Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
27 Oktober 2022
A A
Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan pulau nusakambangan

Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan (Nadiantara via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Kawuk adalah hewan mitos “penjaga” Lapas Nusakambangan.

Di artikel sebelumnya, Saya sempat menulis keunikan Kabupaten Cilacap yang tidak dimiliki daerah lain. Salah satunya, Kabupaten Cilacap memiliki Pulau Nusakambangan yang sering disebut sebagai Alcatraz-nya Indonesia. Bagi yang belum tahu, Alcatraz merupakan salah satu penjara yang paling mengerikan bagi para penjahat kelas kakap di Pulau Alcatraz, San Francisco, Amerika Serikat.

Di Indonesia, Nusakambangan juga dikenal sebagai tempat eksekusi hukuman mati bagi para gembong narkoba dan narapidana kasus berat. Letaknya yang jauh dari pemukiman dan hiruk pikuk warga membuat Lapas Nusakambangan sangat strategis. Selain itu, flora dan fauna di sana masih sangat beragam. Pohon-pohon tumbuh dengan menjulang. Hal ini yang membuat Pulau Nusakambangan tidak lepas dari berbagai kisah mistis yang melekat pada warga sekitar.

Ada satu mitos yang berkembang di Pulau Nusakambangan. Yaps, mitos mengenai binatang bernama kawuk. Warga sekitar mengungkapkan wujud hewan kawuk sejenis binatang komodo dan biawak. Perawakan seperti kadal besar dengan empat kaki. Namun, kawuk berbeda dengan komodo. Jika komodo berjalan dengan empat kaki, kawuk bisa berdiri hanya dengan dua kaki saja. Perbedaan lain yang tampak antara kawuk dan komodo ada pada cara hidupnya. Komodo lebih suka menyendiri antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan kawuk lebih suka bergerombol.

Hewan satu ini disebut memiliki insting yang tinggi. Sehingga bisa mencium bau yang sangat sensitif. Ada yang mengungkap bahwa kawuk juga dapat memangsa mayat manusia. Bahkan, kawuk juga bisa memangsa manusia dalam keadaan hidup-hidup. Ngeri sekali, Guys!

Misteri mengenai kawuk juga beredar di masyarakat Pangandaran, Jawa Barat. Hal ini lantaran jarak antara Kabupaten Cilacap yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pangandaran. Masyarakat Pangandaran memiliki sebuah pantangan untuk tidak menyimpan mayat atau jasad di dalam rumah. Jasad atau mayat yang disimpan di dalam rumah dapat memancing kehadiran kawanan kawuk. Maka, jika ada seorang yang meninggal di malam hari, masyarakat memilih untuk menguburkannya di malam itu juga, tanpa menunggu pagi hari. Hal ini untuk mencegah kedatangan kawanan kawuk.

Asal-usul kawuk memang masih menjadi misteri. Belum ada literatur atau penelitian sebelumnya yang membahas hal tersebut. Namun, keberadaannya sudah sangat populer di kalangan masyarakat. Diperkirakan binatang satu ini berasal dari Teluk Solok, Pangandaran, Jawa Barat. Sedangkan berdasarkan perbincangan masyarakat, ada sebuah isu yang mengatakan bahwa kawuk ini adalah jelmaan manusia. Seorang manusia yang semasa hidupnya mempelajari ilmu hitam. Namun, sebelum meninggal ia menjelma sebagai kawuk. Kebiasaannya memangsa manusia, membuat warga sekitar Solok enggan untuk keluar rumah setelah matahari terbenam.

Terlepas benar atau tidaknya mengenai keberadaan hewan pemangsa manusia ini, ada hikmah yang dapat kita ambil. Pertama, mengenai keamanan. Binatang yang dikategorikan sebagai jenis kadal ini, disebut-sebut sebagai penjaga keamanan Pulau Nusakambangan di garis paling luar. Kawuk bisa dijadikan kisah untuk menakut-nakuti para tawanan lapas agar tidak melarikan diri. Kedua, supaya menyegerakan perawatan jenazah. Sejatinya, jenazah yang sudah meninggal sebaiknya segara dimakamkan. Hal ini juga bertujuan agar jenazah segera diistirahatkan di tempat yang layak dan keluarga juga tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Baca Juga:

Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

Kabupaten Cilacap: Kabupaten yang Membingungkan, tapi Tetap Jadi Kabupaten Terbaik untuk Ditinggali

Sebenarnya kawuk bukan satu-satunya binatang yang sering diperbincangkan masyarakat Nusakambangan. Ada juga manusia serigala yang disebut sebagai Aul. Inilah kisah-kisah yang berkembang di kalangan masyarakat. Namun, jangan tanyakan kebenaran cerita tentang kawuk kepada saya, karena saya bukan akademisi yang memiliki tugas meneliti hal-hal demikian. Tujuan saya menyampaikan ini hanya untuk khazanah pengetahuan pembaca. Ambillah hikmah yang tersirat dari setiap kisah, ya, Guys!

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Liburan ke Pulau Nusakambangan, Melihat Wajah Lain ‘Pulau Penjara’

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2022 oleh

Tags: cilacapkawuknusakambanganpredator
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

orang ngapak

Orang Ngapak: Ketika Sebuah Logat Menyimpan Kenangan

27 Agustus 2019
Cilacap Selatan Bikin Iri Kecamatan Lain di Kabupaten Cilacap

Cilacap Selatan Bikin Iri Kecamatan Lain di Kabupaten Cilacap

16 Mei 2024
Derita yang Saya Rasakan Saat Naik Bus Sinar Jaya dari Jakarta ke Kawunganten Cilacap

Derita yang Saya Rasakan Saat Naik Bus Sinar Jaya dari Jakarta ke Kawunganten Cilacap

28 April 2023
Laksana Baru, Swalayan yang Punya Bioskop Andalan Masyarakat Cilacap Barat

Laksana Baru, Swalayan yang Punya Bioskop Andalan Masyarakat Cilacap Barat

27 September 2023
Cilacap Berkembang Pesat, Brebes Masih Konsisten menyedihkan

Ketika Cilacap Berkembang Pesat, Brebes Masih Konsisten menyedihkan

1 Agustus 2023
Kereta Api Sancaka Utara, Kereta Penolong Warga Pantura untuk Menjangkau Daerah Selatan

Kereta Api Sancaka Utara, Kereta Penolong Warga Pantura untuk Menjangkau Daerah Selatan

5 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.