Seperti sulap, saya sering heran ke mana gerangan perginya sendok dari deretan perabot makan. Menghilangnya sekawanan sendok dari selusin jadi tinggal sebiji anehnya saya alami di mana-mana. Di kosan maupun di rumah. Lama saya berpikir, akhirnya masalah sendok hilang yang mulanya seperti perkara gaib ini bisa ditemukan jawaban logisnya.
Misteri sendok hilang #1 Keselip
Keselip merupakan jawaban pertama dari hilangnya sendok-sendok yang mulia. Hal ini saya sadari karena setelah saya mencoba mencarinya. Mulai dari mengobrak-abrik rak piring, sampai ke… ya dicari aja dah pokoknya.
Hal ini saya sadari saat sendok di kosan yang semulanya banyak, lambat laun kian sedikit. “Pada ke mana nih, sendok? Perasaan kagak gua makanin, dah.” Gitu kira-kira.
Sesekali saya membereskan rak piring, dan ehhh, bener aja. Ada dua sampai tiga sendok nyelip dan jatoh di lante. Ini sih, gara-gara narohnya kagal bener. Maen asal masukin. Ngiranya udah masuk ke lobang tempat sendok, padahal mah masuk ke lobang yang lain.
Lain kali be careful ya, wahai diriku sendiri.
Misteri sendok hilang #2 Lupa naroh
Lupa naroh merupakan jawaban kedua jika memang hilangnya sendokmu bukan karena keselip. Kadang, sebagai manusia yang lumayan jarang cuci piring langsung sehabis makan, “merasa” kehilangan sendok-sendok seharusnya bukan perkara aneh.
Ini saya rasakan saat menumpuk perabot bekas makan dan tidak langsung mencucinya. Udah mah ditumpuk, narohnya sembarangan lagi. Ada yang di ruang depan, ada yang di samping ember, kadang ada juga yang di samping kasur. Mohon maaf, WFH ini telah mengajarkanku arti kemageran yang sesungguhnya.
Nah, karena bergeletakan tersebut, nyuci piring jadi nggak tuntas termasuk ke sendok-sendoknya. Yang ditaroh di deket ember udah dicuci, lah yang di ruang tengah lupa kagak kecuci. Walhasil, sendok yang bersih jadi bergantian dan menimbulkan perasaan kehilangan tersebut.
Kalau kata Bang Haji Roma, “Kalau sudah tiada, baru terasa….”
Misteri sendok hilang #3 Diamankan ibu negara
Jawaban yang ini saya dapatkan saat sedang di rumah. Ketika sendok-sendok terasa tiada, saya kan jadi mikir “Masak iya keselip? Masak iya lupa naroh? Ah, nggak mungkin. Kan gua jorok cuma di kosan doang.”
Jadi, ke mana gerangan sendok rumah pergi?
Akhirnya, tanpa mencoba mencari, saya langsung tanyakan saja ke Ibu Negara. Punten, bukan Ibu Iriana yah. Ini maksudnya ibu saya sendiri.
“Mah, kok sendoknya jadi pada nggak ada?”
“Udah, pake yang ada aja. Udah Mama simpenin yang lainnya. Biar awet.”
Jadi, kalau sendok di rumahmu mendadak ilang, daripada susah-susah nyari mending langsung aja tanya ke Ibu. Pasti Ibu tahu. Lah kancutmu ilang satu ge, Ibu mah tahu itu ada di mana.
Misteri sendok hilang #4 Inget, kamu miskin, nggak usah segala nyalahin tuyul
Hal ini saya sadari waktu baru pindah kosan. Waktu itu, di kisaran berapa minggu setelah tinggal di kosan baru, saya yang kebetulan sekos berdua dengan teman merasa heran pada ilang ke mana dah si sendok.
Merasa tidak makan sendok sama sekali, akhirnya dicarilah sendok-sendok itu. Tapi kok ya jumlahnya tetep aja sedikit meski kondisi perabot makan sudah dicuci semua.
Kalau tikus makan sabun, apakah tuyul makan sendok? Tuyul milenium gitu maksudnya?
Saya coba inget-inget lagi. Sampai akhirnya inget saya ini missqueen.
Oleh karena kosan lama menyediakan perabot makan, makanya pas pindah ke kosan baru, saya nggak sadar kalau saya cuma punya dua sendok, satu gelas, dan satu mangkok melamin. Itu juga mangkoknya udah buluuuq banget. Ama wadah mamam kucing peliharaan ge, bagusan punya kucing. Kalau derajat seseorang diukur dari barang kepemilikan, saya mungkin nggak ada artinya di dunia ini.
Dan akhirnya, temen sekosan saya ngalah dengan keadaan tersebut. Dia beli sendok sepak. Lalu, saya? Ikut numpang make laaah.
BACA JUGA Benda-benda yang Sering Menghilang Secara Ghoib dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.