Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Nggak Cuma Membosankan, Jadi Fans Timnas Indonesia Juga Melelahkan

Andri Saleh oleh Andri Saleh
7 Mei 2022
A A
Nggak Cuma Membosankan, Jadi Fans Timnas Indonesia Juga Melelahkan

Nggak Cuma Membosankan, Jadi Fans Timnas Indonesia Juga Melelahkan (Harismoyo via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jadi fans Timnas Indonesia itu melelahkan lho

Kemarin saya sempat baca satu artikel yang menarik di Terminal Mojok. Judulnya Betapa Membosankannya Jadi Fans Bayern Munchen. Kalau dipikir-pikir, isi artikel itu ada benarnya juga. Bayangkan kalau kamu fans salah satu tim sepak bola dan tim jagoan kamu itu selalu menang di setiap pertandingan. Bukan cuma menang, tapi juga langganan juara liga setiap tahun. Jelas monoton dan membosankan. Nggak ada gairah, nggak ada naik-turun adrenalin, dan nggak ada sensasi deg-degan ketika menyaksikan tim jagoannya bertanding.

Tapi rasa bosan itu bukan cuma milik fans yang tim jagoannya menang terus, kok. Fans yang tim jagoannya kalah terus juga nggak kalah membosankan. Bahkan bisa jadi secara psikologis justru lebih melelahkan. Kita ambil contoh yang paling dekat saja. Timnas sepak bola Indonesia, misalnya. Para fans Timnas Indonesia—termasuk saya juga, sih—pasti sudah bosan dan lelah dengan “prestasi” Timnas Indonesia.

Kelelahan macam apa sih yang dirasakan oleh fans Timnas Indonesia itu? Ini saya beberkan beberapa di antaranya, ya.

Pertama, lelah dengan hasil pertandingan. Kata orang-orang tua dulu, tim sepak bola kita sempat menjadi tim yang paling ditakuti di kawasan Asia. Ada banyak prestasi yang ditorehkan di zaman dulu. Tapi makin ke sini, prestasinya makin melempem. Kalau diingat-ingat, sejak zaman Kurniawan Dwi Yulianto yang jebolan Primavera sampai zaman Bagus Kahfi yang jebolan Garuda Select, masih minim prestasi.

Satu-satunya yang bisa bikin bangga adalah saat Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF tahun 2013 lalu. Itu pun nggak berlangsung lama dan akhirnya melempem lagi sampai saat ini. Terakhir, kita dibantai tiga gol tanpa balas oleh tuan rumah Vietnam dalam ajang Sea Games 2022 kemarin. Ini yang bikin melelahkan: kalah terooosss.

Kedua, lelah dengan bacotan pengamat pertandingan. Seperti biasa, setelah Timnas Indonesia kalah, akan bermunculan komentar pedas dan kritik dari para pengamat terhadap performa Timnas Indonesia. Entah itu lewat tayangan televisi atau konten di media sosial. Isinya kalau nggak hujatan terhadap pemain dan pelatih, ya paling ulasan pertandingan dari “si paling coach”.

Tapi, ada yang lebih melelahkan juga: pemakluman yang berlebihan. Baiklah, rasanya memang kontradiktif dengan paragraf sebelumnya. Masalahnya, yang sering terjadi ketika timnas bertanding itu selalu sama, kalau nggak hujatan yang berlebihan, ya pemakluman yang berlebihan. Begitu hitam putih. Selalu “kita sudah berusaha sekuat tenaga”, padahal nyatanya nggak juga. Kritikan ini nggak saya sampaikan buat pemain dan pelatih, tapi ke semua orang yang berpikir bahwa kekalahan itu bisa diterima.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Shin Tae Yong (Alizada Studios via Shutterstock.com)

Ya memang, kalah itu wajar, tapi, coba lihat masa-masa sebelum STY dan Luis Milla melatih Indonesia. Kekalahan yang ada selalu direspon dengan pemakluman. Nggak ada perbaikan yang diupayakan. Sekarang masih mending, meski kalah, terlihat ada sedikit harapan. Tapi, rasa-rasanya ya bosan sih.

Ketiga, lelah dengan star syndrome para pemain. Nah, giliran Timnas Indonesia menang, ini juga bisa melelahkan buat fans Timnas Indonesia. Para pemain Timnas Indonesia disanjung dan dipuja-puji layaknya pemain terbaik dunia. Nggak lupa diundang ke acara talkshow di televisi, acara podcast di YouTube, dan nggak sedikit juga yang menjadi bintang iklan.

Saya nggak mau menyebut sih, kalian-kalian pasti udah pada tahu. Lagian, star syndrome ini dari dulu selalu jadi masalah, bahkan hingga ke level klub sekali pun. Lelah lho, melihat kek gini tuh.

Ceritanya iklan sosis (Pixabay.com)

Keempat, lelah dengan gimmick para pejabat dan politikus. Selain star syndrome pemain tadi, ada yang nggak kalah melelahkan ketika Timnas Indonesia ini menang. Apalagi kalau bukan gimmick para pejabat dan politikus yang menyebalkan itu? Ketika menang atau juara, para pejabat dan politikus langsung merapat. Semuanya merasa punya andil dan berjasa atas prestasi Timnas Indonesia.

Semuanya berlomba-lomba cari muka. Ada yang memberi uang pembinaan kepada pemain, ada yang sok-sokan menyambut, menjemput, dan mengantar pemain, bahkan ada juga yang membuat baliho segede gaban yang isinya mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih. Selain ucapan tadi, tentu saja ada foto pejabat yang ukurannya justru lebih besar dari foto pemainnya. Hadeh.

Itulah kelelahan yang dirasakan oleh fans selama ini. Tapi, mau selelah apa pun, para fans tadi tetap mendukung. Menurut jadwal Sea Games 2022, Timnas Indonesia akan kembali bertanding melawan Timor Leste pada 10 Mei mendatang.

Timor Leste (Shutterstock.com(

Saya yakin para fans akan setia menyaksikan pertandingan itu. Meski secara hitung-hitungan kasar di atas kertas kita lebih unggul dari Timor Leste, lha kok saya malah punya firasat buruk, ya? Kalau nggak menang tipis, paling juga seri. Atau bisa jadi malah kalah. Kalau itu benar-benar terjadi, maka akan menambah daftar panjang kekalahan bagi Timnas Indonesia, juga kelelahan bagi para fans-nya. Tapi, masak ya kalah sih lawan Timor Leste? Moga aja nggak.

Mau sampai kapan sih begini terus?

Penulis: Andri Saleh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bekerja Kok untuk Duit, Aneh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2022 oleh

Tags: Sepak BolaTimnas Indonesia
Andri Saleh

Andri Saleh

Petualang Negeri Sipil. Tinggal di Bandung.

ArtikelTerkait

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola, bundesliga

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola

9 Maret 2020
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Jangan Bebani Timnas Kelompok Umur untuk Juara

29 September 2020
fantasy football euro 2020 mojok

Gara-gara Euro Fantasy Football, Menonton Pertandingan Sepak Bola Jadi Tidak Nikmat

28 Juni 2021
36 Istilah yang Sering Muncul dalam Gim Fantasy Premier League Terminal Mojok.co

36 Istilah di Gim Fantasy Premier League yang Sering Muncul

17 Maret 2022
Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

24 Mei 2022
rasisme

Tidak Ada Tempat Bagi Rasisme di Dunia Ini, Sekalipun Dalam Sepak Bola

5 September 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.