Beberapa waktu yang lalu, saya menulis artikel ini di Terminal Mojok yang tentu saja ditujukan agar para pembaca dan masyarakat pada umumnya tidak lagi ragu untuk menyisihkan waktu dan tenaga untuk datang ke Palang Merah Indonesia terdekat di tempat tinggalnya masing-masing.
Setelah menuliskan artikel tersebut, beberapa teman saya langsung chat saya via WhatsApp, kurang lebih seperti ini, “Pengen donor darah, tapi orang bertato dan bertindik mana boleh donor darah, Nu”
Lalu pembicaraan itu terus berlanjut di mana dia selalu dikucilkan oleh lingkungan sekitar, bahkan oleh para dosen dan keluarganya sendiri karena punya tato dan tindik. Padahal, secara pribadi, saya mengenal banyak teman, bahkan para figur publik yang memiliki pribadi dan hati yang mulia meskipun punya tato dan tindik. Never judge someone based on their appearance!
Berbekal cerita itulah, saya berniat meluruskan mitos yang selama ini terjadi di masyarakat tentang donor darah, untuk menambahkan apa yang saya tuliskan pada artikel sebelumnya, “Apakah orang bertato dan bertindik boleh donor darah?”
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 91 tahun 2015 dijelaskan bahwa “mentato dan menindik anggota tubuh termasuk kedalam kategori penolakan sementara dalam donor darah”. Orang yang bertato dan bertindik tetap bisa melakukan donor darah dengan syarat minimal enam bulan, atau lebih aman lagi, setidaknya satu tahun setelah pembuatan tato dan penindikan tersebut. Dan pastikan saat membuat tato dan ditindik, seluruh alat dan proses yang dilakukan dalam keadaan yang steril dan sesuai protokol kesehatan yang aman, ya!
Dilansir dari CNN Indonesia, beberapa tahun yang lalu, aktor Rio Dewanto melakukan niat mulia untuk untuk menjadi pendonor darah. Ia pun berpartisipasi di ajang donor darah yang diselenggarakan Palang Merah Indonesia yang bekerja sama dengan salah satu produsen minuman berenergi. “Buat yang baru bertato, tunggu setahun dulu kalau gitu,” kata Rio sembari tertawa ketika ditemui CNN Indonesia di Kantor Pusat PMI, Jalan Gatot Subroto.
Tidak usah berkecil hati, ini bukanlah tindakan diskriminatif pada mereka yang bertato dan bertindik. Palang Merah Indonesia punya alasan khusus, yakni memasukkan benda apa pun, entah itu logam, tinta, atau benda asing lainnya ke dalam tubuh, dapat memengaruhi sistem kekebalan praktisinya. Dan, tidak menutup kemungkinan akan ada sejumlah virus, bakteri, serta infeksi yang dibawa dari benda asing tersebut ke dalam aliran darah praktisinya, yakni risiko tertularnya penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV, dan penyakit lainnya yang menular lewat darah.
Saya kenal salah satu senior saya yang bekerja sebagai pelatih binaraga Jawa Barat, yaitu Om Erwin. Beliau adalah salah satu orang bertato yang telah menerima Penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial Donor Darah Sukarela pada 2010 yang lalu, sebuah penghargaan untuk pendonor darah sebanyak 100 kali oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Palang Merah Indonesia, Pak Jusuf Kalla.
Jadi, tidak ada halangan sama sekali untuk orang bertato dan ditindik untuk tidak mendonorkan darahnya, asalkan mematuhi aturan Menteri Kesehatan No 91 tahun 2015 yang sudah saya tuliskan di atas.
Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini dapat menghapus mitos yang menyebutkan bahwa orang bertato dan ditindik yang tidak boleh mendonorkan darahnya, ya. Dan tentu saja, mudah-mudahan dengan semakin banyaknya orang bertato dan ditindik yang mendonorkan darahnya, secara perlahan akan menghapus stigma masyarakat yang berpikiran bahwa orang bertato dan ditindik adalah berandalan atau seorang yang bisanya hanya berbuat onar saja. Mari kita semua hapus stigma tersebut dengan mendonorkan darahnya di kantor Palang Merah Indonesia terdekat di tempat tinggalnya masing-masing ya.
Jangan lupa juga untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan cara olahraga teratur dan menjaga asupan makanan dan tidak lupa, tidur yang cukup. Hal ini perlu dilakukan agar kadar hemoglobin dalam darah selalu terjaga dan juga tekanan darah stabil agar dapat diterima donor darah.
BACA JUGA Dunia Didominasi Golongan Darah O, dan Ini Menyebalkan dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.