Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Mie Ayam Chili Oil, Inovasi Kurang Masuk Akal bagi Saya

Muhammad Fariz Akbar oleh Muhammad Fariz Akbar
12 April 2025
A A
Mie Ayam Chili Oil, Inovasi Kurang Masuk Akal bagi Saya

Mie Ayam Chili Oil, Inovasi Kurang Masuk Akal bagi Saya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mie ayam kok pakai chili oil? Kalau cuma cari pedas kan sudah ada sambalnya!

Seandainya saya disuruh memilih satu makanan untuk seumur hidup, kemungkinan saya memilih mie ayam. Dan kalau bukan karena alasan kesehatan, saya sudah pasti akan makan mie satu ini setiap hari. 

Bagi saya kuliner satu ini nikmat sekali. Mungkin saya juga terlalu doyan, sampai-sampai saya nggak pernah melabeli seporsi mie ayam di mana pun dengan label nggak enak. Bahkan yang paling mengecewakan dan tidak memenuhi ekspektasi saja saya tetap suka. Memang biasa saja, tetapi andaikan ada skor yang harus diberikan, dapat dipastikan angka terkecil adalah tujuh. 

Cinta saya dan mie ayam

Saya melahap semua jenis mie ayam. Maksudnya, yang klasifikasinya berdasarkan daerah. Mie ayam Jawa atau Wonogiri yang pakai minyak ayam dan ayamnya cokelat. Mie Bangka yang ayamnya kering dan biasanya ada taogenya. Atau bahkan yang sudah disebut bakmi pun saya suka. Mie yamin, mie yang pakai jamur, pakai kecap, pakai apa pun, selama saya tahu itu masih tradisional, akan saya terima. 

Segala macam tekstur mie yang berbeda juga saya senangi semua. Nggak ada preferensi khusus secara pribadi apakah mienya harus kenyal atau lebih padat. Mienya harus kering atau agak basah-basah berminyak. Apa pun. Bukannya nggak mau ngerepotin diri sendiri seandainya saya jadi orang yang pilih-pilih, memang saya sesuka itu. 

Kalau tempat langganan sudah pasti saya punya, tapi saya tetap nggak pilih-pilih. Kalau lagi kepingin mie ayam, di mana sepenglihatan saya ada gerobak atau warung mie nggak pakai pikir panjang saya langsung duduk dan pesan satu porsi. 

Nggak ada bakso atau nggak ada pangsit juga nggak masalah buat saya. Kan saya pesannya mie ayam dan saya sukanya itu. Buat saya, mereka pelengkap saja. Ada ya saya makan, kalau nggak ada juga saya nggak akan cari dan nggak akan kecewa. Kecuali mienya yang habis, baru saya kecewa. Nggak jarang saya kecewa sampai-sampai nggak jadi makan. Perlu beberapa saat bagi saya untuk menenangkan diri setelah tahu bahwa mienya habis.

Kalau nggak tenang-tenang, ya terpaksa cari warung yang lain. Tetapi karena saya nggak mau repot, biasanya saya lebih pilih untuk memaksa makan apa yang ada. 

Baca Juga:

Sebagai Orang Sunda, Saya Akui Mie Ayam di Jogja Memang Lebih Enak

Nggak Semua Orang Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Saya Salah Satunya

Chili oil adalah masalah

Baru-baru ini, saya melihat inovasi baru untuk mie ayam yaitu mie ayam chili oil. Atau biasa disebut minyak cabai. Gunanya dari minyak cabai ini adalah sebagai penambah pedas pada makanan, tapi minyak cabai ini sangat berbeda dengan sambal. Tradisionalnya, selain penambah pedas, minyak cabai juga digunakan sebagai penambah aroma dan tekstur. 

Minyak cabai bukan sekadar minyak lalu diberi biji-biji cabai, tapi juga melewati proses pemasakan. Ditambah rempah-rempah lain yang bikin aromanya kuat dan khas. Harus saya akui, saya juga suka. Tetapi kegunaan chili oil ini apa? 

Kalau mau memosisikan mie ayam sebagai ramen yang memang secara tradisionalnya pakai chili oil, kenapa harus begitu? Kenapa nggak memperlakukan kuliner ini sebagai mie ayam saja? Memang ini inovasi, tetapi menurut saya nggak terlalu diperlukan. Kalau penambah pedas, kuliner ini punya sambal khusus yang secara pedas jauh lebih pedas daripada chili oil. 

Sebagai penambah aroma atau tekstur, justru mengganggu. Minyak ayam asli lebih beraroma daripada minyak cabai. Fungsi teksturnya juga sama saja, yaitu supaya mienya licin dan enak saat diseruput. Bagi saya, buat apa berinovasi tapi ujung-ujungnya nggak ada bedanya atau bahkan malah menurunkan kualitas? Dan kita sedang bicara soal makanan, bukan hal lainnya. 

Lagian saya yakin orang makan kuliner ini karena harganya murah dan rasanya enak. Jangan harap dapat minyak cabai yang benar-benar nikmat. Minyak cabai seperti yang ada di ramen, atau makanan lainnya yang secara tradisional memang ada bisa ditambah minyak cabai karena harganya saja bisa berkali-kali lipat. Dan karena harganya murah, sudah pasti kualitasnya berbeda. Kalau begitu caranya, saya pilih yang pasti-pasti saja. Mie ayam pada umumnya yang disajikan dengan cara yang kita biasa nikmati. 

Jangan sampai kehilangan identitas

Permasalahan mie ayam dan chili oil ini bukan seperti permasalahan kacang pada bubur. Memang ada yang suka bubur pakai kacang, tapi ada juga yang nggak suka. Perdebatan di antara kedua ini nggak akan habis karena masing-masing ada di kubunya. Kalau soal chili oil pada mie ayam, lebih baik ditiadakan saja. Untuk saat ini pasti ada yang senang, tapi andaikan benar-benar dihapuskan, saya rasa orang nggak akan mencari-cari sampai bingung. 

Saya cuma bilang ini inovasi yang kurang masuk akal, bukan kurang masuk perut. Mie ayam dengan chili oil masih bisa dinikmati, tapi saya kehilangan identitas kuliner ini yang asli. Inovasi ini bukan inovasi yang merusak seperti mie ayam dengan keju mozzarella atau saus mentai. Kalau yang itu, langsung dibuang saja ke neraka. 

Sejujurnya saya menggerutu karena baru kali ini saya makan mie ayam tapi rasanya janggal. Nggak senikmat biasanya. Saya masih mencari-cari apa nikmatnya mie ayam dengan chili oil sampai-sampai inovasi ini terus menjamur.

Mungkin saya kecewa karena makanan kecintaan saya diutak-atik. Atau bisa juga saya kecewa karena ternyata saya nggak sebegitu cintanya sama kuliner ini. Seperti kita semua tahu, cinta yang tulus pasti akan menerima apa adanya. Sementara saya gagal menerima mie ayam apa adanya. Atau justru, cinta yang tulus adalah pengorbanan mati-matian demi mempertahankan harga diri, martabat serta keorisinalitasan yang sesungguhnya?

Penulis: Muhammad Fariz Akbar
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Saya Kecewa dengan Mie Ayam yang Dijual di Warung Bakso dan Mie Ayam.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2025 oleh

Tags: chili oilMie Ayammie ayam chili oil
Muhammad Fariz Akbar

Muhammad Fariz Akbar

ArtikelTerkait

Mie Ayam Jogja Memang Lebih Enak dibanding Mie Ayam Sunda (Shutterstock)

Sebagai Orang Sunda, Saya Akui Mie Ayam di Jogja Memang Lebih Enak

23 November 2025
5 Hal yang Mungkin Terjadi Andai Mie Ayam Tidak Pernah Ada di Muka Bumi

5 Hal yang Mungkin Terjadi Andai Mie Ayam Tidak Pernah Ada di Muka Bumi

4 Maret 2025
Mie Yamin Bandung vs Jogja, kuliner mana yang lebih enak_ (Unsplash)

Mie Yamin Bandung Superior Dibanding Jogja: Ribut Kuliner yang Efektif Memecah Bangsa

16 November 2022
4 Ciri Warung Mie Ayam Enak di Kota Bogor Menurut Warga Lokal

4 Ciri Warung Mie Ayam Enak di Kota Bogor Menurut Warga Lokal

1 November 2025
5 Rekomendasi Mi Ayam Jogja Selain Pakdhe Wonogiri dan Tumini mie ayam jogja terminal mojok.co

5 Rekomendasi Mi Ayam Jogja Selain Pakdhe Wonogiri dan Tumini

26 September 2020
4 Mie Ayam Malang yang Aneh, tapi Tetap Bikin Nagih Terminal Mojok.co

4 Mie Ayam Malang yang Aneh, tapi Tetap Bikin Nagih

15 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.