Punya Mio Soul karbu sebagai alat tempur di era bensin termurah di harga 10.000 adalah sebuah tantangan tersendiri. Konsumsi bensin yang hanya 20-30 KM per liter bikin pusing kepala. Bayangkan saja, sebagai pekerja kantoran yang pulang pergi Bekasi-Jakarta dengan jarak 50 Km bolak-balik, saya setidaknya harus menyiapkan 20 ribu untuk sekali jalan. Kalau dibandingkan transport umum, motor ini bukanlah opsi terbaik untuk harian kerja.
Motor yang diproduksi pada 2007-2012 memiliki badan yang cukup bongsor dan berisi. Berbeda dengan saudara kandungnya Mio Sporty dan Smile yang cenderung lebih feminim dan ramping. Motor Mio Soul karbu ini memang menyasar pasar laki-laki yang punya kecenderungan memiliki badan yang lebih besar untuk bisa merasakan kestabilan berkendara.
Sebagai pemilik yang baru menggunakan motor ini beberapa tahun terakhir, saya rasa motor ini memiliki sensasi berkendara yang cukup unik. Tempat pijakan atau deck kaki yang tidak rata, kecenderungan miring ke depan bikin ergonomi motor ini kurang nyaman dan serasa ngajak ngebut.
Mio Soul karbu memang cukup bertenaga dibandingkan motor-motor matik di tahunnya dengan besaran CC yang kurang lebih sama. Selain itu, motor ini tak terlalu tinggi. Tinggi badan saya yang hanya 158 cm tak membuat saya kesusahan mengendarai motor ini.
Bore up bikin irit, serius?
Tapi, serius, motor ini beneran unik.
Ada rumor di forum-forum otomotif yang menyatakan bahwa motor ini makin di-bore up, makin irit. Bagi yang nggak tahu apa itu bore up, secara sederhananya, bore up adalah modifikasi untuk meningkatkan diameter piston. Lumrahnya, motor yang dibore-up bakal jadi boros. Lha, Mio Soul karbu malah sebaliknya, ngeri.
Kebenaran rumor ini memang masih simpang siur. Tapi banyak anggota forum yang bilang kalau itu bener. Wah, enduls.
Meski begitu, borosnya motor ini tetap jadi perhatian saya yang paling utama. Meski saya tebus murah, sekitar 4 jutaan, tetap saja harga murah tersebut tidak terasa mengingat saya butuh biaya harian yang tinggi. Misal dibandingkan sama matic kekinian yang bisa tembus 50 km per liter, ya jauh.
Tapi selain itu ya, motor ini gahar. Untuk saya yang bolak bali Bekasi-Jakarta, Mio Soul karbu jelas motor yang pas sama saya. Untuk pekerja jarak jauh, ya kendaraan bertenaga besar itu wajib. Maka dari itu, jangan kaget kenapa orang berlomba-lomba beli Honda PCX dan Yamaha NMAX, ya karena mereka cari tenaga yang lumayan. Kalau saya sih, cukup motor Mio Soul karbu saja. kuatnya baru ini je, hahaha.
Kekurangan Mio Soul karbu
Pasti para pembaca berpikir, kok dari tadi bahas borosnya terus, emang nggak ada kekurangan lain?
Ya ada, tapi percuma juga saya sebutin. Pertama, ini motor seken, keluaran lama pula. Pasti banyak kekurangannya. Kedua, motor ini boros. Kalian nggak akan peduli sama kekurangan lain. Kata boros sudah menunjukkan concern terbesar saya. Yang lain mah, nggak ngurus.
Tapi, ya, nggak adil dong kalau saya ngomongin kurang tanpa lebih. Dan menurut saya, kelebihan motor ini adalah mudah banget dimodif. Serius, motor ini mudah untuk dipermak tampilannya, bikin kita makin kesengsem sama motor ini. Saya kok curiga, Yamaha kayaknya memang membuat motor ini sedemikian rupa agar bisa dikreasi sesuka hati oleh pemilik. Kalau benar, 5 jempol untukmu, Yamaha!
Begitulah kesan saya tentang Mio Soul karbu, alat tempur melawan kejamnya jalanan Bekasi-Jakarta tiap hari. Kalau mau beli, motor ini murah kok. Kecuali situ beli yang udah direstorasi, harganya mahal betul. Tapi ya cantiknya minta ampun. Semua itu tergantung dompet kalian sih.
Jadi, mau beli?
Penulis: Rachmat Satya Nurhidayat
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan