Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kabupaten Trenggalek Juga Punya Banyak Pendekar dan Sisi Gelap Ini Pernah Ada

Prima Ardiansah Surya oleh Prima Ardiansah Surya
12 Oktober 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saya agak ngganjel dengan tulisan Mas Ahmad Natsir yang membahas tentang Madiun Kota Pendekar. Saya pengin bilang ini di depan Mas-nya sambil nyruput kopi hitam manis khas daerah Selatan Jawa Timuran:

“Mas, nggak cuma Madiun, kok. Untuk urusan kependekaran, Kabupaten Trenggalek juga, walaupun kami nggak perlu susah-susah klaim diri sebagai Kota Pendekar.”

Ceritanya begini. Sejak saya SD kelas 4, sekitar 2007-an, hampir semua teman laki-laki saya bercita-cita sebagai pendekar. Hal ini bukan hanya dipengaruhi hype anime Naruto yang ditayangkan di Lativi waktu itu. Bukan. Ini memang dampak dari kakak kelas kami, para pemuda yang merasa keren dan bangga jika mereka bisa berstatus sebagai pendekar, atau orang sini biasa disebut warga. 

Sebagai gambaran betapa susahnya untuk menjadi warga, saya coba ceritakan pengalaman saya sendiri. Saya adalah warga PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate), ikut latihan dari kelas 2 SMP sampai bisa dilantik menjadi warga kelas 1 SMA. Sekitar dua tahun lebih dikit. Dalam kurun waktu itu, saya harus bisa menghafalkan semua gerakan jurus dan senam dari tiap tingkatan mulai sabuk merah muda, hijau, putih, sampai bersabuk mori (kain kafan). 

Seminggu, saya masuk dua kali, tentu saja pelatihan dilakukan malam hari sehabis Isya sampai tengah malam. Kadang juga lebih. Sesekali kami diharuskan sambung (latihan tarung) melawan kawan kami sendiri, pelatih, atau warga senior. Tiap sesi latihan, ratusan push up dan sit up sudah jadi sego jangan (nasi sayur). Sehingga, sampean jangan kaget kalau para pendekar itu begitu berani untuk melakukan aksi tawuran. Lha, mereka sangat mampu, kok. 

Tidak mau kalah, di tempat saya juga eksis beberapa perguruan lain. Seperti IKSPI Kera Sakti dan IPSNU Pagar Nusa. Porsi latihannya ya mirip-mirip, lah, dengan pola gerakan yang punya ciri khasnya. Kalau bisa disamakan dengan kartun Avatar, mungkin Kera Sakti bisa dikatakan pengendali udara, PSHT pengendali api, dan Pagar Nusa pengendali bumi. Bisa, kan, Anda bayangkan bagaimana pola gerakannya?

Kembali lagi di jalan cerita saya tadi. Menurut saya, ketika 2010, perselisihan antar tiga perguruan besar di Kabupaten Trenggalek ini sedang pada fase puncak-puncaknya. Saking seramnya, waktu itu marak muncul kasus bacokan oleh oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan salah satu perguruan melawan perguruan lain. Gobloknya, sering kali motifnya nggak jelas, bisa karena wanita, penghinaan, atau sebatas adu pandang. Ya, sebatas adu pandang, Anda tidak salah baca. Mungkin sebagai ajang unjuk diri saja. 

Begitu muramnya tahun-tahun itu, selaras seperti yang diceritakan Mas Natsir. Sering tiba-tiba ada konvoi kemudian meletus tawuran, kadang tiba-tiba ada pengendara motor nggak bersalah yang babak belur, padahal dia bukan anggota perguruan mana pun.

Makanya, ketika ada konvoi, para pengendara jalanan lebih baik berhenti dan melipir, supaya nggak kena sial. Kalau Anda tidak percaya, Anda bisa tanya langsung ke pemuda Trenggalek kelahiran 90-an yang Anda kenal. 

Kobaran barbarisme pendekar di tahun-tahun itu tentu saja semakin surut. Alasannya apa? Jelas karena regenerasi yang kurang maksimal akibat nama perguruan yang terlanjur dinilai buruk oleh masyarakat. Kalau Mas Natsir mengatakan di Madiun tawuran yang terjadi sekarang masih sering seperti dulu, saya bisa klaim di Kabupaten Trenggalek intensitasnya jauh sangat berkurang. 

Mas Natsir pun mengatakan kalau alasannya karena generasi suka tawuran sudah fokus bekerja, hal ini memang ada benarnya, tetapi coba saya jawab mewakili kakak-kakak pendekar dua sampai tiga tahun di atas saya.

Sebenarnya, alih-alih menjadi pendekar, remaja generasi setelahnya lebih suka bermain gim online dan melakukan hobi lain untuk ajang pembuktian diri, kok Mas. Logis, daripada harus beradu jotos yang ujung-ujungnya sakit. Itu yang terjadi di Kabupaten Trenggalek, entah kalau di Madiun sana. 

Nah, adanya penurunan regenerasi itu pula, maka perguruan makin berbenah. Syukur sekarang tiap-tiap perguruan sudah semakin mawas diri dan terus menjaga kedamaian. Saking tenangnya era sekarang, Anda akan mudah menemukan banner ucapan selamat Idul Fitri atau selamat tahun baru yang tertempel logo-logo perguruan silat berjejer sama tinggi di Trenggalek. Ini menandakan semangat kerukunan dan semangat saling menjaga. 

Pihak kepolisian pun sering membuat pertemuan yang mengundang para tetua perguruan untuk saling bersilaturahmi dan membicarakan potensi-potensi tawuran ketika menjelang tahun baru maupun hari raya. Hasilnya, Trenggalek di era sekarang jauh lebih kondusif daripada tahun-tahun yang lalu itu. 

Kabar baiknya lagi, kini bukan hanya PSHT, Pagar Nusa, dan Kera Sakti saja yang mendominasi. Sekarang perguruan lain seperti Tapak Suci, PSH Winongo, Merpati Putih, dan sederet perguruan lain semakin berkembang pula.

Mungkin kalau daerah lain yang pendekarnya masih sering tawuran layaknya Madiun seperti yang diceritakan Mas Natsir, bisa kok pejabatnya studi banding ke Trenggalek. Atau kalau mau mengundang para tetua perguruan sini untuk memberikan kuliah cara menjaga kedamaian antar perguruan, juga boleh. Nanti bisalah kabar-kabar ke saya. 

Oh iya, ngomong-ngomong, dulu saya ikut PSHT karena nonton Naruto. Saya terinspirasi karakter Sasuke yang rela bertaruh nyawa untuk bisa menyerap ilmu Orochimaru. Pokoknya semakin keras berlatih maka semakin kuat. Tetapi, saya merasa kuat waktu sehabis dilantik jadi warga saja aja. Sekarang, perut saya sudah semakin buncit, tumpukan lemak juga sama sekali tidak membuat saya terlihat gagah. Hadeh. Sungguh menyedihkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2021 oleh

Tags: Kota Pendekarmadiunpencak silattrenggalek
Prima Ardiansah Surya

Prima Ardiansah Surya

Dokter internship di RSU Aisyiah Ponorogo dan Puskesmas Jenangan Ponorogo.

ArtikelTerkait

merlion madiun mojok

Patung Merlion di Madiun Nggak Perlu Digugat karena Orang Kampung pun Berhak Bahagia

4 Januari 2021
Nasi Pecel Bukan Milik Madiun Saja, Kota Lain di Jawa Timur Juga Punya

Nasi Pecel Bukan Milik Madiun Saja, Kota Lain di Jawa Timur Juga Punya

23 April 2024
Mimpi Mahasiswa Jogja Asli Madiun yang Merintis Usaha Sambel Pecel: Setidaknya Setara Rendang

Mimpi Mahasiswa Jogja Asli Madiun yang Merintis Usaha Sambel Pecel: Setidaknya Setara Rendang

22 Juli 2024
oleh-oleh khas madiun mojok.co

Enak Banget! Ini Dia Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Madiun

24 Juni 2020
Mimpi Mahasiswa Jogja Asli Madiun yang Merintis Usaha Sambel Pecel: Setidaknya Setara Rendang

Madiun, Kota Paling Mindblowing yang Pernah Saya Kunjungi

10 Desember 2024
6 Keistimewaan Bluder Cokro, Oleh-oleh Legendaris Khas Madiun sejak 1989 Terminal Mojok.co

6 Keistimewaan Bluder Cokro, Roti Legendaris Khas Madiun sejak 1989

11 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jurusan Peternakan, Jurusan yang Saya Jadikan Pelarian, Ternyata Penuh Potensi Cuan yang Super Besar

Jurusan Peternakan, Jurusan yang Saya Jadikan Pelarian, Ternyata Penuh Potensi Cuan yang Super Besar

9 Juli 2025
Kampel: Makanan Khas tapi Nggak Semua Orang Purwokerto Tahu

Kampel: Makanan Khas tapi Nggak Semua Orang Purwokerto Tahu

13 Juli 2025
Tidak Semua Orang Doyan Makan Nasi Pecel GOR Satria Purwokerto yang Menyalahi Kodrat, Sebaiknya Pikir Ulang Sebelum Mencicipinya Mojok.co

Tidak Semua Orang Doyan Pecel di GOR Satria Purwokerto yang Menyalahi Kodrat, Sebaiknya Pikir Ulang Sebelum Mencicipinya

11 Juli 2025
3 Alasan yang Membuat Orang Purwokerto Minder dan Iri pada Warga Jogja Mojok.co

3 Alasan yang Membuat Orang Purwokerto Iri pada Warga Jogja

15 Juli 2025
Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

10 Juli 2025
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Menyesal Kuliah Jurusan Pendidikan, Tiga Tahun Mengajar di Sekolah Nggak Kuat, Sekolah Menjadi Ladang Bisnis Berkedok Agama

15 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama
  • KKN Mending Dihapus Sekalian kalau Isinya Cuma Drama dan Programnya Gini-gini Aja
  • Pupuk Organik Buatan Sendiri Jadi Andalan di Tengah Krisis Bertani
  • 4 Dosa Warteg Mempermainkan Menu demi Untung Besar, tapi Bikin Kapok Pelanggan
  • Ironi Mahasiswa KKN: Merasa Berjasa Membangun Desa Orang tapi Tak Berguna di Desa Sendiri
  • Kisah Anak Penjual Soto yang Bisa Kuliah Gratis di UGM, Modal Berbakti pada Orang Tua dan Punya Segudang Prestasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.