Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Nasi Padang Keliling: Makan Enak Nggak Harus di Rumah Makan

Raihan Muhammad oleh Raihan Muhammad
20 Agustus 2025
A A
Nasi Padang Keliling: Makan Enak Nggak Harus di Rumah Makan

Nasi Padang Keliling: Makan Enak Nggak Harus di Rumah Makan (Pinerineks via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya lagi scroll medsos, tiba-tiba menemukan gerobak nasi Padang keliling warna putih dengan hiasan rumah gadang di atasnya. Lauknya dikemas rapi dalam kotak, tinggal comot dan bawa pulang. Sekilas mirip konsep kopi keliling kekinian yang sudah lebih dulu wira-wiri di kampus dan kantor. Bedanya kali ini menunya bukan kopi susu gula aren, melainkan rendang, ayam pop, dan sambal ijo yang bikin keringat bercucuran.

Kalau kopi keliling dulu hadir dengan jargon “ngopi nggak harus di kafe”, nasi Padang keliling ini kayak mau bilang “makan enak nggak harus duduk di rumah makan”. Bayangkan, makan nasi Padang kini nggak perlu lagi drama rebutan sendok di meja panjang, atau pura-pura kenyang biar nggak disodorin tambahan kuah gulai. Semua serba praktis. Lauk dimasukkan ke dalam kotak dan bisa disantap di mana saja. 

Saya jadi mikir, jangan-jangan sebentar lagi tren kuliner keliling ini bakal merembet ke makanan lain. Setelah kopi keliling dan nasi Padang keliling, mungkin akan ada rawon keliling, dll. Kalau benar terjadi, bisa-bisa jalanan kita berubah jadi food court berjalan. 

Dari starling ke rendang on wheels

Dulu kita mengenal starling alias Starbucks keliling. Itu lho, abang-abang penjual kopi sachet yang nongkrong di perempatan jalan. Lalu konsep itu di-upgrade sehingga muncul penjual kopi keliling kekinian yang berjualan dengan gerobak dan branding kece.

Siapa sangka kalau sekarang giliran nasi Padang ikut nimbrung dengan wajah baru. Bedanya, kalau kopi cuma buat mengusir kantuk, nasi Padang ini bisa bikin perut puas sekaligus hati tenang.

Fenomena ini sebenarnya menunjukkan satu hal: branding bisa mengubah citra sesuatu yang sudah lama ada jadi terasa baru lagi. Jualan kopi keliling dulunya dianggap “biasa”, sekarang jadi konten Instagrammable. Jualan nasi Padang keliling dulunya cuma motor dengan kotak makanan di belakang, sekarang tampil dengan gerobak putih bergaya rumah gadang. Ternyata kemasan dan tampilan memang separuh rasa.

Saya melihat tren ini sebagai bukti kalau kuliner Indonesia nggak pernah kehabisan akal. Selama ada peluang, selalu muncul inovasi.

Bedanya dengan dulu, inovasi sekarang dibalut visual yang lebih rapi, konsep yang lebih jelas, dan pastinya marketing yang lebih nge-hits. Intinya, makanan tetap sama, tapi cara menyajikannya bikin orang merasa sedang jadi bagian dari tren.

Baca Juga:

Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Bukan Dosa dan Tidak Melanggar Hukum!

9 Ciri Warung Nasi Padang yang Sudah Pasti Enak dan Bikin Balik Lagi

Food court berjalan di jalanan

Bayangkan kalau tren ini terus berkembang, jalanan kita bisa berubah jadi food court raksasa. Pagi ketemu kopi keliling, siang ada nasi Padang keliling, sore nongol sate keliling dengan lampu tumblr biar estetik, malam ditutup rawon keliling yang pakai tagline “hitam itu elegan”. Trotoar bukan lagi sekadar jalur pejalan kaki, tapi jadi runway parade kuliner.

Fenomena ini tentu punya sisi positif. Makanan enak jadi lebih mudah diakses, bahkan buat orang yang malas ke rumah makan atau kafe. Selain itu, UMKM bisa tumbuh dengan modal lebih ringan karena nggak perlu sewa tempat besar. Tinggal modal gerobak rapi, branding catchy, plus sedikit rajin bikin konten di medsos, pelanggan bisa berdatangan.

Akan tetapi di sisi lain, tren ini juga jadi semacam kompetisi kreatif antar-pedagang. Yang jualan nggak cukup cuma enak, tapi harus tampil beda. Jadi jangan heran kalau besok-besok ada pecel lele keliling dengan neon box warna pink pastel, atau bubur ayam keliling yang sengaja dibuka malam hari dengan tagline “tim bubur nggak diaduk only”. Semua bisa jadi bahan jualan sekaligus bahan guyonan netizen.

Nasi Padang keliling bukti kreativitas yang tak ada habisnya

Tren kuliner keliling ini pada akhirnya menunjukkan satu hal: jalanan bukan lagi sekadar ruang lalu lintas, tapi juga ruang kreativitas. Dari kopi sampai nasi Padang, semua bisa naik kelas berkat kemasan yang rapi, branding yang cerdas, dan sedikit sentuhan medsos. Yang dulu dipandang “biasa” kini bisa tampil keren, bahkan dianggap gaya hidup.

Di sisi konsumen, kita jadi punya lebih banyak pilihan. Mau ngopi praktis tanpa antre di kafe bisa, mau makan nasi Padang tanpa ribet rebutan sendok juga bisa. Semuanya hadir lebih dekat, lebih fleksibel, dan tentu lebih ramah di kantong. Selera jalanan memang tidak pernah mati, hanya berganti baju sesuai zamannya.

Buat saya pribadi, ini bukan cuma soal makanan atau minuman, tapi soal bagaimana UMKM di Indonesia belajar menyesuaikan diri dengan tren. Dari starling sampai rendang on wheels, semuanya punya benang merah yang sama: kreativitas yang sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Selera jalanan kini sudah benar-benar naik kelas, dan kita semua kebagian rasanya. Maju terus UMKM Indonesia!

Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nasi Padang Seharusnya Tetap Menjadi Makanan Mewah, Harganya Mahal Nggak Masalah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2025 oleh

Tags: kopi kelilingNasi Padangnasi padang kelilingnasi padang murahstarlingwarung nasi padangwarung nasi padang murah
Raihan Muhammad

Raihan Muhammad

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

ArtikelTerkait

Nasi Padang Menggusur Makanan Tradisional Indonesia (Pinerineks via Wikimedia Commons)

Makanan Tradisional Indonesia Bukan Tergusur Western Food, tapi Nasi Padang

1 Juli 2024
Nasi Padang Keliling: Makan Enak Nggak Harus di Rumah Makan

Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Bukan Dosa dan Tidak Melanggar Hukum!

8 Oktober 2025
Mempertanyakan Selera Orang-orang yang Bilang Kuliner Jogja Mantap Mojok.co

Mempertanyakan Selera Orang-orang yang Bilang Kuliner Jogja Mantap

28 April 2024
4 Dosa Saat Makan Nasi Padang yang Kerap Dilakukan terminal mojok.co

4 Dosa Saat Makan Nasi Padang yang Kerap Dilakukan

4 Februari 2022
Nasi Padang Makanan Mewah, Harganya Mahal Nggak Masalah (Unsplash)

Nasi Padang Seharusnya Tetap Menjadi Makanan Mewah, Harganya Mahal Nggak Masalah

17 April 2025
orang padang

Kenapa Orang Padang Ada Dimana-Mana?

11 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.