Sampai hari ini, perdebatan mengenai perlu atau tidaknya mode hening di GrabCar masih tetap mengudara. Meski tak seramai beberapa pekan lalu, ada beberapa orang yang masih membahasnya, terutama di media sosial Twitter atau X. Banyak yang sepakat dengan langkah pihak Grab, tapi ada juga yang tidak sepakat, tentu dengan alasan masing-masing.
Buat yang mungkin belum tahu apa itu mode hening di GrabCar, saya akan jelaskan sedikit. Beberapa pekan lalu, pihak Grab mengeluarkan fitur baru yang ada di layanan GrabCar. Fitur ini dinamakan mode hening. Mode hening ini adalah fitur di mana penumpang bisa lebih nyaman tanpa adanya obrolan dengan pengemudi. Seperti kita tahu, obrolan di dalam taksi online seperti GrabCar ini kerap terjadi dan tidak sedikit orang yang risih akan hal itu.
Ketika Grab meluncurkan fitur ini, ada cukup banyak orang yang menyambut gembira, termasuk orang-orang introvert. Para introvert ini gembira karena pada akhirnya mereka bisa naik GrabCar tanpa perlu ngobrol atau basa-basi dengan pengemudi. Ini seperti menggambarkan kenyataan bahwa ada banyak orang di luar sana yang memang tidak suka ngobrol dengan orang lain, termasuk dengan pengemudi GrabCar.
Meski ada yang bilang bahwa fitur mode hening ini berlebihan dan tidak perlu, saya akan tetap bilang bahwa mode hening ini harus tetap ada dan sama sekali tidak berlebihan. Mengapa saya bilang begitu? Begini penjelasannya.
Daftar Isi
Mode hening itu tidak menyulitkan siapa-siapa dan memberikan batasan yang jelas
Adanya mode hening itu justru tidak akan menyulitkan siapa-siapa, baik penumpang atau driver. Dengan adanya mode hening di GrabCar, driver mungkin akan lebih fokus mengantar penumpang ke titik tujuan. Pun sebaliknya, penumpang juga akan lebih fokus dengan urusannya hingga sampai di tujuan, tanpa perlu ngobrol sama driver.
Aktivasi mode hening ini juga dilakukan ketika pemesanan, bukan ketika kita sudah masuk ke dalam mobil GrabCar. Jadi, semua pihak, baik penumpang atau driver, harusnya sudah tahu dan paham batasannya. Kalau mode heningnya aktif, ya tidak perlu ngobrol. Kalau mode heningnya tidak aktif, ya silakan saja ngobrol. Sesimpel itu harusnya
Menyoal masalah driver yang kerap dapat bintang satu karena tidak mengajak ngobrol penumpang, ya itu karena selama ini batasannya tidak ada. Nah, sekarang kalau mode hening di GrabCar aktif dan driver dapat bintang satu dari penumpang karena tidak ngajak ngobrol, berarti penumpangnya ya bajingan. Driver harusnya juga punya hak untuk protes ke pihak Grab. Kalau penumpang tidak suka dicuekin oleh driver, ya jangan pakai mode hening. Batasannya sudah jelas, kok.
Akan tetapi saya sepakat dalam hal lain, yakni bahwa fitur ini kurang adil bagi driver. Fitur mode hening ini hanya bisa diaktifkan oleh penumpang, sedangkan driver tidak bisa mengaktifkannya. Maka dari itu, Grab mungkin harus mempertimbangkan fitur yang sama untuk driver. Bagaimana? Grab berani nggak?
Jangankan ngobrol, introvert ketemu orang asing saja capek
Saya bisa paham mengapa fitur mode hening di GrabCar ini direspons positif oleh banyak orang, termasuk oleh mereka yang introvert. Karena saya tahu, menjadi seorang yang introvert itu dasarnya adalah sulit sekali untuk ngobrol sama orang lain, terutama orang asing. Jangankan ngobrol, ketemu sama orang asing saja itu capek dan menguras banyak energi. Apalagi kalau kita sedang mengalami hari yang berat.
Bayangkan begini. Ada orang introvert yang pulang kerja dalam keadaan capek fisik dan mental. Di tempatnya kerja, dia sudah memikul beban berat selama seharian, disuruh mengerjakan ini dan itu, atau mungkin berhadapan dengan bos yang brengsek. Ketika pulang kerja, dia hanya ingin segera pulang ke rumah untuk istirahat, melupakan sejenak pekerjaannya. Lalu dia pesan GrabCar dan mengaktifkan mode hening.
Dia tidak ingin ngobrol dengan orang lain. Dan dia tidak ingin ditanya soal pekerjaan, soal gimana hari ini, atau soal-soal yang lain. Di sinilah fitur mode hening GrabCar sangat membantu. Apakah itu berlebihan? Jelas tidak.
Kenyataan sebenarnya adalah tidak semua orang itu senang jika diajak ngobrol. Apalagi jika orang itu introvert dan yang mengajak ngobrol itu orang asing. Orang introvert itu diajak ngobrol sama orang tua atau keluarga saja susah, apalagi sama orang lain yang tidak ada hubungan keluarga. Jadi, aneh rasanya kalau ada orang yang mengaku introvert dan malah suka diajak ngobrol sama orang asing.
Maka ketika fitur mode hening di GrabCar itu muncul, para introvert meresponsnya dengan bahagia. Sekarang, para introvert bisa naik GrabCar dengan tenang, sampai rumah dengan selamat, tidak perlu ngobrol. Saya tahu bahwa ngobrol itu manusiawi, tapi tidak ngobrol juga manusiawi, kan?
Fitur mode hening GrabCar itu pilihan, bukan keharusan
Lagi pula fitur mode hening di GrabCar itu pilihan. Kita sebagai pemakai jasa boleh memilih mengaktifkan atau tidak sesuai kebutuhan. Kalau kita adalah orang introvert yang mungkin butuh ketenangan dan malas ngobrol panjang lebar sama driver, ya tinggal diaktifkan saja fitur mode heningnya. Kalau kita pengin ngobrol, ya tidak usah diaktifkan.
Toh, setidak maunya kita ngobrol sama driver, kita pasti maklum dan terima kalau misalnya driver itu berbicara beberapa hal kepada kita seperti: “Alamatnya sesuai aplikasi ya, Kak?”, “Jangan lupa pakai seat belt”, “Pastikan tidak ada barang yang tertinggal, Kak”, atau “Jangan lupa bintang limanya ya, Kak”. Kita itu hanya tidak mau ditanya dan berbicara banyak hal, bukan tidak mau berbicara satu kata pun. Kita manusia, bukan robot.
Maka dari itu, fitur mode hening GrabCar ini sebenarnya perlu. Dan karena saya tahu ada banyak orang yang butuh fitur ini, sebaiknya Grab nanti tetap mempertahankannya, meski masih dalam masa uji coba. Sebab fitur mode hening ini perlu banget, karena tidak semua orang suka diajak ngobrol.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mode Hening di GrabCar Sebenarnya Nggak Perlu Ada, Serius!