Balik modalnya gimana?
Dan yang terakhir tentu alasan yang tidak banyak diungkapkan selama ini. Sebagai juru bicara, kendati tidak resmi, saya akan paparkan kepada saudara-saudara agar semakin melek fakta. Alasan ini yang menurut saya menjadi jangkar dari dua alasan sebelumnya. Dengan kata lain, alasan ini yang mungkin paling mendesak. Tidak lain karena rentang waktu 6 tahun sangat pendek untuk mengembalikan modal menjadi kades. Sekali lagi saya ulangi, rentang waktu 6 tahun sangat pendek untuk mengembalikan modal menjadi kades.
Begini,saya tidak perlu kalkulasikan secara presisi berapa modal yang habis untuk itu. Yang jelas tidak sedikit, pasti banyak. Dari modal buat kampanye hingga serangan fajar sampai syukuran. Belum lagi jamuan kepada para tamu yang berkunjung setiap malam menjelang pemilihan. Di daerah saya sih begitu tradisinya, tidak tahu di daerah lain. Semua itu pakai duit pribadi, kalau pun ada duit dari luar paling minim. Minim banget malah. Lalu, kalau ternyata modal tidak balik nanti kades dapat apa dong? Masa iya hanya dapat pahala sama hikmahnya saja? Kan nggak.
Jadi, alasan-alasan yang diberikan para kades sudah keren kok. Apalagi alasan terakhir yang saya kemukakan tersebut sangat benar. Ya, meski alasan terakhir ini tidak mungkin diucapkan secara langsung. Namun, kita harus peka melihat bagaimana perjuangan kades dari awal hingga sampai di puncak kekuasaan, semuanya butuh modal. Sebab rentang 6 tahun tidak mungkin balik modal, siapa tahu waktu 9 tahun bisa kan? Kendati tidak semuanya, paling tidak separuhnya.
Tidak usah berisik, alasan perpanjangan masa jabatan kades sudah cakep kok. Kita harus menghargai kerja-kerja mereka yang super berat. Termasuk juga menghargai usaha mereka mengembalikan modal dengan perpanjangan masa jabatan. Good luck, kades seluruh Indonesia!
Penulis: Moh. Rofqil Bazikh
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?