Kalau kamu dapat nasi berkatan dan nggak cocok sama lauknya, apa yang biasanya akan kamu lakukan padanya?
Sebenarnya, jika dilihat dari proses memasaknya nasi goreng mungkin lebih tepat disebut nasi tumis. Lantaran ia memang hanya ditumis, nggak digoreng. Kalau digoreng jadinya bakalan krispi kayak rengginang. Yah walaupun begitu, nasi goreng sudah menjadi makanan sejuta umat. Mudah ditemukan di mana-mana, dari kota sampai desa. Ia juga sangat digemari karena harganya relatif murah. Menu ini memang dipercaya asalnya dari Cina, tapi nggak berlebihan jika nasi goreng disebut sebagai masakan nasional Indonesia.
Kalau tidak salah, bahkan ia juga sempat masuk ke dalam jajaran masakan yang paling lezat di dunia, bersanding dengan rendang dan sate. Nggak hanya orang Indonesia aja yang suka, bule juga banyak yang suka makanan ini.
Ada banyak jenis nasi goreng. Ada nasi goreng biasa, nasi goreng putihan, nasi goreng spesial (pakai telur), nasi goreng seafood, nasi goreng kambing, dan seterusnya. Semuanya memiliki penggemar masing-masing.
Nasi merupakan bahan baku untuk membuat menu ini. Maka dari itu, seberagam apa pun bumbu dan topping untuk nasi goreng, semua akan sia-sia jika nasi yang digunakan tidak cocok untuk diolah menjadi menu ini.
Nggak semua nasi bisa diolah menjadi nasi goreng. Diperlukan nasi dengan tingkat kepulenan yang tepat. Butir-butir nasi tidak boleh saling menempel sehingga bumbu-bumbu bisa melumuri butiran nasi dengan sempurna. Nah, salah satu nasi yang paling cocok untuk dibuat nasi goreng adalah nasi berkatan. Nasi berkatan biasanya kita dapat setelah ikut pengajian atau selametan. Kalau di kota mungkin dibungkus dengan kotak kertas. Sementara kalau di desa biasanya pakai bak kecil yang didesain memang untuk berkatan.
Biasanya nasi berkatan memang sudah lengkap dengan lauknya. Namun, nggak semua lauk yang diberikan bisa cocok dengan lidah si penerima nasi berkat. Kadang lauknya nggak cocok sama lidah kita. Di saat seperti ini, tentu saja sayang jika nasi yang sudah diberikan nggak dimakan. Daripada mubazir, mending nasi berkatan ini diolah menjadi nasi goreng. Percayalah, nasi berkatan ini memenuhi semua syarat untuk menjadi nasi goreng yang lezat.
Nasi berkatan memiliki tekstur yang tepat, matang sempurna, tak terlalu keras juga tak terlalu lembek. Mungkin karena untuk dihidangkan banyak orang, maka penanakan nasinya dibuat sesempurna mungkin. Kalau nggak enak, kan, bisa-bisa jadi omongan tetangga. Apalagi di kampung, bisa jadi omongan sampai sebulan ke depan.
Untuk menjadi nasi goreng yang nikmat, tinggal ditambahkan bumbu-bumbu dasar atau pakai bumbu instan yang sekarang banyak dijual. Pasalnya, (lag-lagi) nyawa nasi goreng itu sendiri terletak pada nasinya.
Jika nasinya terlalu keras, tentu memakannya juga nggak akan nikmat, kayak makan beras. Jika terlalu lembek, butiran-butiran nasi yang saling menempel akan membuat bumbu tidak bisa menyerap dan tak melumuri setiap butiran nasi dengan sempurna. Selain itu, nasi dengan tekstur yang sempurna biasanya mengeluarkan wangi yang sedap saat digoreng. Matangnya juga pasti merata.
Coba, deh, tengok abang-abang penjual nasi goreng di dekat rumah kalian, pasti nasinya matang dengan sempurna, bukan? Ia nggak mungkin terlalu keras atau lembek. Kalaupun terjadi, itu adalah sebuah kecelakaan.
Jadi, jika kalian dapat nasi berkatan, tapi nggak cocok sama lauknya, tenang aja, tinggal olah nasinya jadi nasi goreng: dijamin pasti enak. Ya, asal yang masak juga tepat, sih. Lagian, kan, mubazir dan nggak sopan kalau masakan yang diberi orang lain malah nggak kita makan.
BACA JUGA Nasi Goreng Paling Enak Tercipta dari Olahan Nasi Sisa Semalam dan tulisan Sigit Candra Lesmana lainnya.