Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Jember Pasti Madura Adalah Salah Kaprah yang Harus Saya Luruskan

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
12 November 2023
A A
Orang Jember Pasti Madura Adalah Salah Kaprah yang Harus Saya Luruskan

Orang Jember Pasti Madura Adalah Salah Kaprah yang Harus Saya Luruskan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Jember pasti orang Madura adalah pandangan awam yang akan saya tolak dalam tulisan ini. Meskipun secara garis besar, penduduk Jember adalah “iya” orang Madura. Dan, saya juga setuju, kalau Kabupaten Jember 80 persennya adalah orang Madura. Tapi, saya ingin menekankan bahwa orang Jember nggak selalu Madura.

Stereotipe yang mengatakan bahwa orang Jember “pasti” bagian dari suku Madura mungkin bisa dianggap lumrah. Pasalnya, kalau kalian ke sini, kalian nggak akan asing dengan orang-orang yang lihai dengan bahasa Madura. Beberapa tulisan saya di Terminal Mojok soal bahasa atau dialek Pandhalungan khas Jember harus kalian cermati sekali lagi. Sebab, di situ saya nggak hanya menggunakan bahasa Madura nyel, tapi terselip juga bahasa Jawanya.

Maka dari itu, dengan tegas saya katakan bahwa meski saya orang Jember, saya bukan orang Madura. Mohon maaf, bukannya saya mendiskreditkan orang Madura, tapi stereotipe salah kaprah ini sesegera mungkin harus diluruskan.

Orang Jember mungkin banyak yang Madura, tapi nggak cuma Madura tok!

Bisa saya katakan, kalau Kabupaten Jember sejatinya nggak punya masyarakat autentik. Perkembangan orang Madura di sini terbilang sangat menguasai. Di Jember bagian utara, barat, dan timur, kita bisa menemukan mereka dengan mudah. Namun, perkembangan orang Jawa Mataraman di Jember juga sangat banyak, khususnya di Jember bagian selatan, seperti saya ini.

Kalau dibilang, Jember bagian utara dan bagian selatan selain memiliki kondisi geografis yang berbeda, perkembangan penduduknya juga berbeda. Di Jember utara (jangan disingkat!) saya katakan full 100 persen pasti orang Madura, karena pada awalnya, mereka bermigrasi ke Jember melalui jalur utara.

Ini sangat masuk akal, mengingat pada zaman dahulu, mereka bermigrasi ke Pulau Jawa dari bagian utara. Bisa dilihat di kawasan Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, dan Jember yang secara geografis paralel dengan Pulau Madura. Namun, beda lagi dengan Jember bagian selatan yang lebih variatif. Di sana, nggak hanya orang Madura, tapi ditempati juga oleh orang Jawa Mataraman.

Kelompok Jawa Mataraman dapat kita track keberadaannya, yakni berpusat dari Kawasan Kediri, Ponorogo, Madiun, Blitar, dsb. Ini juga sangat masuk akal. Kalau orang Madura menjelajah lewat sisi utara Jember, orang Jawa Mataraman menjelajah dari sisi selatan Jember, seperti di Kecamatan Wuluhan, Ambulu, dan sekitarnya.

Toh, berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2020, masyarakat Jawa Timur memang sebagian besar diisi oleh kelompok Mataraman, kok. Bahkan, jumlahnya sebesar 34,62 persen, diikuti oleh kelompok Arek sebesar 30,86 persen, kelompok Pandhalungan sebesar 24,67 persen, dan kelompok Madura sebesar 9,85 persen.

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

Dibilang nggak asli karena pakai logat Jawa kulonan

Hal ini yang bikin saya agak mangkel. Bukan karena Maduranya, tapi karena orang lain menganggap saya, sebagai orang Jember, yang nggak bisa bahasa Madura adalah sebuah ketidaknormalan. Berkali-kali saya dituduh nggak original lantaran logat yang saya pakai adalah logat Jawa kulonan.

Satu contoh. Suatu ketika, saya hendak pulang kampung dari Surabaya ke Jember dengan naik bus dari Terminal Bungurasih. Seperti biasa, untuk ke terminal saya pesan ojek online. Kami ngobrol santai sebagaimana hubungan mas ojol dan penumpangnya.

Obrolan saya dan mas ojol terus mengalir, hingga berhenti pada masa mas ojol tersebut menanyakan asal saya. Ketika saya jawab asal saya dari Jember, seolah mas ojol itu kaget. Beliau berkata, “Loh, pean wong Jember tapi kok nggak Meduro, Mas?” Saya mbatin, “Lha wong Jember yo nggak kabeh Meduro, to!”

Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas tersebut nggak sekali-dua kali saya dapatkan sebagai orang Jember aliran Mataraman. Awalnya saya biasa saja, tapi saking seringnya, saya jadi mangkel. Seolah, stereotipe orang Jember pasti orang Madura itu sudah melekat dari zaman ke zaman.

Sekali lagi, bukannya saya malu atau benci jadi orang Madura atau apa. Tapi, saya hanya menjelaskan kalau di Jember orang Jawa juga sangat banyak. Toh, arti Pandhalungan sendiri kan campuran kebudayaan Madura dan kebudayaan Jawa. Iya, to?

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dari Maara hingga Mak Tager: 7 Ungkapan biar Ngobrolmu Jadi Jember Banget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 November 2023 oleh

Tags: bahasa madurajemberKabupaten Jembermadura
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

23 Juli 2023
Dari Maara hingga Mak Tager: 7 Ungkapan biar Ngobrolmu Jadi Jember Banget Terminal Mojok.co

Dari Maara hingga Mak Tager: 7 Ungkapan biar Ngobrolmu Jadi Jember Banget

8 Maret 2022
Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi Mojok.co

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

10 November 2025
Madura United Membawa Saya Menemukan Keajaiban di Pamekasan (Unsplash)

Mengejar Madura United Hingga ke Pamekasan, Menemukan Harmoni dari Frasa Settong Dhere

24 Juli 2023
Bakso Kabut Jember, Kuliner Lezat dan Unik yang Kalah Saing dengan Bakso-bakso Lain Mojok.co

Bakso Kabut Jember, Kuliner Lezat dan Unik yang Kalah Saing dengan Bakso-bakso Lain

19 Januari 2024
5 Camilan yang Membuat Warung Madura Lebih Unggul daripada Indomaret dan Alfamart Mojok.co

5 Camilan yang Membuat Warung Madura Lebih Unggul daripada Indomaret dan Alfamart

15 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.