Dulu, di sudut perkotaan sore hari, kita bisa lihat ada abang-abang penjual kopi starling (Starbucks keliling) dengan sepeda ontel khasnya. Menjajakan kopi saset berbagai merek yang bisa menghangatkan suasana nongkrong. Kini, kopi starling jarang ditemui, di Cianjur pun jarang. Sekarang malah menjamur fenomena kopi keliling kekinian dengan gerobak modern dan sepeda listrik. Mereka bukan lagi sekadar penjual kopi saset tapi sudah jadi barista keliling.
Fenomena kopi keliling kekinian seperti Kopi OTW, dan merek-rek lainnya bukan mengancam Starling, tapi justru ini bukti sahih kalau DNA Starling itu abadi dan berevolusi menjadi lebih keren. Tapi, di sisi lain, ada alaram bahaya yang mulai nyala karena banyak pengusaha kopi yang ikut-ikutan membuat hal serupa dan menciptakan ancaman pasar yang terlalu jenuh.
Kopi Starling bukan cuma jualan kopi pakai sepeda. Mereka juga kerap dijadikan sebagai pos kamling berjalan yang bisa menemani begadang semalaman. Sepeda ontel yang khas dan jarang ditemui, ditambah kopi saset yang rasanya nggak lekang oleh waktu. Termasuk termos air panas yang kayaknya nggak pernah dingin.
Daftar Isi
Starling, penggerak roda perekonomian
Starling ini udah lebih dari sekadar penggerak ekonomi perkopian di tingkat mikro. Mereka menemani sisi terbaik dan terburuk masyarakat. Jadi, tempat istirahat driver ojol, sampai jadi tempat ngobrol karyawan yang kena PHK. Denyut nadi ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya ada pada Starling. Murah, meriah, dan guyub.
Tapi, kini wujud Starling berubah menjadi lebih baru. Sepeda listrik yang dimodifikasi, branding yang lebih niat dengan logo dan namang unik, ditambah dengan menu yang jauh lebih kompleks. Pokoknya kalcer abis kalau kata anak Jaksel mah.
Para penjual kopi keliling kekinian ini nggak jualan kopi saset. Mereka beneran jualan kopi, espresso-based seperti americano. Menu yang paling banyak dibranding ya tidak lain dan tidak bukan adalah kopi susu gula aren. Target pasarnya juga bergeser ke anak muda, mahasiswa dan pekerja kreatif seperti saya yang butuh kopi tiap hari.
Namun, pada intinya, penjual kopi keliling modern dengan kopi Starling itu sama saja, cuma ganti baju aja. Mereka sama-sama menawarkan kopi yang aksesibel, on the go, dan harganya jelas di bawah Coffee Shop. Mereka juga kerap jemput bola pelanggannya, hadir di ruang-ruang publik seperti taman dan trotoar.
Kopi keliling kekinian pada dasarnya adalah Starling yang beradaptasi dengan zaman. Mereka melihat ada pasar yang ingin kopi ‘beneran’ tapi ogah ribet ke kafe. Ini adalah bentuk evolusi bisnis yang brilian. Starling tidak mati, ia hanya naik kelas.
Kelewat banyak kopi keliling
Sayangnya, ada keresahan yang mengganggu saya dari fenomena ini. Banyak merek kopi yang juga ikut-ikutan jualan dengan konsep yang sama dan harga yang sama pula. Di Cianjur, diawali dengan Kopi OTW, kemudian muncul Sekian Kopi, lalu nggak ditambah ada merek lokal yang bikin juga. Biasanya, dalam satu tikungan bisa nemu satu, ini kadang ada dua atau tiga coffee bike. Cuma beda 3 meter lagi.
Kalau kayak gini terus, pasti akan ada perang harga. Imbasnya, kualitas kopi jadi menurun untuk dapat margin. Inovasi juga jelas mati, nggak ada keunikan atau ciri khas, semua menunya aja sama, rasanya nggak ada beda. Akhirnya, bisnis ini akan jadi tren sesaat, tanppfondasi yang kuat dan cepat tumbang. Kasihan para pionir yang susah payah membangun pasar.
Buat kamu yang pengin bikin usaha kayak gini juga. Coba deh pikir ulang lagi. Modal nekat dan resep dari YouTube aja nggak cukup. Apa yang bikin kopimu beda? Biji kopinya? Tekniknya? Pelayanannya? Atau cerita di balik brand-nya? Cobalah untuk membuat sesuatu yang berbeda, inovatif, namun tetap bersaing.
Kopi yang enak butuh pasar yang sehat
Saya angkat topi untuk para pelaku usaha ini, baik Starling atau yang kekinian karena semangat juangnya yang tinggi. Adanya kopi kekinian ini adalah bukti evolusi keren dan bukti bahwa orang Indonesia ini kreatif. Pengin banget rasanya ekosistem ini bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, kopi di pinggir jalan, entah itu dari termos atau mesin espresso adalah tentang kebersamaan. Ada baiknya, para pengusaha kopi dan kita para pecintanya bisa jaga ekosistem ini biar nggak pahit dan nggak sehat. Karena kopi yang enak, butuh pasar yang sehat. Anjaaayyy.
Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S.
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kopi Gerobak Keliling Tak Bisa Menggusur Pedagang Starling karena Kopi Starling Tetap Lebih Unggul