Makanan fenomenal itu bernama Mie Gacoan. Soal bagaimana rasanya, tentu saja balik kepada selera masing-masing. Kalau saya yang ditanya, ya saya jawab biasa saja. Dalam penilaian saya yang doyan jajan ini, Mie Gacoan tipikal mi yang… apa, ya, istilahnya? Saya sih menyebutnya kelet. Ya gitu, minya lengket, saling menempel satu sama lain. Kalau saya sih nggak suka.
Namun, sepertinya wong Tegal yang nggak suka makan Mie Gacoan kayaknya cuma saya, deh. Buktinya, tiap kali lewat oulet Mie Gacoan cabang Tegal, ramenya kayak antre sembako murah. Antrean pembeli panjang bener kayak struk belanjaan tanggal muda. Sementara parkirannya, tumpah sampai ke bahu jalan. Padahal area parkiran Mie Gacoan Tegal ini luas, lho. Bisa-bisanya nggak muat untuk menampung kendaraan pembeli.
Bukan antrean memilih menu baru
Kembali lagi ke soal antrean pembeli Mie Gacoan yang mengular. Berdasarkan pengalaman ikut mengantre di Mie Gacoan sebanyak 3 kali, saya berkesimpulan bahwa para pembeli yang mengantre sejatinya bukanlah sedang mengantre untuk memilih menu atau menunggu pesanan datang.
Begini. Kalau kamu pergi tempat makan pada umumnya, misalkan Rocket Chicken, dan kamu harus mengantre, sejatinya kamu sedang mengantre untuk memilih menu apa yang akan kamu pesan. Iya apa iya?
Nah, di Mie Gacoan nggak gitu. Lha, wong menunya bisa di scan barcode, kok. Scan barcode-nya pun terpampang nyata. Jadi, meskipun kamu datangnya terakhir, kamu tetep bisa maju untuk scan barcode, lalu baru bergabung ke dalam antrean. Sambil ngantre, sambil pilih-pilih menu, deh.
Baca halaman selanjutnya: Ada antrean apa di Mie Gacoan?