Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Meski Dipandang Rendah, Ini 5 Alasan India Menarik untuk Dikunjungi

Witianatalatas oleh Witianatalatas
7 Agustus 2022
A A
Meski Dipandang Rendah, Ini 5 Alasan India Menarik untuk Dikunjungi Terminal Mojok

Meski Dipandang Rendah, Ini 5 Alasan India Menarik untuk Dikunjungi (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setahun sebelum Covid-19 melanda, saya melancong ke India. Beruntung sekali. Sebab, dengan situasi seperti sekarang ini saya yakin kesempatan untuk bisa pergi ke sana bakal lama sekali.

Citra India memang lebih banyak negatifnya. Paling nggak di dalam kepala kebanyakan orang kita. Konon katanya, negaranya berantakan lah, orang-orangnya jorok lah, kotanya semrawut lah, dll. Eh, tapi jangan-jangan citra Indonesia begitu juga di pikiran warga negara asing?

Cuplikan-cuplikan rekaman betapa joroknya pedagang kaki lima di India sesungguhnya menggugah rasa penasaran kita ingin mencoba. Hayo, ngaku saja. Dan itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa saya ingin menjejakkan kaki di India. Tentu saja selain ingin melihat langsung bangunan bersejarah di sana yang eksotis itu.

Desain arsitektur kuno di India jarang atau malah nggak pernah ditemukan di Indonesia. Nggak heran, secara kultur saja kita sudah berbeda. Beberapa bangunan terlihat sederhana dengan warna tanah, tapi banyak juga yang terlihat ramai dengan warna-warni mencolok. Coba saja cari foto Hawa Mahal di Jaipur. Bentuk dan warnanya mengingatkan pada bangunan dan warna di film bikinan Wes Anderson.

Sebelum berangkat ke India, rasa was-was muncul dalam pikiran saya. Maklum, saya dan tiga orang teman yang berencana pergi semuanya perempuan. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, asal nggak sendirian sih kayaknya aman. Kasus kejahatan memang yang paling terbayang menakutkan. Konon, India nggak ramah buat pelancong perempuan, meski buktinya banyak turis perempuan yang plesiran sendirian di India.

Beberapa prasangka saya dan ketiga teman memang terbukti. Mulai dari ditipu situs pembuatan visa yang terlihat seperti situs resmi pemerintah India, berdebat dengan tukang foto yang memaksa dibayar, adu mulut dengan penumpang di kereta yang menempati kompartemen kami, hingga dipaksa memberikan ulasan bagus kepada pemandu wisata kamu rasakan selama berada di India. Jangan lupakan masih ada bunyi klakson yang bersahutan tanpa henti di jalan raya. Jalanan lancar klakson, kendaraan depan lambat klakson, apalagi ada kemacetan klakson, klakson, dan klakson. Ternyata Jakarta nggak ada apa-apanya.

Pengalaman di atas memang menyebalkan. Namun anehnya, keinginan saya untuk bisa kembali ke sana sangat besar. Hal-hal di bawah ini yang membuat India menarik untuk dikunjungi lagi.

#1 Basa-basi dan sopan santun itu bukan kewajiban

Pada hari pertama di India, saya dan teman-teman memakai jasa pemandu wisata. Lantaran kami berempat nggak tahu situasi di sana sama sekali, kami berharap kehadiran pemandu bisa membantu kami beradaptasi dengan cept.

Baca Juga:

Suzuki Fronx Versi Indonesia: Jauh Melampaui India, Negara yang Jadi “Anak Emas” Suzuki

Maaf Indonesia, India Juga Mungkin Ogah Disamain Sama Negaramu

Perjalanan kami diawali dengan berkunjung ke tujuan wisata paling populer di India, Taj Mahal. Ramai sekali warga lokal dan orang asing di sana. Sulit jika ingin berfoto dengan latar bersih tanpa manusia. Akhirnya pemandu kami membantu memberi arahan ke turis lokal agar menyingkir sebentar.

Saya bertanya ke pemandu bagaimana cara mengatakan permisi agar turis lokal lainnya menyingkir barang sebentar. Pemandu kami bilang mereka nggak mengenal istilah permisi. Tinggal minta mereka minggir saja, itu hal yang biasa. Mereka akan minggir tanpa sakit hati. Jadi nggak perlu merasa nggak enak.

#2 Harga jajanan nggak bikin kantong ngamuk

Kata orang-orang (yang belum pernah ke India), makanan di sana jorok. Tapi, apa kaki lima di negara ini bisa dibilang bersih? Tapi, saya dan teman-teman nggak ada yang merasakan sakit perut selama jajan di sana. Kalau ada yang sakit perut karena makanan, bisa jadi orang tersebut belum terbiasa jajan pinggir jalan level Indonesia, terlebih jajanan yang pedas dan kaya bumbu.

Di India, makanannya cenderung kaya rempah dan pedas juga. Bedanya, di sana harga jajanan masih terjangkau. Contohnya teh susu di kereta yang harganya jika dikonversi ke rupiah hanya Rp1.500. Belakangan, saya menemukan video di media sosial ada penjual teh susu yang nakal yang menggunakan air dari kamar mandi kereta. Wallahualam.

#3 Bisa pesan bajaj online

Aplikasi Uber sudah tersedia di India dan ini sungguh membantu turis asing bermobilisasi secara aman. Namun, ada satu lagi aplikasi sejenis yang merupakan karya anak bangsa India sendiri, namanya Ola. Seperti Uber, kita bisa memesan taksi secara daring melalui aplikasi ini. Kelebihannya satu, kita juga bisa memesan bajaj melalui Ola.

Tarif bajaj ini tentu di bawah kendaraan mobil. Kalau dalam rupiah, cukup sekitar Rp10.000 untuk jarak dua hingga tiga kilometer. Tentu sedikit banyaknya permintaan dan jumlah armada juga memengaruhi harga. Untungnya bajaj banyak sekali di New Delhi. Saat memesan bajaj, kita nggak perlu menunggu lama. Satu bajaj muat maksimal tiga orang. Urunannya jadi lebih hemat, kan?

#4 Surganya pencinta buku

Sembari menghabiskan hari terakhir di New Delhi, saya pergi ke sebuah area bernama Khan Market. Ada banyak toko buku di sana. Harga buku-bukunya pun murah sekali padahal kebanyakan buku berbahasa Inggris. Semua genre buku tersedia di sana, baik yang fiksi maupun nonfiksi. Saya hanya mengeluarkan uang sekitar tiga ratusan ribu rupiah untuk membawa pulang tiga buku. Satu di antaranya adalah Homo Deus, buku yang cukup tebal halamannya.

Berdasarkan artikel di Newyork Times, buku-buku tersebut asli dan legal. Harga murah disebabkan penerbit buku di India mencetak ulang buku-buku berbahasa Inggris dengan tetap membayar hak cipta ke penerbit asli. Harga tenaga kerja yang murah, potongan pajak dari pemerintah, dan penggunaan kertas berkualitas rendah membuat harga jual hanya 10% dari harga di negara asal buku.

#5 Diidolakan oleh warga lokal

Beberapa kali sekelompok remaja mencuri-curi pandang ke arah saya dan ketiga teman saya. Para remaja ini kemudian saling berbisik. Selanjutnya, salah satu dari mereka memberanikan diri mengucapkan, “Madam, can I take a photo with you?”

Awalnya saya mengira yang diajak berfoto hanya turis asing berkulit putih persis seperti warga Indonesia yang mengajak foto bule di tempat wisata. Karena risih, saya menangkis dengan pura-pura nggak dengar atau sok sibuk saja. Nyatanya, banyaknya permintaan bikin sulit menghindar. Ini nggak bisa disebut pengalaman yang ngangenin, sih. Tetapi cukup unik dan menggelitik.

Itulah 5 alasan mengapa India menarik untuk dikunjungi. Pengalaman buruk memang ada, tapi buat saya sih India masih jadi salah satu destinasi yang menyenangkan.

Penulis: Witianatalatas
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2022 oleh

Tags: Indiajalan-jalan
Witianatalatas

Witianatalatas

Baru saja resign dan lanjut magang sebagai budak kucing.

ArtikelTerkait

Tollywood: Kadang, Melawan Nalar Itu Menyenangkan

Tollywood: Kadang, Melawan Nalar Itu Menyenangkan

7 Juni 2023
Google Maps Ternyata Juga Hobi Ngeprank

Google Street View: Solusi Masyarakat untuk Jalan-jalan di Tengah Pandemi

12 Mei 2020
Sisi Pilu Berkunjung ke Kebun Binatang

Sisi Pilu Berkunjung ke Kebun Binatang

22 November 2019
india nggak jorok mojok

Bersyukur Tidak Lahir di India, padahal Indonesia Sama Saja: Artikel Balasan

10 Mei 2021
Maaf Indonesia, India Juga Mungkin Ogah Disamain Sama Negaramu

Maaf Indonesia, India Juga Mungkin Ogah Disamain Sama Negaramu

31 Januari 2025
Mahesh Babu, Artis India yang Semestinya Digandrungi Orang Indonesia terminal Mojok

Mahesh Babu, Artis India yang Semestinya Digandrungi Orang Indonesia

22 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.