Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nopia, Makanan Khas Banyumas yang Selama Ini Dianaktirikan

Hepi Nuriyawan oleh Hepi Nuriyawan
30 Mei 2023
A A
Nopia, Makanan Khas Banyumas yang Selama Ini Dianaktirikan terminal mojok.co

Nopia, Makanan Khas Banyumas yang Selama Ini Dianaktirikan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Hampir setiap orang yang berkunjung di daerah Banyumas, pasti akan mencari dan membeli makanan khas Banyumas seperti mendoan (bukan tempe goreng, ya!!!), getuk goreng, keripik tempe, maupun sale pisang. Namun, tahukah kalian bahwa ada satu makanan khas asli Banyumas yang hampir tidak pernah disebut oleh orang-orang? Makanan itu bernama nopia.

Mengapa saya mengatakan demikian? Menurut data ala-ala kuis Family 100, survei membuktikan bahwa orang-orang luar Banyumas nyaris tidak pernah menyebutkan secara langsung makanan yang bernama nopia. Makanan yang sering disebut oleh orang luar Banyumas yang ada di urutan teratas adalah mendoan (sekali lagi, bukan tempe goreng). Kemudian disusul getuk goreng, dan keripik tempe. Nama nopia jarang sekali muncul dalam perbincangan para pelancong yang menyempatkan singgah di Banyumas dan sekitarnya.

Contoh pertama. Saya punya teman, namanya Mustofa. Dia teman saya asal Purworejo sekaligus teman kos-kosan saya dulu waktu kuliah. Setiap saya pulang kampung, dia selalu minta titip beli Getuk Goreng Haji Tohirin, getuk goreng yang terkenal di Banyumas. Namun, ia tidak pernah minta titip nopia.

Contoh kedua yaitu teman kerja saya, Mas Budi, yang notabene punya saudara di Jakarta. Pagi tadi saya iseng-iseng bertanya ke dia.

“Mas Bud, njenengan punya saudara di luar Banyumas?”
“Punya, Mas. Di Jakarta sih. Kenapa, tha?”
“Itu, kalau saudaranya lagi pengin oleh-oleh khas Banyumas, biasanya nyari apa, Mas?”
“Oh ya paling getuk goreng, sale pisang, sama keripik tempe gitu.”
“Lah, nopia nggak pernah dicari, Mas?”
“Ah, jarang banget. Eh, nggak pernah malahan, Mas. Paling cuma tiga itu.”

Sebenarnya, apa yang terjadi? Seakan-akan ia dianaktirikan dan kurang dianggap keberadaannya. Tidak seperti makanan khas Banyumas yang lain. Padahal, nama nopia itu cantik. Mirip dengan nama perempuan yaitu “Novia”, walau penyebutannya dalam logat Sunda.

Begini sobat madyangers, nopia itu salah satu makanan khas dari Banyumas. Bentuknya setengah bulat. Tekstur luarnya keras dengan isian yang lebih ke arah manis-manis gurih dan lembut. Cara masaknya bukan digoreng, juga bukan di-oven, tapi dipanggang dalam gentong tanah liat yang sebelumnya sudah dibakar. Itulah sebabnya kenapa setiap menikmatinya sering dijumpai aroma-aroma gosong khas tanah liat. Di Banyumas, sebenarnya juga dikenal dengan nama “mino”. Mino sendiri juga berasal dari kata “mini nopia”.

Kulit luar nopia terbuat dari tepung terigu ditambah sedikit gula. Sedangkan isiannya berasal dari campuran tepung terigu dan gula merah. Dulu, waktu saya kecil rasanya cuma satu, manis gula merah. Sekarang, seiring perkembangan zaman dan lidah orang-orang yang makin hobi sama rasa-rasa variatif, pilihan isiannya jadi bermacam-macam. Mulai dari rasa coklat, keju, pandan, dan duren. Hanya satu yang tidak tersedia, yaitu rasa(h) bayar.

Baca Juga:

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Cara membuatnya pun cukup mudah. Bikin terlebih dahulu adonan kulit dan isiannya. Terus ditempelkan ke dinding dalam gentong yang sebelumnya sudah dibakar bagian dalamnya. Makanya, proses penempelan adonan ke gentong dilakukan sangat hati-hati, agar tangan tidak kena luka bakar saking panasnya dinding dalam gentong. Proses pemanggangannya dilakukan selama 15 menit.

Saya tidak bisa menjelaskan secara detail bagaimana cara membuat nopia di sini. Saya bukan ahlinya. Tapi, tenang, bagi yang ingin tahu informasi lebih banyak tentang makanan satu ini dan ingin melihat secara langsung pembuatannya, bisa berkunjung ke Kampung Nopia-Mino. Kampung ini terletak di Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas. Selain diperlihatkan sekaligus mencoba praktik cara-cara pembuatan nopia, di sana bisa juga berswafoto untuk sekedar memenuhi memori di smartphone dan postingan media sosialmu sambil ber-caption, “Aku sudah pergi ke Kampung Nopia-Mino, Desa Pekunden, Banyumas, lho. Kamu kapan?”

Dengan mengunggah foto-foto ke media sosialmu setelah dari “Kampung Nopia-Mino”, sobat-sobat sudah membantu nama nopia menjadi lebih keren lagi dan lebih banyak dicari orang-orang.

Selain itu, tujuan meraih keadilan bagi nopia akan terwujud. Mengingat nopia saat ini kedudukannya seperti kurang sejajar dibanding mendoan dan getuk goreng. Masa makanan seenak ini yang bisa dipakai sebagai teman waktu ngopi atau ngeteh pamornya kayak anak tiri sih?

Belum lagi keunggulan yang luar biasa dari nopia, yaitu tahan lama. Mendoan mentah hanya bisa bertahan sampai 7-10 hari. Sama seperti daya tahan getuk goreng. Kripik tempe dan sale pisang paling cuma bertahan kurang lebih 1 bulan. Nopia bisa bertahan sampai 4 bulan. Lumayan lama kan? Padahal tidak ada bahan pengawet sama sekali. Yang penting dimasukkan ke dalam toples yang tertutup.

Semoga besok tidak akan ada lagi pertanyaan, “Emang nopia makanan apaan sih?” Paling tidak ketika nitip oleh-oleh khas Banyumas, ada satu kata nyempil di sana, “Mas, aku nitip mendoan sama nopia dong? Aku mau nyobain soalnya.”

Mungkin saatnya kita galakkan kembali kampanye “Ayo beli Nopia!” demi keadilan bagi seluruh makanan khas Banyumas. Seandainya nopia bisa merasa seperti manusia, dia tidak akan merasa seperti saudara tiri lagi yang keberadaannya diabaikan. Pokoknya kalau tidak beli dan makan nopia, tenggelamkan!

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Bagi Saya, Operasi Masker Itu Sangat Tidak Efektif dan tulisan Hepi Nuriyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2023 oleh

Tags: KulinerOleh-Oleh
Hepi Nuriyawan

Hepi Nuriyawan

Karyawan Swasta. Esais dari Purwokerto

ArtikelTerkait

4 Rekomendasi Kuliner Jogja untuk Wisatawan Surabaya yang Lidahnya Rewel Mojok.co

4 Rekomendasi Tempat Kuliner Jogja untuk Wisatawan Surabaya yang Lidahnya Rewel

15 September 2025
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah

28 Januari 2021
Oleh-Oleh Palembang yang Sebaiknya Jangan Dibeli Mojok.co

Oleh-Oleh Palembang yang Sebaiknya Jangan Dibeli

17 Desember 2024
8 Kuliner Kudus yang Patut Dicicipi kalau Lagi Main ke Kota Kretek Terminal Mojok

8 Kuliner Kudus yang Patut Dicicipi Saat Main ke Kota Kretek

28 Juli 2022
5 Kuliner Bernuansa Joglo di Kota Jogja terminal mojok.co

5 Kuliner Bernuansa Joglo di Kota Jogja

20 Desember 2021
growol makanan khas kulon progo mojok

Growol, Makanan Khas Kulon Progo dengan Aroma yang ‘Unik’

2 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.