Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Niat Ria Ricis Untuk Mengakhiri Hidup

Hilma Suciandari Lahay oleh Hilma Suciandari Lahay
21 Agustus 2019
A A
niat ria ricis

niat ria ricis

Share on FacebookShare on Twitter

Terlepas dari seringnya saya yang hanya ikut-ikutan membully Ria Ricis dengan dua kalimat saktinya: saya pamit dan saya kembali, saya bisa sedikit memahami pergulatan batin yang sedang dia alami. Jadi, saya memahami meskipun jujur saja, saya pun belum menonton video-video yang membuat gempar dunia pergosipan itu. Saya hanya melihatnya selintas melalui Twitter dan lebih tertarik membaca komentar serta analisa para netizen yang menggelitik kalbu. Saya lebih memilih menonton video parodi, yang saya yakin dibuat semirip mungkin dan dari situ saya sudah bisa menebak alur cerita video-video Ria Ricis yang kurang lebih isinya adalah mencurahkan isi hati.

Hari ini, saya menemukan berita yang isinya niatan Ria Ricis untuk bunuh diri. Saya baca isi beritanya, dan cukup juga mewakili video-video yang lagi-lagi diunggah untuk klarifikasi dan mencurahkan isi hati. Sehingga malam ini, saya tergerak untuk menuliskan ‘pemahaman’ saya mengenai situasi yang sedang Ria Ricis alami.

Saya bukan hendak membenarkan tindakan bunuh diri, karena dalam kepercayaan yang saya anut, bunuh diri adalah hal yang sangat dilarang. Karena ternyata memang demikian adanya. 

Ria Ricis hanyalah seorang gadis yang masih belia yang rupawan bak artis Korea, kreatifitasnya seolah tiada batas, dan dia memiliki kegigihan seorang pejuang. Harta sudah bukan lagi segalanya, karena dia sudah sanggup membeli apa yang sebagian orang baru sanggup membeli di usia yang sudah lanjut, atau mesti korupsi dulu. Semua yang Ria Ricis peroleh pada akhirnya akan kalah dan tiada artinya jika dihadapkan dengan satu hal yaitu kesepian. 

Boleh jadi dia memang memendam rasa pada rekan seprofesi yang sejak lama dia kenal, sejak mereka masih berjuang meniti karir dari bawah, hingga sekarang sudah melejit ke angkasa. Boleh jadi dia memang menunggu-nunggu datangnya seorang yang cukup ‘berani’ untuk memadu kasih, menjalani sisa hidup dengan menyempurnakan separuh agama. Namun seseorang itu tidak kunjung datang karena Ria Ricis sendiri nyaris tidak punya waktu untuk meladeni mereka yang datang hanya paruh waktu. Sehingga, kesepian menjadi temannya mengarungi malam demi malam.

Bahwa kesepian adalah sesuatu yang memang sudah semestinya setiap orang alami. Kesepian adalah cara kita untuk menemukan diri sendiri. Boleh jadi Ria Ricis memang kesepian, karena menginginkan untuk hidup bersama dengan seseorang yang sudah sejak lama ia damba, sudah sering kerja bareng, tapi tidak kunjung ada kemajuan dalam hubungan mereka selain sebagai rekan kerja dan teman dekat—ini sedang saya alami juga. Situasi demikian memang membuat hati lelah. Lelah melihat dia yang kita damba berjalan dengan orang lain, bercanda-canda dengan orang lain, lelah merindukannya dari jauh, lelah mendapati pesan-pesannya yang selalu datang silih berganti dan semuanya tentang pekerjaan saja—bukan curhat. 

Perpaduan antara kesepian dan jatuh hati diam-diam seringkali adalah duet maut yang nyata. Benar-benar menyiksa, membuat hidup terasa hambar. Bukankah hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga. Oh, begitulah kata para pujangga~

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman pribadi saya—ketika saya bertemu seorang perempuan yang juga kesepian. Dua tahun lalu, saya pindah di sebuah rumah kontrakan. Rencananya saya akan tinggal di kontrakan itu hanya enam bulan. Teman serumah saya, sebut saja namanya Suparti, adalah seorang perempuan single, mandiri, gigih, dan cerdas luar biasa. Dia sudah menempuh pendidikan di luar negeri dengan beasiswa berprestasi dari kampus S1 kami, dan sudah berkeliling ke negara-negara Eropa dan Amerika untuk mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya. 

Baca Juga:

Membayangkan Film “Ada Apa dengan Cinta” Tidak Pernah Ada

5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

Saat itu usia saya seusia Ria Ricis dan usia Suparti dua tahun lebih tua dari saya. Saat saya pindah, dia benar-benar single tanpa ada seorang pun gebetan yang lagi deket, atau crush lucu-lucuan yang menghiasi kolom komentar Instagramnya. Memasuki bulan ke-tiga saya di rumah itu, tiba-tiba datang seseorang yang mengutarakan niat untuk berkenalan dengannya. Tiga bulan setelahnya proses lamaran terjadi, dan empat bulan kemudian, mereka menikah. Sekarang sudah dikaruniai satu orang anak laki-laki yang sehat, dan semua mimpi Suparti sudah menjadi nyata—punya suami yang mau turut mengurusi rumah tangga, mau ikut mengurus anak, punya rumah sendiri dan tidak ngontrak lagi, dan seterusnya. 

Jadi, enam bulan saya tinggal di sana ternyata adalah untuk menemani hari-hari terakhirnya melajang. Belakangan baru saya tahu pengakuan Suparti, bahwa saat saya memutuskan untuk bergabung dengannya di rumah kontrakan itu, dia sedang dalam kondisi yang sangat kesepian. Dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika saya tidak datang dan ikut menemaninya. Ketika dia tahu saya hanya berniat untuk tinggal selama enam bulan pun, ada sedikit resah yang hinggap di dadanya, tidak tahu apa yang akan dia lakukan kelak jika kembali sendiri lagi di rumah kontrakan itu. Tapi ternyata rencana Tuhan lebih indah.

Ketika sedang melalui fase kesepian itulah, kita dipertemukan oleh Tuhan dengan beragam cerita yang arahnya untuk menemukan diri kita sendiri. Menemukan diri sendiri, mengenali diri sendiri, adalah bagian dari mind control. Kelak jika kita menjadi seorang ibu, kita hanya akan bisa melahirkan anak yang kuat jika kita—ibunya—memiliki kelembutan hati dan kontrol pikiran yang kuat.

Jika kamu adalah perempuan yang sedang kesepian, maka bersyukurlah. Karena lebih baik kesepian, daripada terjebak dalam hubungan tanpa cinta. Sekali waktu kita memang perlu kehilangan seluruhnya, seolah langit pun runtuh, dan hancur sejadi-jadinya. Agar bisa membangun kembali potongan diri kita, sepotong demi sepotong, menjadi pribadi yang baru dan utuh kembali. Tidak tersentuh masa lalu, dan siap bahagia. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2019 oleh

Tags: BullyCintakesepianria ricisvideo pamitWanita
Hilma Suciandari Lahay

Hilma Suciandari Lahay

ArtikelTerkait

Kesepian saat ramadan di kampung halaman

Kesepian Saat Ramadan di Kampung Halaman, Kamu Nggak Sendiri!

7 April 2022
berhenti merokok

Tidak Memaksa Pasangan Untuk Berhenti Merokok, Apakah Tanda Bahwa Kita Tak Mencintainya?

28 Juni 2019
diejek belum menikah itu

Menikah Itu Karena Memang Sudah Siap Diajak, Bukan Hanya Karena Sudah Bosan Diejek

5 Juli 2019
good looking good attitude pilih mana pasangan pacar cinta mojok

Good Looking atau Good Attitude, Kamu Milih Pasangan dengan Kualitas yang Mana?

13 Mei 2020
13 reasons why

Membayangkan Emile Durkheim dan Max Weber Berseteru Memperdebatkan Serial ’13 Reasons Why’

11 Juni 2019
flanella

Panduan Menjadi Seorang Pelarian yang Baik

30 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.