Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Nasihat Orang Kaya Memang Banyak yang Menyesatkan: Niatnya Terinspirasi, Malah Jadi Pusing Sendiri

Septian Pribadi oleh Septian Pribadi
27 Juli 2023
A A
Nasihat Orang Kaya Memang Banyak yang Menyesatkan: Niatnya Terinspirasi, Malah Jadi Pusing Sendiri

Nasihat Orang Kaya Memang Banyak yang Menyesatkan: Niatnya Terinspirasi, Malah Jadi Pusing Sendiri (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu saya bersama teman-teman yang masih muda dan penuh ambisi duniawi bertamu ke rumah salah seorang orang kaya yang tajir melintir yang ada di desa kami. Selain banyak uang, aset tanah di mana-mana, rumah kos yang tak pernah sepi penyewa, kendaraan bejibun, ia juga amat pandai berbicara bak motivator yang dengan cukup sederhana membuat kagum para pendengarnya, termasuk kami.

Dalam kesempatan berbincang saat sedang bertamu, ada kata-kata yang membuat saya sempat terhipnotis. Mula-mula ia menarik nafas mendalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan. Dengan wajah yang seperti penuh penyesalan, ia berujar pelan kepada kami, “Oalah mas, ternyata punya harta segini banyaknya, rasanya biasa saja. Nggak perlu ngoyo-ngoyo dalam bekerja.”

Sekilas ketika mendengar kalimat itu, penuh dengan arti yang mulia. Jika bisa saya artikan, harta benda tidak memberikan kebahagiaan yang berarti bagi manusia. Jadi bekerjalah biasa-biasa saja, nggak perlu ngotot. Seolah ia memberikan gambaran bahwa harta benda yang banyak tidak memberikan nilai signifikan bagi kehidupan manusia.

Ini seperti nasihat yang baik, tapi sejatinya menyesatkan. Kenapa?

Paradoks yang malah bikin hidup makin rumit

Nasihat yang baik adalah nasihat yang pas dan sesuai dengan kondisi orang yang dinasihati. Sehingga nasihat itu bisa berjalan beriringan dengan kondisi tanpa memunculkan paradoks yang justru akan menambah kerumitan hidup.

Nabi Muhammad ketika ditanya oleh sahabatnya terkait ibadah apa yang paling utama dalam Islam, jawabannya berbeda-beda. Ada yang dijawab shalat di awal waktu, ada yang berbakti kepada orang tua, ada yang berbuat baik kepada tetangganya, dan lain sebagainya. Kenapa jawabannya berbeda-beda padahal pertanyaannya sama, yaitu apa amal ibadah yang paling utama? Apakah Rasulullah manusia yang mencla-mencle alias tidak konsisten? Tentu saja tidak!

Ah, dikit-dikit mengutip Rasulullah, kita kan tidak sedang meminta nasihat kepada manusia sehebat Rasulullah. Oke, kita sederhanakan jika ternyata mengutip Rasulullah dianggap padanan yang terlalu tinggi (jika tidak ingin dianggap utopis).

Nasihat tak sesuai konteks

Kita turunkan kepada level kiai, sebagai orang yang dianggap sering dimintai nasihat di akar rumput. Ada seorang kepala desa sowan kepada kiai ingin meminta nasihat, apa hal utama yang harus saya kerjakan kiai? Sang kiai menjawab, “Berbuatlah adil terhadap masyarakat dan jangan korupsi.”

Baca Juga:

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Lalu datang lagi seorang bapak-bapak usia 50 tahun datang kepada kiai untuk meminta nasihat. Apa hal utama yang harus saya kerjakan kiai? Sang kiai menjawab, “Perbanyaklah amal baik dan jangan tinggalkan shalat.”

Tak lama berselang, datang lagi seorang pemuda dengan tubuh gegap, bertanya dengan pertanyaan yang sama. Sang kiai menjawab, “Bekerjalah, jangan bermalas-malasan serta berbaktilah kepada orang tuamu.”

Kembali kepada orang kaya yang saya temui di atas. Kenapa nasihat yang ia sampaikan kepada saya dan teman-teman, saya anggap sesat? Karena nasihat yang ia sampaikan tidak sesuai dengan konteks atau kondisi objek yang dinasihati.

Bayangkan saja, jika nasihat itu kami lakukan tentu saja pemuda seperti kami akan leyeh-leyeh dan enggan ngotot dalam bekerja meraih duniawi. Mengalir saja ketika bekerja, jangan banyak inovasi, nikmatilah kehidupan tanpa harus dikejar deadline. Nggak perlu susah-susah memahami algoritma media sosial untuk jualan produkmu, packing-packing barang dagangan diurus pas mood bagus. Padahal tanda utama pemuda adalah beringas dan bekerja bak memiliki tenaga kuda, bukan?

Omongan orang kaya emang kadang… ah sudahlah

Padahal jiwa pemuda seperti yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama dalam lagunya, memiliki semangat berapi-api. Seharusnya nasihat yang tepat adalah nasihat yang mampu memaksimalkan segenap potensi yang dimiliki seorang pemuda. Semisal, bekerjalah dengan segenap jiwa, kerahkan seluruh kreativitas, panca indra, sumber daya untuk meraih kekayaan sebanyak mungkin, mumpung tubuhmu masih kuat dan beringas.

Nasihat bapak orang kaya di atas jamak kita dengar di kehidupan masyarakat kita ketika ada segerombolan pemuda mencoba mengambil inspirasi dari orang tersebut. Berharap bisa menjadi kaya seperti dirinya, eh malah dapat nasihat yang menyesatkan.

Mungkin sekilas nasihat itu terkesan amat heroik karena orang kaya itu bisa menunjukkan sikap tidak cinta duniawi kepada para pemuda. Sikap yang amat sulit dimiliki oleh orang kaya. Tapi malah sebaliknya, ibarat target bidikan, ia seharusnya melempar anak panah ke arah timur malah dilempar ke arah barat, zonk! Dengan tafsir yang sedikit nakal, bapak kaya itu sejatinya ingin bilang, “jangan menjadi kaya, cukup aku saja.” Hahaha… modyar!

Penulis: Septian Pribadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Santai, Kita Semua Bisa Punya Privilege Kok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2023 oleh

Tags: etos kerjanasihatomong kosongorang kaya
Septian Pribadi

Septian Pribadi

Penjual buku, penikmat kopi, dan suka nge-game.

ArtikelTerkait

orang kaya tax amnesty salah kaprah definisi pajak penghasilan terminal mojok

Kenaikan Tarif Pajak Penghasilan bagi Orang Kaya, Solusi Jitu Menyelamatkan Keuangan Negara

20 Oktober 2021
Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Nggak Sungguh Janggal! terminal mojok.co

Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Sungguh Janggal!

24 September 2021
Memangnya Salah kalau Warga Kabupaten Tuban Kaya Mendadak dan Beli Mobil? terminal mojok.co

Level Sombong Ultimate: Nggak Mau Turun Mobil Pas Beli Roti Bakar

26 Oktober 2020
4 Nasihat dalam Upin dan Ipin yang Cocok buat Caleg Pemilu 2024

4 Nasihat dalam “Upin dan Ipin” yang Cocok buat Caleg Pemilu 2024

4 Januari 2024
nasihat wagu tanpa ditanya

3 Nasihat Zaman Sekolah yang Sebenarnya Wagu

29 Oktober 2021
Gereja Adalah Tempat Nongkrong Wanita Sosialita pada Masa VOC terminal mojok.co

Gereja Adalah Tempat Nongkrong Wanita Sosialita pada Masa VOC

2 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.