Nggak Suka Kekeyi tapi Bikin Dia Terkenal, Gimana sih?

lagu baru kekeyi

Nanya Serius, Emang Apa sih Salahnya Kekeyi?

Kalian semua para manusia +62 pasti tau Rahmawati Kekeyi Putri Cantik alias Kekeyi, kan? Cewek yang dulu terkenal karena bikin tutorial make up itu pernah dipuji karena berani show up dengan alat-alat make up seadanya. Belakangan, alih-alih dipuji, Kekeyi lebih banyak dihujat. Awalnya sih gara-gara drama cinta settingan antara dia dengan seseorang yang bernama Rio Ramadan. Setelah sekali bikin sensasi kayak gitu, sekarang setiap hari dia jadi bahan bercandaan di mana-mana (ini tentu saja didukung dengan tingkah dia yang semakin ada-ada saja, tidak habis pikir saya).

Begini ya kawan-kawan netijennn yang budiman, jujur saya sendiri pun tidak suka dengan kelakuan Kekeyi-yang-nggak-tahu-kenapa-berseliweran di sosial media saya. Karena saya udah kepalang ilfeel ya saya abaikan saja apa pun yang dia lakukan (meskipun lagi-lagi konten dia tetep nongol di sosial media).

Yang bikin saya kesal adalah, banyak orang-orang yang tidak suka dengan Kekeyi tapi malah secara tidak langsung memberikan dia ‘panggung’. Udah tahu kalau si Kekeyi ini sengaja bikin sensasi biar dapat atensi kita. Ya makin senang lah dia kalau ditanggapi. Hadehhh.

Cara orang-orang mengomentari akun media sosial dia, lalu meledek dia dengan membuat meme di internet itu kan cuman bikin dia makin terkenal aja (walaupun penuh hujatan). Ingat Awkarin? Dia terkenal karena apa? Karena sensasi!

Sekarang Kekeyi mulai masuk ke ranah musik dengan menyanyikan lagu “Keke Bukan Boneka” yang trending nomor satu di YouTube mengalahkan Blackpink, tahu nggak itu berkat siapa? Itu, ya, berkat kalian semua para haters Kekeyi. Apa kalian tidak sadar, atau memang sengaja membuat dia terkenal? Hadehhhh.

Mungkin para warganet tidak paham, kalau media sosial itu cara kerjanya bukanlah melihat karya yang ‘baik-baik’ atau ‘bagus-bagus’, melainkan cuman melihat engagement dari si pemilik akun.

Media sosial baik Instagram, Facebook sampai YouTube itu cuman melihat angka karena itu peluang yang bisa dijadikan uang oleh si pemilik akun. Di Instagram memang nggak ada adsense macam YouTube, tapi untuk endorsment masih bisa. Terus di YouTube walaupun penuh dislike yang dilihat adalah tetap views-nya saja.

Algoritma media sosial memang begitu para netijennn yang budiman, selama si pembuat sensasi tidak melakukan hal-hal yang menebar kebencian macam rasisme, perundungan atau kekerasan nggak akan di take down oleh pihak medsos. Beda soal kaya si Ferdian Paleka, itu mah jelas-jelas bermasalah. Masalahnya, si Kekeyi ini kaya teman tongkrongan yang nggak pernah punya bakat tapi sok cari perhatian. Kita yang sebel sama meledek dia, dianya yang tambah senang karena tujuannya ya, itu! 

Sebagai penonton yang bijak, kita mesti tahan diri dan menahan nafsu untuk tidak menghujat dirinya. Kembali lagi ke poin yang saya sudah sebutkan, ingat engagement tidak mengenal ketidaksukaan tapi cuman angka. Kalau memang tidak suka mari tinggalkan, masih banyak konten kreator yang lebih bermanfaat untuk ditonton. Percayalah, walaupun sedikit masih ada.

Berbicara masalah kebencian saya ingat perkataan Nabi Muhammad soal ini, beliau menjelaskan:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ـ ﺃُﺭَاﻩُ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ـ ﻗَﺎﻝَ: «ﺃَﺣْﺒِﺐْ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻫﻮﻧﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ، ﻭَﺃَﺑْﻐِﺾْ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ»

“Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta” (HR Tirmidzi)

Kalau memang karyanya bagus (walaupun sampai saat ini nggak bagus, sih) apresiasi secukupnya, kalau jelek dan tidak suka ya tinggalin dan nggak suka secukupnya. Ingat pesan nabi, secukupnya! Ini bukan perkataan Baskara loh, ya. Selagi si Kekeyi nggak merugikanmu, ya nggak usah dipantengin dan diamkan saja. Terlalu benci nanti bisa jadi cinta, terlalu cinta pun bisa jadi benci. Nggak ada yang tahu. 

Biar dia tuh mikir dan sadar, kali saja dirinya muhasabah apakah jalan yang ia tempuh itu benar dan baik. Manusia punya hati, bisa berubah toh? Kita doakan saja, sebagai manusia yang masih memiliki kebaikan dari hati kita, eak. 

BACA JUGA Nanya Serius, Emang Apa sih Salahnya Kekeyi? dan tulisan Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version