Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Mempertanyakan Orang-orang yang Kuliah Jurusan Pendidikan, padahal Jelas Lulusannya Bakal Sengsara

Khoerul Umam oleh Khoerul Umam
27 September 2025
A A
Mempertanyakan Orang-orang yang Masih Tertarik Kuliah Jurusan Pendidikan, padahal Lulusannya Banyak yang Sengsara Mojok.co

Mempertanyakan Orang-orang yang Masih Tertarik Kuliah Jurusan Pendidikan, padahal Lulusannya Banyak yang Sengsara (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Narasi kuliah di jurusan pendidikan tidak pernah berubah dari dahulu hingga detik ini. Jurusan ini selalu dipromosikan sebagai jurusan yang mulia. Tidak salah memang, sebab lulusannya memang diarahkan untuk menjadi guru. Pekerjaan yang mulia karena mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Akan tetapi, realita di lapangan lebih ruwet daripada narasi yang “wangi” tadi. Kesejahteraan guru masih saja jadi isu hingga detik ini. Tidak sedikit mahasiswa Jurusan Pendidikan yang akhirnya pening setelah lulus. Mereka memang menjadi guru dengan tanggung jawab yang mulia. Namun, sehari-hari dibayangi dengan berbagai keluhan, terutama terkait kesejahteraan. 

Bak lagu lama, persoalan ini sudah bertahun-tahun terjadi, tapi tidak segera menemukan titik terang. Itu mengapa saya selalu bertanya-tanya. Kenapa ya masih ada orang yang tertarik kuliah di jurusan ini sementara potret kesejahteraan guru di lapangan benar-benar miris. Tiap kali melihat mahasiswa jurusan pendidikan, rasanya saya ingin menjejalkan fakta-fakta di lapangan di bawah ini supaya mereka sadar. 

#1 Jadi guru memang cita-cita yang mulia, tapi gaji pas-pasan

Menjadi guru memang mulia. Kamu bisa mengubah masa depan murid, menginspirasi, dan jadi tokoh yang dihormati. Namun, di balik semua itu, gaji guru, terutama honorer, sering kali bikin meringis. 

Asal tahu saja, masih ada lho guru yang digaji Rp300 ribu sebulan. Bahkan, ada yang dibayar dengan beras atau janji manis kepala sekolah. Alhasil, banyak guru harus cari tambahan. Ada yang buka les privat, ada yang jualan online, bahkan tidak jarang jadi driver ojol setelah pulang sekolah. Profesi yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa ini akhirnya juga jadi pahlawan tanpa saldo di rekening.

#2 Tugas kuliah mahasiswa Jurusan Pendidikan nyaris tak ada habisnya

Mahasiswa pendidikan sering jadi korban tugas beruntun. Mulai dari micro teaching, observasi ke sekolah, sampai laporan tebal berlembar-lembar. Rasanya, dosen ingin memastikan mahasiswa bukan hanya siap jadi guru, tapi juga siap jadi budak administrasi. Belum lagi, ada praktik mengajar pura-pura di depan teman sekelas. Kalau gugup atau salah ngomong, siap-siap ditertawakan. Dari sini, mentalmu benar-benar ditempa: bukan hanya untuk menghadapi murid, tapi juga untuk menghadapi rasa malu sendiri.

#3 Jadi CPNS itu rebutan, seperti war tiket konser Coldplay

Banyak mahasiswa pendidikan bermimpi jadi PNS. Alasannya sederhana, status lebih jelas, gaji tetap, dan ada jaminan pensiun. Namun, sayangnya, formasi guru dalam seleksi CPNS itu rebutannya luar biasa ketat. Sainganmu bukan cuma satu kampus, tapi se-Indonesia. Kalau pun lolos, penempatannya sering tidak sesuai harapan. Ada yang terpaksa pindah ke pelosok jauh dari keluarga. Alih-alih jadi pahlawan di kampung halaman, malah jadi perantau dengan cerita perjuangan yang penuh air mata.

#4 Lulusan Jurusan Pendidikan saja tidak cukup, masih ada sertifikasi guru 

Banyak mahasiswa jurusan Pendidikan yang berharap setelah lulus, jalan hidup jadi lebih mudah dengan tunjangan sertifikasi. Nyatanya, sertifikasi itu butuh perjuangan panjang. Ada tumpukan berkas yang harus diurus, pelatihan yang melelahkan, dan antrean yang bisa bertahun-tahun. 

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Sering kali, guru baru bisa menikmati tunjangan saat usia sudah setengah baya. Padahal, saat masih muda dan butuh banyak biaya hidup, mereka justru harus rela menunggu sambil hidup seadanya. Jadi, jangan bermimpi cepat kaya setelah lulus kuliah pendidikan.

#5 Lulusan Jurusan Pendidikan siap-siap kena gashlighting, “Kalau ngajar, harus ikhlas.”

Kalimat ini sering jadi tameng saat guru menuntut kesejahteraan. Seakan-akan, kalau guru bicara soal gaji, berarti mereka tidak tulus. Padahal, ikhlas itu bukan berarti harus rela hidup pas-pasan selamanya. Yang lebih ironis, banyak pihak yang memanfaatkan narasi “ikhlas” ini. Pemerintah merasa aman tidak perlu menaikkan gaji signifikan, masyarakat merasa sah-sah saja menyuruh guru bekerja ekstra tanpa bayaran. Ikhlas kok dijadikan alasan untuk tidak memperbaiki sistem.

#6 Kerja rodi di balik administrasi

Lulusan Jurusan Pendidikan yang menjadi guru perlu serba bisa. Sebab, kalian tidak hanya jadi pengajar murid. Itu baru separuh pekerjaan. Separuh lainnya adalah menumpuk laporan: RPP, silabus, catatan kehadiran, evaluasi, hingga laporan harian. 

Kadang, guru lebih sibuk berhadapan dengan kertas dan komputer daripada dengan murid. Parahnya lagi, administrasi ini sering berubah sesuai aturan baru. Begitu sudah selesai membuat setumpuk berkas, eh keluar lagi format baru dari dinas. Akhirnya, guru seperti terjebak dalam siklus tanpa akhir: mengulang pekerjaan yang sama hanya karena formatnya diganti.

#7 Dianggap profesi kelas ke-2

Mahasiswa Jurusan Pendidikan yang jadi guru perlu bersiap menghadapi kenyataan bahwa pekerjaan ini adalah kelas ke-2. Ironis memang. Masyarakat dan orang tua sekarang ini tampak lebih bangga kalau anaknya jadi dokter, insinyur, atau kerja di BUMN. Tapi kalau jadi guru? Sering dianggap pilihan terakhir. 

Padahal, tanpa guru, mana bisa lahir dokter atau insinyur. Sayangnya, penghargaan itu baru datang di acara perpisahan sekolah atau hari guru nasional, bukan dalam bentuk gaji dan fasilitas yang memadai. Akhirnya, guru dihormati dengan bunga, bukan dengan uang.

Jurusan Pendidikan memang mulia, sebab pada akhirnya merekalah yang mendidik penerus bangsa. Namun, narasi yang beredar seharusnya tidak berhenti sampai di situ. Kenyataannya, jadi lulusan Jurusan Pendidikan yang menjadi guru itu menghadapi banyak tantangan. Bisa dibilang, memilih jurusan ini adalah pintu awal menuju kesengsaraan. 

Tulisan ini tidak bermaksud memengaruhi para pembaca untuk membenci atau menghindari Jurusan Pendidikan. Saya hanya ingin memaparkan dengan gamblang kenyataan di lapangan. Sehingga, mahasiswa yang nyemplung ke jurusan ini benar-benar siap. Tidak merasa terjebak maupun tertipu. Tulisan ini sekaligus menjadi kritik untuk para pemangku kepentingan untuk lebih memerhatikan nasib guru yang punya tanggung jawab mulia. 

Penulis: Khoerul Umam
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Alasan Saya Masuk dan Betah Kuliah di UNY hingga S2 dari Awalnya Asal Pilih Saja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2025 oleh

Tags: gurujurusan gurujurusan kuliahjurusan pendidikankuliah gurukuliah pendidikan
Khoerul Umam

Khoerul Umam

ArtikelTerkait

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru Mojok.co

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

28 Agustus 2024
Jangan Ambil Jurusan Psikologi kalau Belum Siap Menghadapi Realitas Ini Mojok.co

Jangan Ambil Jurusan Psikologi kalau Belum Siap Menghadapi Realitas Ini

9 April 2025
5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata Terminal Mojok

5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata

13 Maret 2022
UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

30 Oktober 2024
Jurusan Sastra Indonesia: Fakta dan Stereotip Goblok yang Disematkan kepada Mahasiswa Sasindo

Jurusan Sastra Indonesia: Fakta dan Stereotip Goblok yang Disematkan kepada Mahasiswa Sasindo

23 Oktober 2023
4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Jadi Guru, Sebaiknya Cari Profesi Lain kalau Nggak Ingin Menyesal Seumur Hidup Mojok.co

4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Jadi Guru, Sebaiknya Cari Profesi Lain kalau Nggak Ingin Menyesal Seumur Hidup

29 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.