Daftar Isi
Nggak usah sok-sokan ingin merobohkan oligarki
Menjadi oposisi bagi pemerintah yang nggak becus adalah khittah gerakan mahasiswa. Tapi, kalau gerakan mahasiswanya kaya di Bangkalan Madura nggak usah sok-sokan mau jadi oposisi. Saya yakin 100 persen, kalian akan gagal menjadi oposisi yang baik bagi pemerintah.
Ya, coba saja kalian bayangkan. Kalian mau menyerang oligarki 15 partai politik yang sedang bersatu, tapi timmu sendiri lebih memilih pecah dan saling senggol. Belum lagi, situ juga nggak mau bersatu dengan tim tetangga karena masalah gengsi.
Saya tahu kalian merasakan sendiri. Sebab, setiap kali ada demonstrasi di Bangkalan Madura, selalu saja aksinya kubu-kubuan. Makanya, saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa oposisi kalian gagal total!
Oligarki ketawa melihat ormek seperti ini
Ketika organisasi mahasiswa pecah tak ada yang diuntungkan kecuali para pejabat. Mereka lebih merasa aman, sebab oposisi yang paling ditakuti mereka, yakni mahasiswa, sudah rusak. Sebaliknya, ormek-ormek ini lebih besar kemungkinan untuk njilat-njilat kepada mereka. Alasannya, karena mereka mengejar pengakuan diri, kubu/ketua mana yang diakui oleh pejabat.
Yang tadinya ormek dibentuk untuk melawan pemerintah, eh di Bangkalan Madura malah jadi penyembah.
Saya yakin pejabat pemerintah hanya ketawa-ketawa di kantor mereka. Sebab, kondisi seperti ini memang diharapkan oleh mereka. Dengan pecahnya gerakan mahasiswa, beban oposisi pemerintah lebih ringan. Karena mahasiswanya sudah sibuk bikin taktik politik untuk melawan antar pengurus daripada mengkaji kebijakan pemerintah yang nggak becus. Dungu dungu!
Solusinya adalah bubarkan, nggak usah ada organisasi kayak gitu di Bangkalan
Saya rasa tidak ada harapan lagi ormek di Bangkalan Madura akan menjadi lebih baik. Jalan satu-satunya yang bisa diambil adalah bubarkan semua ormek. Ormek sudah kusut dan tidak relevan lagi dijadikan sebagai gerakan mahasiswa. Kita butuh ide gerakan baru yang benar-benar menjadi pengawal kenierja pemerintah.
Saya sangat serius dengan argumen ini. Sebab, permasalahan yang ada di ormek sudah terstruktur kokoh. Gaya pengkaderan, pelatihan, agenda perkopian, hubungan senior-junior, dan semua dimensinya telah menstruktur demikian. Sangat sulit untuk menjadi lebih baik. Makanya saya bilang solusinya adalah bubarkan.
Saya tidak menyangkal bahwa awal kehadiran HMI dan PMII di Indonesia memang sangat dibutuhkan awalnya. Tapi, gerakan tersebut saat ini, terlebih jika melihat apa yang terjadi di Bangkalan, sudah sangat tidak relevan. Gerakannya bukan lagi kembali pada rakyat, tapi sibuk menjilat pada pejabat. Fenomena ini pula yang membuat perkembangan bangsa kita sangat susah, sebab tidak ada kelompok oposisi yang serius melawan pemerintah. Sekian!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Musuh Terbesar Organisasi Ekstra Kampus Adalah Kadernya Sendiri