• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Madiun Tak Menganut Komunisme, dan Madiun Bukanlah Basis PKI, Ingat Itu!

Geza Xiau oleh Geza Xiau
15 Desember 2022
A A
Orang Madiun Tak Menganut Komunisme, dan Madiun Bukanlah Basis PKI, Ingat Itu!

Orang Madiun Tak Menganut Komunisme, dan Madiun Bukanlah Basis PKI, Ingat Itu! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kau mengenalkan diri sebagai orang Madiun, orang akan punya tiga reaksi. Reaksi pertama adalah, “Oh yang pecel itu?” Reaksi kedua, “Oh, jenengan Terate nopo Winongo?” Reaksi ketiga adalah, “Yang PKI itu kan?”

Reaksi pertama dan kedua, bisa diterima. Wajar, Madiun terbuat dari pecel dan pencak silat. Tapi untuk reaksi ketiga ini, beneran ra mashok. Tak ada “spectre” yang menghantui Madiun, beneran.

Saya sudah kenyang ditanya PKI-PKI beginian ketika mengenalkan diri sebagai orang Madiun. Bahkan pada waktu tertentu, saya dikira menganut paham komunis. Tentu saja itu gila, saya menganut paham turu wae mending ra risiko.

Sebenarnya, sudah banyak upaya dilakukan untuk menghapus stigma Madiun sebagai basis PKI. Masalahnya, orang Indonesia itu, kalau sudah percaya, susah didebat. Meski itu jelas-jelas salah sekali pun.

Untuk lebih jelas di mana letak salahnya, yok kita urai tipis tipis cerita PKI Madiun. Pemberontakan PKI Madiun (Madiun Affair) terjadi 18 September 1948, tujuan utamanya ya untuk menggulingkan pemerintahan yang sah yaitu Republik Indonesia dan mengganti landasan negara, terjadi saat pemerintahan Indonesia dipimpin oleh Presiden Sukarno.

Madiun kala itu dijadikan pusat aksi oleh Muso dan Amir Syarifudin untuk mendeklarasikan Republik Indonesia Soviet. Sebelumnya, pada 17 September 1948 Magetan hingga Blora dibuat kacau oleh PKI dan puncaknya 18 September 1948 di Madiun.

Catat, pusat aksi. Pusat aksi. Bukan markas.

Dalam beberapa kesempatan, Kaji Mbing sapaan akrab Bupati Madiun juga menegaskan bahwasanya tidak ada tokoh PKI dari Kabupaten Madiun. Justru tokoh masyarakat dan agama dari Madiun yang jadi korban peristiwa kejam PKI 1948. Kaji Mbing juga tak bosan bosan menjelaskan kepada publik, tokoh PKI yang melakukan pemberontakan adalah Amir Syarifudin dan Muso, dan dua tokoh ini jelas bukan orang Madiun. Para tokoh PKI hanya menguasai Madiun selama 12 hari dan berhasil dipukul mundur oleh Pasukan Siliwangi bersama rakyat. Madiun kembali dikuasai Pemerintah Indonesia pada 30 September 1948.

Pada intinya, Madiun bukanlah bagian dari PKI, daerah yang diapit oleh Gunung Wilis dan Lawu ini hanyalah korban dan malah daerah pertama yang melawan PKI. Lantas, langkah apa saja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Madiun untuk meluruskan salah paham publik akan peristiwa ini?

Sependek yang saya baca, upaya yang dilakukan para pemangku kebijakan ya sosialisasi tahunan lewat upacara Hari Kesaktian Pancasila, inovasi Kampung Pesilat Indonesia yang masih jauh dari kata sempurna. Oh iya, dilakukan juga pembinaan kepada guru sejarah agar tidak salah penyampaian perihal tragedi kelam PKI 1948. Apakah berhasil? Jelas tidak!

Upaya normatif yang tidak populer semacam ini barangkali sudah nggak efektif, mau sampai kapan pola komunikasi publik dan edukasi tentang peristiwa 48 hanya berhenti pada panggung panggung diplomasi dan pidato tahunan yang membosankan. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sat set, sudah waktunya instrumen kemajuan dilibatkan. Nggak usah ndakik ndakik ngebahas kerjasama antar stakeholder dengan skema pentahelix, penguatan regulasi lembaga dalam membentuk tim branding, penciptaan reformasi birokrasi yang transparantif. Ruwet!

Cara populer sepertinya memang ditempuh. Seperti, yak, tebakan kalian benar: FYP TikTok. Atau pakai jasa influencer. Kalau upaya meluruskan sejarah lewat cara konvensional gagal, coba gunakan cara lain meski nggak nyambung. Ingat, if it’s stupid, but it works, it sure as hell ain’t stupid.

Kalau mau cara populer dan wangun, bisa tiru cara Asumsi Distrik menjelaskan suatu daerah. Tetap libatkan orang populer, tapi dengan cara yang elegan. Atau bisa mengerahkan para perantau asli Madiun untuk menulis dan menceritakan betapa jauhnya PKI dari mereka.

***

Paham komunisme sudah mati. Meyakini paham tersebut bisa membawa perubahan di masa kini mungkin hanya mengundang tawa. Memahami hal ini itu penting, agar kita tak mudah melabel orang menganut paham ini hanya karena daerahnya pernah jadi pusat aksi partai komunis.

Saya pikir, masalah utama dari stigmatisasi akan satu hal adalah orang kerap tak mau “menantang” isi pikirannya sendiri sebelum meyakini. Dan itu jelas masalah besar: bagaimana bisa kau yakin betul bahwa dirimu benar?

Penulis: Geza Xiau
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kegiatan ‘Biadab’ Orang PKI Sepekan Sebelum 1 Oktober 1965

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Desember 2022 oleh

Tags: komunismadiunpkisilatstigma

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Geza Xiau

Geza Xiau

Pemuda males ibadah tapi percaya Tuhan.

ArtikelTerkait

Benarkah Orang Madura Tidak Bisa Kesurupan?

Benarkah Orang Madura Suka Main Dukun?

6 Februari 2023
Membela Martabat Tembok Rumah Bercat Hijau Terminal Mojok

Membela Martabat Tembok Rumah Bercat Hijau

12 Januari 2023
Branding Madiun Kampung Pesilat Indonesia yang Berlebihan

Konflik Pencak Silat Madiun dari Cerita Pelaku: Pertempuran Tak Akan Pernah Berakhir

2 Desember 2022
Rokok Itu Simbol Komunis-Kapitalis-Liberal-Konservatif, Pokoknya Bahaya!

Rokok Itu Simbol Komunis-Kapitalis-Liberal-Konservatif, Pokoknya Bahaya!

5 November 2022
Yamaha RX King: Awalnya Benci, Lama-lama Cinta Mati

Yamaha RX King: Awalnya Benci, Lama-lama Cinta Mati

13 Oktober 2022
4 Ciri Warung Nasi Pecel di Madiun yang Murah dan Enak

4 Ciri Warung Nasi Pecel di Madiun yang Murah dan Enak

6 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Menebak Karakter Seseorang dari Isi Keranjang Shopee-nya Terminal Mojok

Menebak Karakter Seseorang dari Isi Keranjang Shopee-nya

Tanpa Coffee Shop, Sleman Akan Berisi Manusia Stress dan Hopeless Terminal Mojok menu

Panduan Menu di Coffee Shop agar Nggak Bingung Saat Pesan

Indofood Riset Nugraha, Solusi Mengerjakan Skripsi Tanpa Biaya skripsi mojok.co

Indofood Riset Nugraha, Solusi Mengerjakan Skripsi Tanpa Biaya

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

21 Maret 2023
5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

22 Maret 2023
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!