yang Dilakukan Mahasiswa Baru Saat Ospek Kampus Mojok.co

3 Dosa yang Dilakukan Mahasiswa Baru Saat Ospek Kampus

9 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pantura Indramayu, Jalur Penghubung Jakarta dan Cirebon yang Penuh Tantangan dan Segudang Masalah

Pantura Indramayu dan Kisah Pilu Radiator Springs-nya Jawa: Dulu Dicinta, Kini Cuma Jadi Sejarah

9 November 2025
Buaran Plaza, Mal Mungil di Jakarta Timur yang Jadi Andalan Warga Mojok.co

Buaran Plaza, Mal Mungil di Jakarta Timur yang Jadi Andalan Warga

10 November 2025
Pengalaman Saya Berkunjung ke Medan Nggak Sesuai dengan Ekspektasi, Benar-benar Bikin Kaget!

Pengalaman Saya Berkunjung ke Medan Nggak Sesuai dengan Ekspektasi, Benar-benar Bikin Kaget!

8 November 2025
4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa Mojok.co

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

7 November 2025
4 Ciri Penjual Cilok yang Dagangannya Sudah Pasti Enak Mojok.co

4 Ciri Penjual Cilok yang Dagangannya Sudah Pasti Enak

7 November 2025
Wisuda UIN SATU Tulungagung yang Bener-bener Nggak Masuk Akal: Wisuda kok Sekali Sebulan. Itu Wisuda atau Jadwal Ganti Oli?

Kampus Islam Rasa Bebas: Fenomena UIN yang Bikin Bingung Malaikat Pencatat Amal

9 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Terpaksa Bohongi Ibu dan Pendam Trauma: Dihina Teman-teman Saat Berikan Waluh Kukus Hasil Kerja Keras Ibu Bekerja sebagai Buruh
  • Rela Iuran hingga Bawa Beras 1 Kg untuk Amunisi di Laga Futsal Jogja, UM Gagal Jadi Juara tapi Harumkan Nama Kampusnya
  • Di Balik Denyut MICE di Jogja, Ada Sembilan Comm yang Selalu Siap di Belakang Panggung
  • Hormat dan Patuh pada “Orang Tua”, Kunci Nafas Panjang STARCROSS sebagai Brand Legend Jogja
  • Perjuangan Ibu Belikan Sepatu Futsal, Beri Saya Kegigihan di Bawah Mistar
  • Aulia, Clutch Player UNY dari Bukit Pinus yang Tak Butuh Sorotan Untuk Bersinar

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.