Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mode Hening di GrabCar Sebenarnya Nggak Perlu Ada, Serius!

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
25 Oktober 2023
A A
Mode Hening di GrabCar Sebenarnya Nggak Perlu Ada, Serius!

Mode Hening di GrabCar Sebenarnya Nggak Perlu Ada, Serius! (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini ramai di media sosial Twitter (saya masih sulit menyebutnya X), bahwa aplikasi transportasi online, Grab, menambahkan satu fitur baru. Fitur di GrabCar itu berupa mode hening. Karena penasaran, saya mencoba mencari tahu asal muasal Grab berpikir untuk menambahkan fitur tersebut.

Selidik punya selidik, fitur itu memang disediakan pihak Grab bagi penumpang yang ingin lebih tenang dan tidak banyak diajak bicara oleh pengemudi. Mode hening ini masih dalam tahap uji coba dan sejauh yang saya tahu, baru ada di GrabCar belum diterapkan di versi roda dua.

Di aplikasi lain yang serupa, Gojek misalnya, masih belum ada fitur ini. Namun, fitur semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah di beberapa negara, misalnya Filipina, Thailand, dan Malaysia. Fitur ini hadir karena keluhan para penumpang yang merasa risih jika diajak ngobrol oleh pengemudi.

Mode hening GrabCar ini mungkin terdengar masuk akal, tapi saya rasa hal itu terlalu berlebihan. Bahkan cenderung tidak perlu. Mengapa demikian?

Mode hening menyulitkan driver GrabCar

Mode hening menurut saya justru akan menyulitkan driver GrabCar itu sendiri. Udah bayarannya tak seberapa, mereka dituntut untuk hening. Padahal saya yakin, penumpang justru akan tidak nyaman apabila driver diam saja. Sepanjang perjalanan penumpang tidak diajak ngobrol, itu menyebalkan sekali, kan?

Saya percaya apa pun tipe kepribadian seseorang, entah introvert atau tidak, ia akan senang jika diajak ngobrol. Jujur, saya sendiri tergolong orang yang introvert sebetulnya. Tapi hal itu pelan-pelan bisa saya atasi salah satunya karena diajak ngobrol, dan orang yang mengajak ngobrol adalah driver ojek online.

Ketika saya mencari tahu, rupanya tak sedikit driver online yang justru sering mendapatkan bintang satu hanya karena tidak mengajak ngobrol si penumpang. Itu artinya masih banyak penumpang yang menganggap kalau dicuekin driver adalah sesuatu yang menyebalkan.

Mode hening GrabCar ini dibuat untuk memfasilitasi penumpang yang tidak mau diajak ngobrol dengan driver. Artinya, kendali berada di pelanggan atau penumpang. Sementara itu, driver tidak punya kendali untuk mengaktifkan fitur serupa. Padahal driver juga perlu akan hal itu. Bukan hanya penumpang yang sering dapat driver tukang tanya, driver pun tak jarang juga sama. Ini terasa tidak adil bagi driver.

Baca Juga:

Inilah Alasan Saya Setia Memakai Bluebird meski Diskon Taksi Online Begitu Menggiurkan

Driver Ojol dan Taksol di Bali Amat Pantas Diberi Bintang 5, Pelayanannya Top Banget, Wajib Ditiru Driver Kota Lain

Mode hening di GrabCar sebenarnya menyulitkan ketika datang ke tempat baru

Sejak bekerja dan menghasilkan uang lumayan, saya termasuk orang yang mulai sering bepergian sendiri ke luar kota. Dan saya akan mengandalkan transportasi online manakala bepergian. Saya sangat senang ketika bertemu driver yang punya semangat untuk mencoba dekat dengan penumpang dengan membuka percakapan.

Sering kali pertanyaan yang muncul, “Kerja di mana, Mas?”, “Dari mana, Mas?”, “Di sini kerja atau kuliah?” Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu sangat penting bagi pendatang baru seperti saya. Karena dengan pertanyaan itu akan muncul obrolan yang membuat saya jadi tak lagi canggung ketika ingin bertanya apa pun tentang kota yang sedang saya singgahi.

Selain itu, menjawab pertanyaan remeh tadi juga menantang. Jika jawaban kita diketahui oleh driver, itu akan memudahkan kita. Biasanya bagi orang yang jalan-jalan seperti saya, driver juga akan memberikan rekomendasi.

Pernah suatu hari, lupa persisnya kapan, saya hendak pulang dari Semarang naik taksi online. Waktu itu hujan. Nah, sebelum ke stasiun saya ingin membeli oleh-oleh. Tak diduga si driver mencoba memberikan rekomendasi tempat untuk membeli oleh-oleh yang lengkap dan tidak jauh dari stasiun.

Bisa tahu informasi menarik

Saya sulit memahami kenapa orang malas ngobrol dengan driver ojek online maupun taksi online sampai muncul fitur mode hening di GrabCar itu. Padahal jika tidak melakukannya adalah sebuah kerugian. Sebab dari driver lah segala jenis informasi itu ada.

Kita jadi tahu banyak hal ketika ngobrol dengan driver online. Bisa rekomendasi tempat wisata, tempat ngopi, dan bahkan tempat beli oleh-oleh. Di sisi lain, kita juga bisa mengetahui pengalaman driver yang kadang kala menarik. Pernah sekali waktu saya ke Jogja bertemu driver yang punya pengalaman jadi relawan tembakau.

Sang driver cerita banyak soal pengalamannya mendampingi petani tembakau di Temanggung. Beliau juga bercerita bagaimana menghadapi tengkulak sampai mendorong anak-anak petani tembakau untuk sekolah agar tidak dibodohi para tengkulak.

Pernah juga ngobrol dengan driver yang ternyata pernah menghidupkan salah satu industri batik kecil-kecilan. Pernah juga bertemu driver yang ternyata pada malam itu cuma saya pelanggannya. Wes pokoknya macam-macam. Coba bayangkan kalau mode hening di GrabCar itu diaktifkan, sudah pasti para penumpang tidak akan tahu betapa getirnya nasib driver yang mengantarnya itu.

Ngobrol itu manusiawi

Pada akhirnya mengobrol adalah ciri khas kita sebagai manusia. Namun dengan mode hening di GrabCar itu bisa membuat kita kurang manusiawi. Ini agak filosofis, tapi menurut saya ini sangat perlu. Karena ngobrol atau tidak sejatinya tidak perlu sampai diatur apalagi difiturkan. Tanpa perlu dikasih peringatan harusnya manusia sadar. Nah, ngobrol, terutama dengan driver online pun demikian. Kalau sedang tidak mau diajak bicara tinggal bilang ke driver-nya.

Driver yang ramah pasti akan memakluminya. Lagi pula tidak ada yang tahu kapan penumpang harus berkata ke driver, pun sebaliknya. Tidak mesti di awal saja, di akhir saja, atau keduanya.

Di Twitter saya nemu video yang menunjukkan penumpang dan driver diem-dieman. Saat barang penumpang jatuh, ia turun dan memungutnya. Tapi apa yang terjadi? Si penumpang justru ditinggal oleh drivernya. Uniknya si penumpang ini tidak teriak sama sekali.

Video tersebut saya pikir tak ubahnya seperti reka adegan apabila fitur mode hening GrabCar itu ada. Dan saya rasa jika fitur tersebut ada justru akan menyulitkan. Bukan hanya bagi driver, tapi juga penumpang.

Penulis: Muhammad Arsyad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Dosa Sopir Taksi Online yang Bikin Penumpang Nggak Nyaman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Oktober 2023 oleh

Tags: grabGrabCarmode heningtaksi online
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Gojek dan Grab Please, Kasih Fitur Pilihan Tipe Motor buat Penumpang Terminal Mojok

Surat Terbuka untuk Gojek dan Grab: Please, Kasih Fitur Pilih Motor buat Penumpang

10 Oktober 2022
unicorn

Nikmat dan Ancaman Hidup di Era Unicorn

28 Agustus 2019
toyota limo vios taksi online keunggulan bekas dibanding lcgc hatchback harga jual mojok

Toyota Limo Eks Taksi Jauh Lebih Bagus, Taksi Online Sebaiknya Segera Insyaf dari LCGC

13 Mei 2020
Beberapa Kekurangan Maxim yang Wajib Diperbaiki

Beberapa Kekurangan Maxim yang Wajib Diperbaiki

22 November 2022
Era Bakar Duit Berakhir, Gojek dan Grab Minggir Dulu. Kini Saatnya Maxim Bersinar Mojok.co

Maxim Bersinar Saat Era Bakar Duit Gojek dan Grab Mulai Berakhir

17 Februari 2024
Driver Ojol dan Taksol di Bali Amat Pantas Diberi Bintang 5, Pelayanannya Top Banget, Wajib Ditiru Driver Kota Lain

Driver Ojol dan Taksol di Bali Amat Pantas Diberi Bintang 5, Pelayanannya Top Banget, Wajib Ditiru Driver Kota Lain

10 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.