Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Nggak Semua Montir Bengkel Ahli Dalam Memperbaiki Motor, yang Bikin Dompet Jebol Juga Ada!

Ainun Najihah oleh Ainun Najihah
22 Juli 2023
A A
5 Tipe Pelanggan Bengkel yang Sering Ditemui montir

5 Tipe Pelanggan Bengkel yang Sering Ditemui (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika motor rusak, mau pria atau wanita, hal yang terlintas di pikiran kalian pertama adalah menyerahkannya ke montir bengkel. Ya, montir memang profesi yang (seharusnya) bisa kita andalkan untuk merawat motor kita. Saya pun demikian. Tak paham mesin, ketika motor saya butuh perbaikan, jelas saya serahkan ke mereka.

Namun, kepercayaan yang sudah tertanam bertahun-tahun mulai luntur bersamaan dengan tiap tetes oli yang dikeluarkan dari mesinnya.

Saya perlu cerita sedikit kenapa kepercayaan saya terhadap montir berkurang drastis. Ini cerita klasik tentang bengkel yang menipu pelanggan, memang, tapi agar konteksnya bisa dipahami, maka saya kudu cerita.

Pada 2020, motor saya entah gimana ceritanya, jadi rusak. Seret, kadang ngerem sendiri, kadang mati sendiri. Seorang kawan, akhirnya menyarankan untuk dibawa ke bengkel. Nasihat yang jelas masuk akal.

Masalahnya, saya nggak paham beginian. Saya bahkan nggak tahu harus bilang apa ke montirnya nanti. Dan kawan saya, dengan penuh kepercayaan diri bilang, “Udah, bilang aja servis motor! Nanti bakal dicek semuanya kok.” Saya masih ingat betul wajah optimisnya.

Terbius wajah optimis kawan saya, tak lama kemudian, saya bawa motor ke bengkel dekat rumah. Dan titik inilah cerita buruk dimulai.

Sesuai intruksi dan petunjuk, saya mengatakan, “Tolong diservis mas ya motor saya!” Namun di luar prediksi, bukannya langsung paham, mas montir justru balik bertanya, “Yang di servis yang mana ya mbak?”

Waduh.

Baca Juga:

Dear, Pemilik Bengkel, Jangan Sembarangan Menempel Stiker di Kendaraan Kami. Nyebelin!

5 Akal-akalan Bengkel yang Perlu Diwaspadai Pelanggan kalau Tidak Mau Rugi 

Kukira montir satset, ternyata ruwet

Jujur, saya tak mampu menyembunyikan kebingungan yang hadir di wajah saya. Saya dengan polosnya bilang,”Kurang tau ya, Mas. Kalau kata kawan saya, katanya van beltnya gitu, eh, sekalian ganti oli ya, Mas!”

Entah karena bingung atau gimana, montirnya langsung pergi dan lekas satset. Saya sih percaya-percaya aja saat itu. Harusnya sih mereka lebih paham lah ya.

Selang beberapa waktu kemudian, terlihat mas montir mencoba mengendarai motor saya. Mungkin bermaksud mengecek apakah sudah selesai atau belum. Setelah kembali ia berkata, “Sudah, Mbak.”

Segeralah saya membayar di kasir, dan terlihatlah tulisan: Ganti oli mesin dan gardan, fanbelt, rem dan biaya jasa, dengan jumlah yang terbilang standar. Saya pun pulang dengan tenang mengendarai motor kecil saya.

Dan terjadi lagi…

Selang satu bulan, kembali motor terasa tidak nyaman, dan untuk kali ini terbilang lebih parah dari bulan yang lalu. Kasusnya hampir sama, ditambah dengan lampu dan starter yang sulit nyala. Hingga akhirnya, kembali lagi ke bengkel yang berbeda dari yang awal. Kali ini saya bersama bapak yang tentunya lebih paham dari pada saya, itung-itung biar nggak ditanya perihal sepeda motor.

Terlihat bapak saya tengah asik menunjuk beberapa bagian dari sepeda motor, hingga pada akhir kalimat yang saya dengar dan pahami ialah, “Nanti sampean cek semua lagi, Mas. Jika ada yang butuh diperbaiki dan diganti, ganti saja nggak papa!” sekurang-kurangnya seperti itu kalimat penutupnya. Kami berdua pun pamit pergi.

Keesokan harinya, bapak dan saya kembali ke bengkel tersebut. Montir pun memberikan dan menjelaskan total apa saja yang diperbaiki dalam nota. Sebab saya penasaran, saya pun ikut andil menyimak apa yang montir jelaskan. Namun yang membuat saya heran terdapat tulisan “van belt” pada barisan tulisan dalam nota. “lho, bukanya itu baru diganti ya? Kenapa ada lagi? Apakah rusak lagi?”

Sepulangnya dari bengkel saya mempertanyakan perihal tersebut, “Oh ya to, ya udah wes biarin” ungkap Bapak saya dengan wajah yang tenang. Saat itulah saya mulai ragu terhadap keahlian kang montir.

Kisah lama yang terulang kembali…

Hari berganti bulan, kejadian terulang kambali. Kali ini bukan seret atau lainnya. Sekarang, motor saya benar-benar berhenti dan tak bisa digunakan. Bukan saya yang kena imbasnya, tapi teman saya yang meminjam motor menjadi korban. Sebab terburu-buru, mas montir akan memberi tahu kelanjutanya melalui WA.

Tahukah apa yang terjadi? Montirnya mengirimkan beberapa video sembari menjelaskan bahwa barang yang digunakan adalah KW, dan tentu saja mudah rusak. Saya jadi tambah bingung, kok rusaknya jadi tambah banyak, dan informasi tiap montir beda? Dan kenapa saya dapat barang KW?

Setelah kejadian itu, saya jadi lebih selektif dalam memilih bengkel. Tapi tetap saja, saya tak habis pikir kenapa montir bisa segininya dalam bekerja. Orang bisa berbuat salah, betul, tapi saya rasa ini sih bukan lagi kesalahan. Ini sih dikerjain, jelas banget.

Akhirnya, hal ini bikin saya berpegang bahwa tak semua montir itu mahir. Dan sebagai penutup, kalau memang lagi nggak fit, nggak usah dipaksain, jadinya kan pelanggan juga yang kena. Selain itu, mbok ya kasian kalau niat nakalin pelanggan. Yang rugi banyak, dan nanti nama jenengan sendiri yang jelek. Masak jalan rezeki dimatiin sendiri? Menembak kaki sendiri itu namanya.

Penulis: Ainun Najihah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Dosa Bengkel Terkenal di Indonesia Memanfaatkan Ketidaktahuan Pelanggan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menu

Terakhir diperbarui pada 22 Juli 2023 oleh

Tags: bengkelmontirservis motor
Ainun Najihah

Ainun Najihah

Mahasiswa amatiran.

ArtikelTerkait

honda astrea grand

3 Keunggulan dan 3 Penyakit Honda Astrea Grand

10 Oktober 2020
montir

Surat Protes dari Montir: Pelanggan Memang Raja, tapi Jangan Nyusahin Juga dong

10 Juni 2020
Punya Tetangga Bengkel Motor Nikmat Sekaligus Menyedihkan

Punya Tetangga Bengkel Motor Nikmat Sekaligus Menyedihkan

13 Februari 2024
5 Akal-akalan Bengkel yang Perlu Diwaspadai Pelanggan kalau Tidak Mau Rugi Mojok.co

5 Akal-akalan Bengkel yang Perlu Diwaspadai Pelanggan kalau Tidak Mau Rugi 

19 September 2025
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
penyebab motor mogok, Perempuan, Makhluk yang Punya Banyak Alasan untuk Malas Servis Motor

Perempuan, Makhluk yang Punya Banyak Alasan untuk Malas Servis Motor

3 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.