Nostalgia Istilah Lawas dari Almanak Sampai Gerobok yang Bikin Gen Z Jadi Lola

Nostalgia Istilah Lawas dari Alamak Sampai Skuter yang Bikin Gen Z Jadi Lola terminal mojok

Gen Z alias iGeneration a.k.a generasi internet yang lahir di tahun 1995 sampai 2010, dikenal sangat adaptif dengan perkembangan informasi dan teknologi. Hal ini lantaran mereka terbiasa selalu terhubung dengan dunia maya. Maklum, gadget sudah menjadi pegangan sedari kecil.

Meski demikian, yang namanya gap antargenerasi tak terelakkan. Secanggih-canggihnya Gen Z, tetap saja mereka akan lola alias loading lama jika disodori atau mendengar istilah lawas zaman generasi Baby Boomer, wqwqwq.

Ceritanya pekan lalu saya dan keluarga mengunjungi ibu mertua di Bekasi. Kami tiba siang hari menjelang waktu makan siang. Setelah rehat dan bercengkrama sejenak, blio menyuruh kami makan.“ Udah pada makan belum? Sana makan, gih.”

Anak-anak saya pun segera menuju meja makan. Namun, mereka hanya menemukan nasi dalam rice cooker. “Lauknya nggak ada, Nek?” tanya Habib, anak saya.

“Oh iya, Nenek tarok di gerobok, khawatir dilalerin,” jawab ibu mertua saya.

“Gerobok? Gerobok apaan, Pah?” tanya anak saya sambil mengernyitkan keningnya tanda ia berpikir keras alias lola.

Saya saling lirik dengan istri dan kami pun tertawa kecil. Saya dan istri terbiasa menggunakan istilah lemari makan seperti orang tua kebanyakan untuk menyimpan masakan alih-alih istilah lawas gerobok. What is gerobok? Hehehe.

Nostalgia masa kecil akan istilah-istilah lawas pun kembali melintas dalam kenangan. Saya berpikir betapa banyak istilah lawas yang sudah jarang digunakan dan cenderung hilang di masa kini meski wujud barangnya tetap ada. Dan tak ada salahnya saya berbagi nostalgia daftar istilah lawas yang dapat saya ingat. Bukankah nostalgia akan membuat manusia masa sekarang jadi lebih kuat menghadapi tantangan kekinian atau ketakutan yang dicemaskan dari masa depan?

#1 Almanak

Kita mulai istilah lawas kata “almanak”. Kalau menurut KBBI, almanak berarti penanggalan (daftar hari, minggu, bulan, hari-hari raya dalam setahun) dan jadwal kegiatan di suatu perguruan atau lembaga. Namun, kini kata almanak sudah tak pernah lagi kita dengar. Kita lebih familier dengan kalender ketimbang almanak untuk menyebut daftar tanggal, hari, dan bulan dalam setahun tersebut.

#2 Dipan

Hai, Gen Z. Apakah masih ada di antara kalian yang tidur dengan dipan? Asing nggak dengar kata “dipan”? Saya yakin rata-rata kalian tidur di atas spring bed empuk, ya? Memang sekarag sudah jarang kita melihat kamar para Gen Z yang diisi dengan dipan. Padahal kekuatannya nggak kalah dari springbed. FYI, dipan adalah ranjang atau tempat tidur dengan kerangka terbuat dari kayu. Kalau dulu biasanya diisi dengan kasur kapuk. Dijemur di bawah terik sinar matahari pun gampang ngangkatnya.

#3 Gerobok

Waini yang tadi sempat saya sebut di awal tulisan tatkala ibu mertua menyimpan masakannya dan membuat anak saya kebingungan. Jadi gini, gerobok adalah penyebutan lemari makan yang terbuat dari kayu atau bambu. Ya kadang dibuat jadi lemari pakaian, sih, tergantung si pemilik. Umumnya gerobok buat menyimpan makanan, tapi memang sudah jarang digunakan dalam bahasa keseharian.

#4 Jamban/Kakus

Water closet atau WC lebih lazim digunakan untuk menyebut tempat buang air besarnya kamar mandi zaman sekarang. Padahal dulu saya tahunya kakek saya menyebut WC ya dengan sebutan “jamban” atau “kakus”.

Dulu waktu masih kecil, jika bermain ke rumah kakek dan nenek, saya paling takut kalau mau buang air besar malam-malam. Kenapa? Karena jamban alias kakus berada terpisah dari kamar mandi dan posisinya di belakang rumah. Mana waktu itu gelap belum ada listrik menerangi kebun. Yang ada nyamuk-nyamuk kebun yang kenyang mengisap darah dari pantat saya.

#5 Langgar

Jika sekarang kata musala menurut EYD dipakai untuk menyebut tempat mengaji atau salat tetapi nggak digunakan untuk salat Jumat, maka dulu orang lebih sering menyebutnya “langgar”. Kalau sekarang jika kita menyebut kata “langgar” merujuk pada makna tertumbuk atau tertabrak kendaraan kala di jalan. Makanya hati-hati kalau kakek pamitan ke cucu Gen Z-nya ke masjid. “Cu, kakek ke langgar!” Wah, bisa panik cucunya, dipikir kenapa-kenapa si kakek. Padahal maksudnya si kakek pergi ke musala.

#6 Oplet

Dalam KBBI, kata “oplet” sebenarnya nggak baku karena kita bakal dirujuk ke kata lainnya: opelet. Opelet artinya mobil sedan yang susunan tempat duduknya diubah dan disesuaikan sebagai kendaraan umum yang ditambangkan.

Menurut Rohimat Nurbaya (2015), oplet adalah mobil sedan produksi Inggris, mereknya Morris dan Austin, sehingga orang Betawi lebih akrab menyebut oplet dengan sebutan Ostin yang eksis di Jakarta pada 1960-an dan 1970-an. Tahun 1979 oplet resmi dilarang oleh Gubernur DKI kala itu karena sudah dianggap tua. Sempat hidup kembali meski hanya dalam sinetron Si Doel tahun 1990-an hingga akhirnya lenyap sama sekali. Bagi kalian yang kepo dengan oplet, kalian bisa tonton kembali sinetron Si Doel Anak Sekolahan atau membeli miniatur mainan oplet di sepanjang Jalan Kalibata, Jakarta Timur.

#7 Pendaringan

Percaya nggak kalau saya bilang istilah daring atau online sudah ada sejak dulu. Lantas, apa yang ada di benak para Gen Z jika saya menyebut kata pendaringan? Pasti mereka akan menjawab segala hal tentang daring alias online seperti rapat virtual dengan aplikasi Zoom atau Google Meet.

Ya nggak salah juga memang kalau yang dimaksud daring atau dalam jaringan dan di KBBI pun mengartikannya proses, cara, perbuatan mendaringkan. Tapi, maksud “pendaringan” dalam konteks istilah lawas adalah tempat menyimpan beras. Biasanya terbuat dari kayu/papan yang berbentuk kotak/peti bertutup. Dulu waktu saya kecil, orang tua saya menggunakan pendaringan ini untuk menyimpan stok beras dalam sebulan—yang kadang kala ada kutu berasnya, hehehe.

#8 Skuter

Saat ini, skuter secara tak resmi disebut sebagai sepeda motor matik atau skuter matik sejak pertengahan 2000-an gara-gara memiliki lantai di bagian dasarnya untuk diinjak oleh pengendara. Bahkan sekarang skuter juga merujuk mainan anak-anak otoped dengan pelat beroda yang digerakkan dengan cara mendorong tanah dengan kaki—yang dinamai skuter dorong.

Padahal kalau kita merujuk sejarah, “skuter” lebih ditujukan kepada motor Vespa. Makanya dulu orang-orang, khususnya di Jakarta, menyebut Vespa dengan skuter. Namun istilah lawas yang ditujukan untuk motor Vespa ini akhirnya hilang.

Itulah beberapa istilah lawas yang dapat saya kenalkan kembali kepada kalian. Pokoknya generasi terdahulu nggak kalah bahagianya dengan generasi digital sekarang. Makanya bait lagu “Dahulu” dari The Groove, jadi relate sebagai penutup tulisan ini.

“Dahulu… semua indah. Dahulu… semua bergelora.”

Yah, jadi ketahuan deh angkatan yang nulis artikel ini. Wqwqwq.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version