Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mitos Seputar Kehamilan yang Aneh Banget, Nggak Usah Dipercaya deh!

Ilus Trian Dayano oleh Ilus Trian Dayano
17 Juli 2020
A A
ibu hamil mitos seputar kehamilan di masyarakat jawa mojok.co

ibu hamil mitos seputar kehamilan di masyarakat jawa mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Menurut saya, mitos akan selalu ada dan masih dipercaya sampai hari kiamat. Dan salah satu orang yang masih percaya terhadap mitos adalah mertua saya. Ada banyak sekali mitos yang beliau percaya, mulai dari pamali dan anjuran seputar menikah, kehamilan, setelah melahirkan, hingga aspek kehidupan sehari-hari lainnya. Oh ya, mertua saya tinggal di kawasan perkotaan yang banyak masyarakatnya masih percaya mitos. Menariknya, tak sedikit dari mereka yang kuliah sampai S-2, bahkan ada yang kuliah di luar negeri, tapi tetap mereka percaya mitos.

Saya sendiri dan istri termasuk orang yang tidak percaya terhadap mitos. Bagi saya, mitos itu menggelikan, menggelitik, lelucon, dan aneh banget pokoknya. Jadi, apa saja mitos yang dipercaya oleh mertua saya, saya tidak pernah mempercayainya. Termasuk mitos-mitos seputar kehamilan.

Jadi begini, ada beberapa mitos seputar kehamilan yang masih menjadi pegangan kuat mertua saya. Alhasil, saat istri saya hamil (sekarang sudah melahirkan), mertua saya memintanya untuk menghindari beberapa perbuatan (atau pamali) yang dipercaya dapat berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandungnya.

Misalnya, istri saya dilarang menjahit dan mengikat tali selama hamil. Katanya, dapat menyebabkan bayi terlilit tali pusar. Menurut saya, mitos ini sangat mengada-ada. Kalau anak SD bilang, pakai ilmu otak-atik mathuk, gitu.

Saya kasih tahu, penyebab utama bayi terlilit tali pusar adalah bayi terlalu aktif bergerak di dalam kandungan. Penyebab lainnya di antaranya si ibu mengandung anak kembar, memiliki cairan ketuban yang berlebihan, atau tali pusar yang terlalu panjang. Itu penjelasan dokter loh ya, bukan tukang pijat.

Jadi tidak ada kaitannya bayi terlilit tali pusar dengan aktivitas menjahit atau tali-menali. Bayangkan, jika si wanita yang tengah hamil berprofesi sebagai penjahit, lalu percaya terhadap mitos itu, wah ya mangkrak tuh pekerjaannya, nggak dapat penghasilan.

Mitos berikutnya, saya harus menuruti ngidamnya istri, kalau tidak dituruti, bayi akan suka ngiler. Untuk menghilangkan kebiasaan ileran itu, kata mertua saya, si bayi harus mengisap kaki ibunya, lidahnya dikerik dengan cincin kawin pada malam Jumat, dan diolei nasi uduk yang sudah dibacakan mantra. Waduh, mitosnya mengerikan juga ya.

Padahal kebiasaan ngiler pada bayi merupakan gejala biasa. Kata ahli medis, gejala ileran akan berhenti dengan sendirinya saat bayi sudah bisa makan makanan padat. Biasanya pada usia sembilan tahun. Namun, ada juga bayi yang tidak mengeluarkan iler sama sekali.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya

Mitos selanjutnya adalah menebak jenis kelamin melalui suguhan mitoni. Mitoni merupakan salah satu acara syukuran atas kehamilan si calon ibu yang sudah menginjak usia tujuh bulan. Kata mertua saya, mitoni itu berasal dari kata pitu (bahasa Jawa dari tujuh) yang memiliki makna pitulungan (pertolongan). Harapannya, janin yang dikandung si calon ibu selalu dalam keadaan sehat dan si calon ibu diberi kelancaran saat melahirkan.

Nah, di sini tradisi mitoni dilakukan dengan memberikan sebungkus makanan dan jajanan plus rujak gobet ke tetangga sekitar. Orang Jawa menyebutnya wewehan. Kata mertua saya, kalau wewehan itu rasanya enak maka bayi yang dikandung berjenis kelamin perempuan. Sebaliknya, kalau terasa kurang sedap maka bayi yang dikandung berjenis kelamin laki-laki. Sebab, lanjut mertua saya, perempuan identik dengan suka memasak, sementara laki-laki tidak bisa memasak

Lucu juga ya mitos tebak-tebakan jenis kelamin ini. Padahal kalau ingin mengetahui jenis kelamin bayi secara akurat ya datang saja ke rumah sakit. Lakukan USG pada kandungan si calon ibu. Beres. Jangan main tebak-tebakan, apalagi tebak-tebakannya tidak berhadiah.

Lagian anggapan laki-laki tidak bisa memasak itu sudah tidak relevan di zaman sekarang. Lihat saja di pinggir jalan, mayoritas yang jualan nasi goreng siapa. Yang jualan bakso dan mi ayam juga siapa. Bahkan pemenang MasterChef Indonesia Season 6 kemarin juga siapa. Terus jurinya siapa. Laki-laki semua itu.

Seperti yang saya katakan tadi, anak saya kini sudah lahir dan berjenis kelamin laki-laki. Padahal, kata mertua dulu, suguhan wewehan saat mitoni terasa sangat enak. Istri saya saat hamil juga pernah beberapa kali menjahit baju saya yang bolong dan memasang kancing baju yang lepas, tapi syukur alhamdulillah si bayi tidak pernah terlilit tali pusar. Dan anak saya juga tidak ileran. Padahal saya beberapa kali tidak menuruti ngidam si istri karena makanan yang diidamkan kurang sehat.

Dari kejadian tersebut, saya menyatakan, mitos seputar kehamilan itu aneh banget, nggak usah dipercaya deh.

BACA JUGA Mitos Kolesterol dan Bahayanya Orang yang Merasa Tahu dan tulisan Ilus Trian Dayano lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2020 oleh

Tags: JawakehamilanMitos
Ilus Trian Dayano

Ilus Trian Dayano

Saya suka menulis dan makan kentang

ArtikelTerkait

wabah di indonesia hindia belanda jawa pada masa lalu tahun kemerdekaan sebelum merdeka dokter belanda sampar pes disentri kolera mojok.co

Menggali Kisah Wabah Misterius yang Ternyata Dulu Pernah Melanda Desa Saya

26 Mei 2020
kepuhunan

Kepuhunan, Larangan Menolak Makanan di Kalimantan

9 Desember 2021
Pengalaman Transmigran Tinggal di Pedalaman Sumatera Selatan (Unsplash)

Pengalaman Saya Tinggal di Pedalaman Sumatera Selatan Sebagai Masyarakat Transmigran

27 Juni 2024
bermain hujan-hujanan sepeda motor hujan cuci sungai mojok (1)

Bermain Hujan-hujanan Bikin Sakit Itu Hanya Mitos

30 Januari 2021
Kuliner Palembang Memang Sedap, tapi Nggak Semua Lidah Orang Cocok Mojok.co

Kuliner Palembang Memang Sedap, tapi Nggak Semua Lidah Orang Cocok

16 November 2024
kembang kantil mojok

Mitos Kembang Kantil, dari Tes Keperawanan hingga Enteng Jodoh

14 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.