Pemeriksaan ultrasonografi atau biasa disingkat USG, erat sekali kaitannya dengan kehamilan seorang perempuan. Pemeriksaan USG ini biasanya dilakukan untuk mengetahui kondisi janin dalam rahim pada usia kehamilan tertentu. Saking eratnya, banyak yang cuma tahu bahwa pemeriksaan ini hanya untuk hal tersebut. Padahal dalam teori dan praktiknya tidaklah demikian.
Akibatnya, beberapa orang merasa takut dan malu untuk melakukan pemeriksaan USG. Misalnya saja seorang perempuan muda yang melakukan pemeriksaan USG, sering kali dikira sedang hamil. Hal ini, kan, bakal jadi momok lantaran takut disangka yang tidak-tidak, padahal si pasien harus segera memeriksakan diri untuk mengetahui kondisi organ tubuhnya.
Selain itu, pengetahuan mengenai USG yang ternyata bisa untuk memeriksa organ lain pun seringnya tidak dimiliki oleh banyak orang. Paling-paling cuma diketahui oleh beberapa orang dan lingkungannya yang kerja di klinik atau rumah sakit.
Maka dari itu, saya yang sehari-hari mendampingi dokter spesialis radiologi melakukan pemeriksaan USG merasa perlu meluruskan bahwa pemeriksaan ini tidak hanya untuk periksa kehamilan. Terus, apalagi dong yang bisa diperiksa dengan USG? Jawabannya: banyak banget! Meski tidak sebanyak pemeriksaan rontgen, sih.
Jika dibandingkan dengan rontgen, prinsip utama USG ini hampir mirip, yaitu pemeriksaan diagnostik. Berarti pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengetahui kondisi organ yang diduga memiliki masalah. Misalnya kamu mengeluh sakit perut, dokter yang memeriksa akan menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG. Nah, jika kamu setuju, kamu akan di-USG untuk menentukan penanganan atau obat apa yang tepat atas keluhanmu tersebut. Dengan kata lain, bukan USG-nya yang membantu menyembuhkan penyakitmu, ya. Yah, sama kayak rontgen, CT-scan, atau MRI gitu.
Perbedaan antara USG dengan rontgen, CT-scan, dan MRI kira-kira begini. Rontgen atau CT-scan menembus tubuh menggunakan sinar-X, MRI menggunakan gelombang magnet, sementara USG memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi ultrasonik. Dan di antara itu semua, sama-sama akan diubah menjadi gambar.
Pada prinsipnya, siapa pun bisa diberikan pemeriksaan USG. Ya masa, sih, penemuan secanggih ini cuma buat satu pemeriksaan? Kan sayang. Toh, ilmu pengetahuan juga tidak diskriminatif kayak pembangunan di negaramu. Eh. Selain itu, pemeriksaan USG ini juga tidak memiliki efek apa-apa. Tidak seperti rontgen yang ada efeknya (meski sangat kecil, sih) karena bagaimanapun ia memanfaatkan radiasi sinar-x.
Kembali ke pertanyaan awal, lalu apa saja yang bisa diperiksakan dengan USG?
Pertama, yang paling sering saya temui adalah USG untuk abdomen alias perut. Dengan pemeriksaan ini, kamu bisa mengetahui kondisi organ-organ tubuh seperti lambung, hati, pankreas, limpa, kantung empedu, ginjal, kandung kemih, usus buntu (appendiks), rahim (untuk perempuan), dan kelenjar prostat (untuk laki-laki).
Dibandingkan dengan rontgen pada perut, pemeriksaan USG perut—terutama pada kasus tertentu—bisa lebih jelas menggambarkan organ dan kelainannya, sehingga bisa lebih jelas pula penanganan selanjutnya. Misalnya jika ada batu di ginjal, dengan USG akan lebih jelas terlihat dibanding rontgen, apalagi jika ukurannya kecil. Selain itu, pesawat USG juga memiliki sistem komputasi yang canggih sehingga menghadirkan fitur-fitur untuk menunjang pemeriksaan seperti mengukur dengan pasti ukuran batu atau tumor.
Khusus pada pemeriksaan ini, pasien biasanya dianjurkan puasa makan beberapa jam sebelumnya. Kemudian, satu sampai tiga jam sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan banyak minum dan menahan buang air kecil.
Disuruh puasa makan tuh bukan bertujuan meningkatkan imtaq, melainkan agar saat pemeriksaan feces atau sisa makanan tidak mengganggu gambaran dan menutupi organ sehingga gambarnya bisa lebih jelas. Sementara menahan buang air kecil sama, sih, tujuannya, cuma lebih memanfaatkan sifat gelombang suara yang merambat dengan baik dengan media benda cair daripada udara mengingat USG ini teknologi yang memanfaatkan suara.
Kedua, yang paling sering saya temui lagi adalah USG kelenjar getah bening pada leher atau ketiak. Sebab, kelenjar ini adalah produsen imun bagi tubuh kita. Dan, jika kita punya masalah atau infeksi di sekitarnya, seperti sakit gigi, sakit kepala sampai tenggorokan, atau masalah di paru-paru, kelenjar ini akan membengkak dengan sendirinya. Jadi, pemeriksaan ini lumayan sering karena masalah-masalah itu juga sering didapati di sekitar kita.
Nah, pemeriksaan USG ini biasanya buat memastikan—dibantu pemeriksaan penunjang lain—apakah pembengkakan pada daerah leher dan ketiak itu hanyalah pembengkakan kelenjar ataukah malah tumor.
Ketiga, selain kedua jenis pemeriksaan USG di atas, masih banyak lagi yang lain tapi jarang saya temui dan diketahui banyak orang seperti USG thorax (rongga dada), USG mamae atau payudara, USG testis, USG kepala (biasanya pada bayi), USG doppler (mendeteksi tumor di lengan atau kaki, dan masalah pembuluh darah), dan lain-lain.
Mungkin beberapa yang jarang saya temui itu, selain bisa dilakukan dengan pemeriksaan lainnya, juga karena ya tadi banyak orang yang tidak mengetahui kalau USG bisa melakukan lebih dari periksa kehamilan.
Intinya, entah kamu pria ataupun wanita, hamil atau tidak, bisa mendapatkan pemeriksaan USG. Tentunya dengan rekomendasi dari dokter pemeriksa. Sebab, cuma dokter yang berhak menentukan apa diagnosa dan jenis pemeriksaan yang harus dilakukan.