Di masa kiwari, electric starter sudah selayaknya ada dan sangat wajib di setiap motor. Baik itu skutik, bebek, atau sport. Berbeda dengan motor jaman baheula yang harus menggunakan engkolan manual untuk sekedar memanasi motor kesayangan. Mancal engkol pun punya aturan nggak bakunya, nggak bisa asal. Sebab, bisa jadi mendapat perlawanan dari kompresi di ruang bakar dan bisa bikin kaki mendadak keseleo. Oleh karena itulah saya yakin tak semua manusia bisa yang namanya mengengkol sebuah mesin motor hingga bisa hidup. Apalagi itu mesin dengan kapasitas besar macam moge. Jika tetap ngotot dan sok kuat maka siap-siap keseleo ini mah.
Peran kick starter nggak bisa dibilang hilang atau sengaja dihilangkan meski sudah ada electric starter yang tinggal pencet itu. Ia masih ada dan bakal abadi kayaknya. Ya meski beberapa motor memang sudah menghilangkan kick starter ini sih dan pure sepenuhnya mengandalkan electric starter. Tapi ya gitu, nasib engkolan di motor, saya kira bakal abadi, enggan hilang meski sudah ada teknologi untuk memudahkan—dalam hal menghidupkan motor—saya yakin, seyakin-yakinnya bakal abadi dan kekal ada di motor sekarang. Meski mau dikudeta electric starter berkali-kali.
Terlepas dari estetikanya engkolan di sebuah motor, penggunaan electric starter semakin masif saja digunakan. Lha gimana ya, orang-orang cenderung akan memilih pada suatu yang bikin mudah dan nyaman ketimbang harus bertahan pada suatu yang bikin susah.
Tapi ada hal yang orang luput perkara starter ini. Berbeda dengan kick starter alias engkolan yang nggak butuh perawatan berarti, lain halnya sama electric starter yang ada bejibun parts yang nyokong supaya bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Kemudahannya yang tinggal pencet tombol di sisi kanan stang, lalu, motor jadi hidup menuntut perawatan. Paling tidak, yang namanya ada electric menuntut kondisi aki yang tetap prima. Pasti sering dialami jika aki sudah bau tanah, kelewat masa mudanya? Yup, fenomena ini yang disebut aki tekor. Saat aki tekor, lantas electric starter jadi molor.
Namun, sekedar informasi, jika electric starter mati, terkadang masalahnya bukan aki yang tekor doang. Ada hal-hal atau bagian lain yang bisa saja jadi biang keladi. Setidaknya ini beberapa penyebab yang sebaiknya diketahui biar nggak ketipu bengkel nakal. Kan nggak lucu, electric starter mati tapi kudu ganti boring. Sangat kontradiktif, dan nggak keren blas ketipu sama bengkel sama soal beginian.
Penyebab electric starter mati pertama, relay starter rusak
Relay starter sendiri berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus dari aki motor ke dinamo starter. Bukaan tutupnya ya diatur oleh si tombol starter di stang sebelah kanan itu. Ya, bayangkan saja jika relay starter rusak karena memang sudah waktunya rusak. Pastinya electric starter di motor nggak bisa nyala dong, Sis, kan nggak ada arus listrik yang mengalir ke dinamo starter.
Penyebab electric starter mati kedua, dinamo starter
Yup, parts ini juga bisa jadi biang kerok electric starter di motor nggak bisa nyala. Yup, dinamo starter-lah yang berfungsi memutar mesin dan akhirnya mesin bisa hidup. Biasanya, arang atau carbon brush yang ada di dalam dinamo starter sudah habis sehingga rotor tak dapat berputar. Alih-alih berputar dengan lihainya, saat arangnya habis si bagian ini malah anteng-anteng saja gitu, paling sambil ngantuk-ngantuk dikit. FYI nih, harga part ini cukup murah, hanya berkisar 30 ribuan.
Penyebab electric starter mati ketiga, tombol starter rusak
Bagian terakhir yang jadi masalah yakni tombol starter rusak. Bisa jadi, terminal di bagian dalam tombol ini kebakar, alhasil meleleh, kaya kamu yang melting jika diwaro Oppa gitu. Lantas, saat tombol starter sudah begini biasanya susah banget buat dipencet. Akibatnya tentu nggak bisa mengalirkan arus dari aki motor ke relay yang berfungsi menjembatani tegangan ke dinamo starter.
Selain beberapa penyebab itu, ada juga kabel yang mungkin saja kegigit tikus yang masuk ke sela-sela kabel lalu bikin wiring rusak. Haish.
BACA JUGA Kepincut Beli Honda Scoopy Terbaru padahal Baru Saja Kredit Motor dan tulisan Budi lainnya.