Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
19 Juni 2025
A A
Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup Mojok.co

Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejujurnya, saya tidak pernah menyangka akan terjun ke dunia Makeup Artist atau MUA. Awal saya melakukannya karena hobi dan mengisi waktu luang. Walau tidak pernah berniat menjadi MUA profesional, saya menjalaninya dengan sungguh-sungguh. 

Saya sempat ambil kursus kelas make up pemula. Selain hobi dan mengisi waktu luang, MUA pernah jadi semacam rencana cadangan kalau tidak kunjung dapat kerja setelah studi S2. Sedia payung sebelum hujanlah. Pikir saya pada saat itu, kalau nggak dapat kerja setelah wisuda, setidaknya masih ada aliran pendapatan dengan menjadi MUA. Itu mengapa saya ambil kursus kelas makeup artis.

Walau sudah ambil kursus makeup dan menjalani pekerjaan ini selama beberapa waktu, saya ini masih MUA remahan rengginang. Apalagi dibandingkan dengan influencer dan makeup artis hits  jutaan follower. Setelah menjalani pekerjaan ini selama beberapa waktu, saya menyadari, proses menjadi MUA itu sulit, terlebih mempertahankannya di tengah kondisi seperti sekarang ini. Semuanya serba terseok-seok. 

Bukan cuma modal nekat, jadi MUA ada sekolah dan ujiannya!

Sekarang, akses untuk belajar tata rias terbuka lebar. Ada berbagai pilihan workshop yang bisa dijalani secara online maupun offline. Ada lebih dari seribu video YouTube yang bisa jadi referensi. Berbekal akses yang lebih mudah, koleksi kosmetik, kepercayaan diri tinggi, dan alat foto mumpuni, orang-orang bisa melabeli dirinya sebagai MUA. 

Itu semua berbeda jauh dengan perjalanan MUA zaman dahulu. Seseorang wajib menempuh sekolah kecantikan dan lulus ujian dulu sebelum bekerja di bidang tata rias. Bukan hanya menguras air mata, isi rekening pun ikut amblas demi mewujudkan cita-cita.

Sekitar sepuluh tahun lalu, saya harus merogoh kocek setidaknya Rp10 juta hanya untuk mendaftar di kelas pemula. Itu baru kelas pemula, belum kelas lanjutan yang pastinya butuh merogoh kantong lebih dalam. Nominal tersebut belum termasuk biaya ujian, sewa gaun, dan jasa model praktik. Jelas, saya yang masih berstatus mahasiswa kala itu, kudu mengencangkan ikat pinggang. Intinya, mengukir mimpi menjadi seorang MUA satu dasawarsa lalu tidak cukup hanya berbekal viral.

Wajib hukumnya belajar teori agar hasil makeup nggak zonk

Kemudahan akses terhadap konten-konten makeup membuat profesi MUA terlihat gampang. Padahal, aslinya tidak semudah itu. MUA wajib hukumnya memahami berbagai teori biar hasilnya nggak bikin klien menangis di pojokan. Saya ingat betul, pertama kali belajar makeup itu harus paham sifat warna. Warna dingin dan hangat berbeda dan perlu menyesuaikannya dengan tone kulit model.

Puncak kesulitan belajar makeup ketika harus mewarnai face chart. Peserta kursus tidak boleh langsung merias wajah manusia. Saya harus malah disuruh merias kertas bergambar wajah perempuan yang sama dalam satu buku. Waktu itu rasanya seperti balik e TK lagi yang tugasnya cuma mewarnai gambar.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Menghasilkan Banyak Cuan dalam Hitungan Jam selain Tukang Parkir dan Pak Ogah

Jangan Jadi MUA kalau Kalian Nggak Punya Mental Baja

Belum lagi, ada kalanya satu hari penuh kelas, delapan jam penuh, cuma buat belajar membentuk alis yang nyaris simetri. Ya, nyaris karena simetri sempurna itu cuma ada di alam mimpi. Kalau belum oke, pengampu tak segan meminta murid untuk mengulanginya meski pinggang sudah pegal lantaran terlalu lama membungkuk.

Pokoknya, jangan harap langsung diperbolehkan merias total wajah model untuk dipamerkan ke media sosial sebagai portofolio. Saya sendiri baru diperbolehkan merias model setelah melewati sekitar lima pertemuan yang penuh siksaan. Setelah itu pun, belum tentu karya saya di wajah manusia dapat diterima.

MUA harus serba bisa, apalagi kalau belum punya nama dan dapat klien bujet terbatas

Percayalah, jadi MUA di awal karier itu nggak cuma modal kuas dan skill makeup. Apalagi kalau belum punya nama dan kebetulan dapat klien dengan budget mepet. Rasanya, MUA dituntut harus sakti mandraguna. 

Asal tahu saja, kalau makeup artis mengajak hairdresser atau penata busana terpisah, otomatis biayanya membengkak. Kalau sudah demikian, MUA pemula sudah pasti bakal ditolak klien yang dananya pas-pasan itu. Padahal, MUA pemula biasanya jodohnya memang klien dari kelas ekonomi biasa. Mereka yang biasanya lebih paham kalau MUA tersebut masih merintis tangga karier sehingga berpeluang dapat tarif miring.

Itu mengapa, jangan heran kalau nanti MUA pemula nggak terkenal seperti saya mesti bisa menata rambut dan kreasi hijab. Bahkan, ada yang bisa membantu memilih dan memasangkan gaun yang ribetnya minta ampun. Sebagai gambaran, gaun untuk pemotretan itu berat dan dilengkapi dengan petticoat yang bikin keringetan memasangkannya. Belum lagi urusan detail kecil kayak menghias kuku dan henna yang awam anggap juga merupakan kerjaan MUA. 

Juaranya, MUA kadang mendadak berubah jadi wadah curhat klien. Mau nggak mau kudu ditanggapi demi alasan etika dan profesionalitas kerja. Padahal, di saat yang sama, saya sedang butuh konsentrasi penuh biar makeup nggak melenceng.

Ya, begitulah nasib pemula  harus all-in demi sepiring nasi

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Kuli Bangunan Curang Bikin Pemilik Rumah Rugi Besar, Material Bangunan hingga Upah Dimanipulasi Semua

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: makeup artismuatata rias
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

5 Kesalahan Membuat Alis yang Sering Dilakukan Perempuan Terminal Mojok

5 Kesalahan Membuat Alis yang Sering Dilakukan Perempuan

26 Juli 2022
5 Pekerjaan yang Menghasilkan Banyak Cuan dalam Hitungan Jam selain Tukang Parkir dan Pak Ogah

5 Pekerjaan yang Menghasilkan Banyak Cuan dalam Hitungan Jam selain Tukang Parkir dan Pak Ogah

21 Agustus 2024
Perbedaan Tata Rias Pengantin Jawa Pakem Jogja dan Solo Terminal Mojok

Perbedaan Tata Rias Pengantin Jawa Jogja dan Solo

17 September 2022
5 Alasan Mengapa Saya Nggak Suka Jadi Bridesmaid di Desa

5 Alasan Mengapa Saya Nggak Suka Jadi Bridesmaid di Desa

4 Juli 2024
Ungkapan Keresahan Hati MUA Soal Wisuda Tanpa Kebaya  

Ungkapan Keresahan Hati MUA Soal Wisuda Tanpa Kebaya  

18 September 2023
berdandan

Menanggapi Lamanya Waktu yang Dibutuhkan Wanita Saat Berdandan

24 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.