Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Naik Transportasi Umum di Surabaya Adalah Simbol Kemiskinan, tapi Saya Tidak Malu Menggunakannya

Tiara Uci oleh Tiara Uci
14 Juni 2023
A A
Naik Transportasi Umum di Surabaya Adalah Simbol Kemiskinan, tapi Saya Tidak Malu Menggunakannya

Naik Transportasi Umum di Surabaya Adalah Simbol Kemiskinan, tapi Saya Tidak Malu Menggunakannya (Mujionomaruf via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, ada mahasiswi UPN Surabaya, sebut saja Ayu, menghubungi saya melalui Instagram. Dia sedang mengerjakan skripsi dengan tema transportasi umum di Surabaya. Lantaran sering membaca artikel saya di Terminal Mojok tentang buruknya transportasi umum di Surabaya, Ayu ingin melakukan wawancara. Singkat cerita, kami bertemu dan mengobrol tentang transportasi umum, khususnya Suroboyo Bus dan Trans Semanggi.

Sebelum bertemu saya, Ayu sudah menyebar kuesioner dan melakukan wawancara dengan penumpang Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan masyarakat Surabaya yang ditemuinya di pasar maupun kampus, soal layanan transportasi umum di Kota Pahlawan. Kesimpulan sementara yang didapat, rata-rata warga Surabaya yang rumahnya dekat dengan halte merasa sangat terbantu dengan adanya bus. Sementara mereka yang tinggal jauh dari halte, jarang menggunakan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi.

Artinya, layanan feeder sangat diperlukan di sini. Dengan adanya feeder, warga yang rumahnya berada di gang bisa menjangkau halte dengan mudah. Kabar baiknya, feeder di Surabaya sudah mulai beroperasi meskipun jumlahnya masih terbatas dan jangkaunnya belum luas.

Dari percakapan saya dengan Ayu, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya, yaitu tentang perspektif masyarakat Surabaya memandang transportasi umum. Ternyata, penyebab jarangnya warga Surabaya naik bus selain faktor utama seperti kurangnya jumlah halte, armada yang terbatas, bus yang sering terlambat, jalur yang belum lengkap dan mode transportasi yang belum terintegrasi, adalah masih ada warga yang merasa kalau naik bus (transportasi umum) hanya untuk mereka yang miskin.

Nggak perlu mengasihani pengguna transportasi umum

Senada dengan pandangan warga Surabaya dalam kuesioner yang disebar Ayu tersebut, sebenarnya saya juga pernah dikasihani orang lain hanya karena naik bus. Ceritanya begini, bulan lalu saya diajak seorang teman pulang kampung ke Bojonegoro menggunakan mobil pribadi. Kebetulan teman saya ini kan memang tinggalnya di Bojonegoro, sehingga dia nggak mungkin mengantar saya kembali ke Surabaya lagi. Dia kemudian bertanya pada saya, “Sesok balik numpak opo?” Pertanyaan itu langsung saya jawab dengan percaya diri, “Numpak bus, kan okeh bus.”

Betapa terkejutnya saya ketika teman saya kemudian berkata, “Lho, ojok, ya wes sesuk tak terno balik Suroboyo maneh, aku ngesakno nek kowe numpak bus, koyoke kok nelongso banget.” Teman saya masih menimpali dengan nada bercanda, “Santai ae, ojok koyok wong susah”.

Sejujurnya, saya nggak tersinggung dengan ucapan teman saya. Toh dia bermaksud baik, ingin membuat saya nyaman. Saya juga nggak pernah keberatan dibilang miskin atau orang susah. Sama sekali nggak masalah bagi saya. Namun, ada perasaan sedih saat saya dikasihani hanya karena naik bus.

Padahal sejujurnya saya nggak pernah merasa nelangsa naik bus, malahan saya menikmatinya. Naik bus membuat saya memiliki banyak waktu untuk mendengarkan musik sambil membaca novel. Dua kegiatan yang hampir selalu saya lakukan saat menggunakan transportasi umum, tapi nggak pernah bisa saya lakukan ketika naik motor atau mobil sendiri, kecuali kalau ada sopir pribadi.

Baca Juga:

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

Naik bus tidak memalukan, parkir mobil sembarangan yang memalukan

Menurut saya, labeling yang disematkan pada pengguna transportasi umum sebagai simbol kemiskinan sehingga perlu dikasihani itu aneh, sih. Apalagi kalau sampai ada yang malas naik bus hanya karena merasa malu dianggap miskin dan nggak keren. Ada banyak hal di Surabaya yang menurut saya lebih memalukan, tapi masih dilakukan banyak orang.

Baca halaman selanjutnya

Memaksakan diri membeli mobil padahal nggak punya lahan parkir lebih memalukan…

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2023 oleh

Tags: jawa timurSurabayaSuroboyo BusTrans Semanggitransportasi publiktransportasi umum
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Angkot Malang yang Bikin Perantau Bingung Mojok.co

Angkot Malang yang Bikin Perantau Newbie Bingung

14 Januari 2024
Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

25 Januari 2024
Royal Plaza Surabaya Punya 4 Hal yang Belum Tentu Kamu Tahu (Unsplash)

4 Hal yang Jarang Diketahui Pengunjung Mal Royal Plaza Surabaya

22 Desember 2024
Mustahil Hidup Tentram di Lingkungan Pecinta Sound Horeg Banyuwangi (Pexels)

Mustahil Hidup Tentram di Lingkungan Pecinta Sound Horeg Banyuwangi

17 Maret 2025
Surabaya

Panasnya Surabaya Tak Hanya Bikin Gerah, tapi Juga Memberi Hikmah

24 Desember 2021
Jalan Dr Ir H Soekarno (Jalan MERR), Jalan Terpanjang di Surabaya yang Cocok untuk Merayakan Kesedihan

Jalan Dr Ir H Soekarno (Jalan MERR), Jalan Terpanjang di Surabaya yang Cocok untuk Merayakan Kesedihan

22 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.