Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mojok Nggak Naikin Artikelmu? Tenang, selain Menangis, Kamu Bisa Lakukan 5 Hal Ini

Agung Setoaji oleh Agung Setoaji
7 Juli 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Mojok.co adalah salah satu media yang populer dan digemari di negeri ini. Dalam sehari saya yakin ada ratusan tulisan yang masuk ke meja tim redaksinya. Latar belakang pengirimnya beragam, mulai dari penulis top, hingga saya yang cuma remahan kerupuk udang ini.

Sayangnya, dalam sehari, Mojok hanya memilih beberapa tulisan saja untuk ditayangkan. Ketatnya persaingan membuat beberapa pengirim tulisan harus berlapang dada ketika email balasan tak kunjung tiba meski sudah lewat batas waktu tunggunya.

Kesel? Nggak sih, cuma bertanya-tanya dan gundah aja.

Namun di sini yang harus mengganggu pikiran bukanlah kenapa tulisan sampai ditolak. Hal ini sudah disampaikan oleh Mas Riyanto di tulisannya yang berjudul “5 Macam Duka Menjadi Editor di Media”. Pertanyaan yang menghuni benak ialah, harus diapakan tulisan-tulisan yang gagal nampang ini?

Kalau bentuknya berupa tulisan fisik dalam berlembar-lembar kertas, mungkin kita nggak pusing-pusing amat. Tumpukan kertas itu bisa kita ubah menjadi hasta karya berupa origami, dilipat-lipat buat ganjelan kaki meja, atau dikiloin sekalian. Sayangnya, di sini kita memang ditakdirkan untuk harus pusing karena bentuknya digital.

Atau karena masih penasaran, biasanya kita akan menguji peruntungan dengan mengirimnya ke media lain atau kekeuh masuk Mojok via Terminal Mojok. Siapa tahu di sana ketentuannya lebih longgar. Kalaupun masih belum berjodoh juga, dengan berat hati tulisan akan diendapkan sambil direnovasi sedikit-sedikit.

Untuk tulisan-tulisan yang temanya bersifat timeless , hal itu tidak terlalu menjadi masalah. Pengendapan dan renovasi berkala justru akan mematangkan tulisan. Namun bagi tulisan yang dibuat berdasarkan fenomena yang tengah terjadi, penolakan merupakan sebuah bencana. Ibarat kue basah yang nggak laku lalu disimpan, ia akan basi.

Jadi, daripada tidak ada yang baca, lalu basi dan terlupakan, alangkah baiknya kita menyelamatkan tulisan itu dengan melakukan hal-hal berikut.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Pajang di “Wall of Shame”

Tidak cuma keberhasilan saja yang perlu diabadikan. Kegagalan juga, dong. Tinggal dicetak, dipigura, lalu taruh di salah satu sudut tembok kamar. Namun karena beli pigura mahal, cukup dikumpulkan di binder saja.

Memang terdengar agak sentimentil. Namun tujuannya bagus: untuk mengingat kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Karena justru kita belajar banyak dari kesalahan bukan dari keberhasilan. Tulisan gagal tayang bisa jadi pengingat kalau suatu saat nanti berhasil.

Posting di blog atau media pribadi

Blog adalah tempat terbaik untuk memajang buah pikiran kita. Selain karena besar kemungkinan tulisan kita akan dibaca karena jangkauannya luas, kita juga bisa mendapat uang di sana. Tapi yang jelas satu, jelas terbit, nggak ada ceritanya ada tulisan gagal tayang.

Nga kaya Mojok, hih sebel.

Untuk awalnya sih targetnya gak perlu muluk-muluk. Cukup ada yang baca saja sudah bersyukur, sambil pelan-pelan membangun branding di sana.Kalau sudah banyak peminatnya, boleh deh membidik target yang lebih besar: jadi saingan Mojok, misalnya.

Posting di lini masa media sosial

Bagi yang tidak memiliki blog atau media pribadi, lini masa media sosial adalah solusi yang cukup tepat untuk membagikan tulisan gagal tayang yang kita punya. Di sana kita juga bisa membangun branding.

Hanya saja linimasa media sosial memiliki kekurangan: lingkupnya tidak terlalu luas, karena konsumennya hanya berkutat di seputar friendlist kita saja. Memang ada fitur “share”, tapi tidak semua orang bersedia melakukannya. Karena umumnya, mayoritas orang menganggap memberi like dan berkomentar adalah apresiasi yang cukup.

Namun jangan berkecil hati. Kekurangan itu bisa diatasi dengan membuat grup FB supaya cakupannya lebih luas.

Posting di grup WA

Jangan cuma informasi seputar undangan rapat RT, jadwal arisan keluarga, dan artikel copas gaje milik orang lain saja yang wara-wiri di grup WA yang kita huni. Sekali-sekali boleh dong artikel dan opini kita dibaca keluarga, teman, dan tetangga.

Ini bagus, supaya mereka tahu kalau kita bisa menulis. Orang-orang yang bisa menulis biasanya akan mendapat penghormatan yang lebih dari lingkungan sekitar. Boleh saja tulisan gagal tayang di Mojok, tapi setidaknya jadi pemenang di sirkel hidup kita.

Hanya saja ada satu kelemahan, kerahasiaan identitas kita jadi terbongkar. Bagi sebagian penulis, hal itu menimbulkan masalah dan ketidaknyamanan. Caranya ya dengan tidak menyebutkan diri kita sebagai penulisnya ketika memposting tulisan. Tapi apa rela?

Lempar ke grup literasi besar sekalian

Nah, ini ruang yang cakupannya sama luasnya dengan blog. Terlebih di grup literasi yang membernya banyak dan aktif-aktif. Contohnya: Komunitas Bisa Menulis yang konon katanya membernya ada satu juta lebih.

Jika memang sudah rejekinya, di antara member-member grup, pasti ada yang membaca tulisan gagal tayang milik kita. Apalagi kalau temanya informatif dan gaya bahasanya jenaka.

Meskipun tidak mendapat keuntungan berupa materi, kita masih bisa memperoleh berkah yang lain yaitu pahala. Syukur-syukur tulisan itu mendapat banyak respon positif. Nama kita bisa dikenal luas dan mempermudah jalan rejeki.

Memang ada kemungkinan tulisan kelewat masanya itu akan dikomentari “Kadaluarsa, Bos!” atau semacamnya. Namun, itu bukanlah masalah besar. Dan tulisan yang dihujat lantaran kadaluarsa lebih baik dari tulisan yang tidak pernah dibaca.

BACA JUGA Belajar Menerima Penolakan Cinta dari Naruto atau tulisan Agung Setoaji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Juli 2020 oleh

Tags: artikelMedia SosialMojok
Agung Setoaji

Agung Setoaji

Ayah beranak dua. Hobi makan dan tidur.

ArtikelTerkait

Alasan Saya Menulis 248 Tulisan dan Mengirim Lebih dari 1 Naskah per Hari di Terminal Mojok

Alasan Saya Menulis 248 Tulisan dan Mengirim Lebih dari 1 Naskah per Hari di Terminal Mojok

28 Maret 2020

Biar Nggak Bikin Ulah Lagi, Akun Perencana Keuangan Baiknya Di-unfollow Aja!

21 Juni 2021
Grup Facebook Warga Demak Nggak Kalah Gayeng dari Info Cegatan Jogja terminal mojok.co

Menuai Banyak Likes, Tapi Mampus Dikoyak Sepi

5 September 2019
20 Singkatan Bahasa Inggris Gaul, Kunci Bisa Membaur di Media Sosial Mojok.co

20 Singkatan Bahasa Inggris Gaul, Kunci Bisa Membaur di Media Sosial

21 Desember 2023
Dear Ferdian Paleka, YouTuber yang Udah Ngerjain Transpuan terminal mojok.co

YouTuber yang Kontennya Nyampah Cukup Dihadapi dengan 4 Hal Ini

8 Mei 2020
influencer beli followers instagram, Tren Instagram Stories Terbaru Bikin Banyak Orang Gede Rasa! Penghapusan Jumlah Like di Instagram dan Kebiasaan Pamer Kehidupan

Penghapusan Jumlah Like di Instagram dan Kebiasaan Pamer Kehidupan

15 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.