Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

MotoGP Butuh Keributan agar Tak Lagi Membosankan

Tiara Uci oleh Tiara Uci
24 Oktober 2022
A A
4 Alasan yang Bikin MotoGP Semakin Membosankan

4 Alasan yang Bikin MotoGP Semakin Membosankan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Fabio Quartararo membuat kejutan pada race MotoGP di Sepang, Malaysia yang diselenggarakan pada Minggu (23/10). Quartararo yang jari tengahnya patah dan start di posisi ke-12 secara mengejutkan berhasil finish di urutan ke-3. Artinya, gelar juara dunia MotoGP tahun ini menunggu hasil balapan di Sirkuit Valencia, Spanyol dua pekan mendatang. Meskipun pertarungan untuk memperebutkan gelar juara dunia MotoGP tahun 2022 cukup ketat. Nyatanya, MotoGP tahun ini tetap krisis penonton.

Kunjungan pada situs MotoGP turun sekitar 24 persen sepanjang 2022, penonton yang datang ke sirkuit pun mengalami penurunan. Puncaknya pada Mei lalu, Sirkuit Mugello, Italy sepi penonton. Hal tersebut sempat memicu perseteruan antara Dorna dan Wali Kota Scarperia (tempat sirkuit Mugello berada). Dorna beranggapan kalau harga tiket yang terlalu mahal menjadi penyebab sepinya penonton, sementara Wali Kota Scarperia meminta Dorna intropeksi diri terkait kualitas MotoGP yang dirasa menurun.

Mungkin ada di antara kalian yang nggak terima dan bilang, “Di Mandalika penontonnya banyak, kok.” Mandalika pengecualian ygy, karena Mandalika adalah sirkuit baru, euforia orang untuk nonton MotoGP masih tinggi, itupun jika benar Mandalika ramai. Kabarnya sih, pemerintah setempat bagi-bagi tiket gratis agar gelaran MotoGP terlihat sukses.

Ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab turunnya minat penonton MotoGP, salah satu sebabnya adalah kehadiran ECU (Electrical Control Unit) yang membuat peran pembalap terlihat kurang dominan, dan adanya winglet yang berakibat pada minimnya aksi overtaking. Padahal, overtaking adalah seninya balapan MotoGP, tanpa aksi saling salip antar pembalap, nonton MotoGP tak ubahnya seperti melihat sekumpulan mas-mas yang sedang touring.

Namun, menurut saya, ada faktor lain yang membuat balapan MotoGP saat ini kurang menarik yaitu tidak adanya “keributan” antarpembalap, atau bahasa halusnya nggak ada perseteruan antar pembalap. Kalian boleh menganggap saya terlalu barbar, tapi olahraga tanpa rivalitas bagaikan makan sayur tanpa garam, hambar, Man!

Sekarang kalian bayangin, Bagnaia dan Quartararo itu kan bersaing untuk juara dunia MotoGP 2022. Mereka ini rival, tapi ketika selesai race di Sirkuit Sepang (23/10), keduanya saling berpelukan dan memberikan ucapan selamat. Kelihatan rukun banget, seperti Lala dan Po di Teletubbies. Kita sebagai penonton nggak merasakan suasana menegangkan sama sekali. Iya, saya tahu fair play itu penting, tapi sikap pembalap yang terlalu akrab dan kelewat santun justru membuat greget balapannya nggak nyampe ke penonton.

Mari sejenak mundur ke belakang (sebelum tahun 2022). Dulu MotoGP hampir selalu dibumbui dengan rivalitas antarpembalap. Sebut saja ada Wayne Rainey dengan Kevin Schwantz, Kenny Robert dengan Barry Sheene, Mick Doohan dengan Alex Criville.

The Doctor, Valentino Rossi, juga pernah ribut berseteru dengan Max Biaggi. Salah satu yang cukup memorable terjadi di sirkuit Suzuka, Jepang pada 2001. Waktu itu Max Biaggi menyikut Rossi hingga keluar lintasan. Alih-alih jatuh, Rossi malah berhasil menyalip Biaggi sambil mengacungkan jari tengahnya. Meksipun nampak kasar, hal seperti itu memberi hiburan penonton. Saya yakin, hampir semua fans Rossi tertawa melihat adegan tersebut.

Baca Juga:

Sisi Lain Gelaran MotoGP Mandalika yang Tidak Terekam Kamera Televisi

4 Alasan yang Bikin MotoGP Semakin Membosankan

Rossi adalah pembalap yang memiliki “musuh” atau rival paling banyak sepanjang gelaran MotoGP. VR46 pernah berseteru dengan Gibernau pada 2005, dengan Nicky Hayden pada 2006, Casey Stoner pada 2011. Bahkan, Rossi juga pernah berseteru dengan Lorenzo (rekan setimnya di Yamaha). Perseteruan keduanya akhirnya berujung pada didepaknya Lorenzo oleh Yamaha ke Ducati pada 2016. Di akhir kariernya, perseteruan Rossi dengan Marc Marquez juga membuat balapan MotoGP menjadi menegangkan dan makin menarik untuk disaksikan.

Rossi overtaking Marquez di Sepang 2016

Saking jengkelnya, Rossi pernah kedapatan nendang Marquez di sirkuit Sepang pada 2015. Kejadian tersebut disaksikan Lorenzo. Ini memang buruk sih, dan tidak patut ditiru. Tapi, rivalitas kedua pembalap ini memang sangat kuat dan aura perseteruannya tuh kerasa sampai di tribun penonton.

Bahkan nih ya, di sirkuit Sepang sampai ada tribun khusus fans Rossi dan fans Marquez, lho. Kalau kita membeli tiket di tribun tersebut akan mendapatkan merchandise (biasanya bendera pembalap dan topi). Meskipun terlihat sepele, hal seperti ini menarik, karena membuat suasana di tribun menjadi seru sekali. Kedua pembalap tersebut akan adu keren di hadapan penggemar masing-masing, tak jarang mereka juga sengaja ngece.

Rossi pernah dengan sengaja melakukan aksi Wheelie tepat di saat dia melewati tribun fans Marquez di sirkuit Sepang pada tahun 2016. Saya sempat mengabadikan momen tersebut secara langsung, gambarnya di bawah ini:

Rossi melakukan wheelie di depan tribun fans Marquez, Sirkuit Sepang 2016

Aksi Rossi tersebut memang nggapleki dan tentu saja membuat fans Marquez dongkol, tapi hal-hal seperti itu juga membuat balapan makin seru, Gaes. Nilai entertainment-nya tuh bertambah, gitu, lho.

Bandingkan dengan MotoGP sekarang, udahlah minim aksi overtaking, eh pembalapnya lempeng-lempeng bae. Kalau menang ya syukur, kalau kalah ya memberi selamat kepada pemenangnya sambil berpelukan. Dih, kalian kira sedang shooting film romance. Hadeeh.

Rivalitas berlebihan sampai menimbulkan pertikaian memang buruk. Tapi, balapan rukun tanpa perseteruan juga tak kalah buruknya, sebab mengurangi unsur hiburannya.

Akhir kata, meskipun MotoGP akan tetap menarik di hadapan mereka yang paham mesin dan suka otomotif. Tapi, berapa banyak sih, penonton MotoGP yang datang ke sirkuit untuk mengevalusi kinerja mesin pabrikan? Paling nggak sampai 30 persen, sisanya jelas datang untuk hiburan, lah.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 35 Istilah dalam MotoGP yang Sering Digunakan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2022 oleh

Tags: gibernauhaydenkeributanmarquezmotogprivalitasrossistoner
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Dear Trans7, kalau Menayangkan MotoGP Mbok Ya Sampai Selesai! terminal mojok.co

Tuan Rumah MotoGP dan Kekhawatiran Rossi Sakit Perut

23 Juli 2019
Andrea Dovizioso ducati mojok

Menebak Prioritas Ducati Setelah Berpisah dengan Andrea Dovizioso

16 Agustus 2020
suzuki ecstar motogp joan mir mojok

Penantian Panjang Suzuki di MotoGP Sedikit Lagi Terbayarkan

14 November 2020
Melihat Peluang 4 Kandidat Juara Motogp 2020 Setelah Marquez Cedera terminal mojok.co

MotoGP Andalusia: Kembalinya Rossi ke Podium dan Quartararo yang Tak Tersentuh

27 Juli 2020
Ernest Prakasa, Party Pooper Keberhasilan Gelaran Formula E di Jakarta (Unsplash.com)

Ernest Prakasa, Party Pooper Keberhasilan Gelaran Formula E di Jakarta

6 Juni 2022
Valentino Rossi Naik Podium Lagi dan Idealisme Lightning McQueen di Lintasan Balap MOJOK.CO

Valentino Rossi Sebaiknya Pensiun, karena Era Ini Milik Marc Marquez

28 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.