Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Menyimak “Messiah”, Serial Netflix yang Katanya Mengguncang Iman

Erwin Setia oleh Erwin Setia
4 Mei 2020
A A
Messiah

Menyimak "Messiah", Serial Netflix yang Katanya Mengguncang Iman

Share on FacebookShare on Twitter

“Messiah”, serial Netflix yang tayang pada awal 2020 ini dilarang di Yordania. Konon karena kontennya berbau penodaan agama. Tapi, apa betul begitu?

Saya tidak tahu mengapa serial biasa-biasa saja ini dapat mengguncang iman seseorang. Film ini cuma berkisah tentang seorang lelaki dengan penampilan mirip Yesus yang tiba-tiba muncul di Suriah. Lelaki ini doyan berkhotbah dan sebentar-sebentar ngoceh soal kehendak Tuhan dan takdir.

Ia mulai diagung-agungkan oleh segerombol orang putus asa yang menjadi korban konflik lantaran dianggap berjasa menyingkirkan pasukan ISIL. Namun, tak berapa lama, ia ditangkap pasukan keamanan karena dituduh membuat kegaduhan. Mulai dari situlah petualangan lelaki yang disebut Messiah ini bermula.

Sepanjang sepuluh episode pada musim pertama ini, latar tempat begitu beragam dengan alur cerita yang cukup cepat. Kita akan dibawa ke Suriah, Israel, Yordania, Iran, Amerika Serikat.

Selain Messiah, ada beberapa tokoh sentral lain yang turut berperan besar menggerakkan cerita. Favorit saya adalah Aviram Dahan, petugas Israel yang kekar dan nekat tapi punya masa silam yang kelam. Tokoh penting lain adalah Eva (anggota CIA), Felix (pendeta), dan Jibril (korban konflik Timur-Tengah yang menjadi pengikut Messiah paling bersemangat).

Saya heran mengapa film ini dilarang dengan dalih akan mengguncang iman atau menodai agama. Percayalah, akting Mehdi Dehbi tidak ada spesial-spesialnya sama sekali. Boro-boro bakal mengguncang iman, mengaguminya saja sulit.

Messiah dalam film ini memang diceritakan memiliki beberapa kemampuan ajaib seperti menghidupkan orang mati dan berjalan di atas air. Tapi sikapnya yang kelewat narsis dan fatalis, membuat kemampuan-kemampuan ajaibnya terlihat seperti rangkaian kekonyolan alih-alih mukjizat.

Orang-orang boleh menyebut sang Messiah sebagai dajjal atau apalah, tapi saya lebih sreg menyebutnya sebagai hamba skenario. Aktingnya begitu kaku dan tidak mandiri sebagai individu yang dikesankan sebagai seorang penyelamat. Kita bisa bandingkan dengan peran Anthony Hopkins sebagai Hannibal Lecter dalam The Silence of the Lambs (1991). Dalam film itu, Hannibal Lecter sungguh dapat membuat para penonton bergidik dengan kepiawaian akting seorang Anthony Hopkins. Sementara Mehdi Dehbi dalam Messiah berkali-kali membuat saya membatin, “Apaan sih, nggak jelas banget.”

Baca Juga:

7 Rekomendasi Film Seks Terbaik Abad 21

Jangan Nonton Squid Game Season 3 kalau Tidak Mau Kecewa seperti Saya

Messiah dalam film ini sulit membuat penonton bersimpati. Alih-alih Messiah, saya lebih suka dengan peran Aviram Dahan, Eva, dan Rebecca—anak pendeta Felix. Terutama Aviram, orang yang sanggup membuat Messiah terlihat seperti anak kecil yang tak punya daya, alih-alih seorang “nabi baru”.

Namun, tak bisa ditampik bahwa film ini mengangkat tema yang agak berat. Dengan gambaran apokalipstik di mana kerusakan dan konflik terjadi di mana-mana, Messiah mengemukakan gagasan soal kemungkinan datangnya seorang penyelamat di masa genting itu. Pada masa itu, orang-orang terbelah. Orang-orang yang putus asa dengan gampangnya memercayai Messiah. Orang-orang dengan pikiran kritis macam Eva si petugas CIA mencurigai Messiah sebagai bagian dari sindikat teroris. Sementara orang-orang macam Aviram yang skeptis dan cenderung tak peduli soal tetek bengek agama menganggap semua yang dikatakan dan dilakukan oleh Messiah sebagai bualan.

Sayangnya, ketokohan seorang Messiah yang sekaligus menjadi judul film tidak digarap secara maksimal. Ia adalah tokoh yang serba tanggung, tidak jelas berada di sisi putih atau hitam. Antagonisme dan protagonismenya begitu samar. Kita tidak bisa menyukai atau membencinya secara total. Yang jelas, Messiah dalam film ini begitu menjengkelkan. Setidaknya bagi saya. Ia menjengkelkan karena narsismenya yang berlebihan dan tindak-tanduknya yang melulu menyebut-nyebut nama “Tuhan” dan “takdir”—tapi dalam momen yang sungguh tidak pas.

Jadi, mengherankan kalau film ini disebut-sebut mengguncang iman. Satu-satunya bagian diri saya yang terguncang sepanjang menonton serial ini adalah perut. Kadang-kadang saya mual dengan kelakuan Messiah yang terlalu narsis, kadang pula dengan kepolosan tokoh-tokoh lain.

Meskipun menjengkelkan dan bikin mual, bukan berarti ia bisa buru-buru kita buang ke dalam tong sampah. Anda yang butuh asupan film dengan tema yang unik, Messiah bisa menjadi pilihan. Episode 8 dan episode 10—terakhir—adalah bagian yang paling seru menurut saya.

Musim keduanya akan segera tayang. Saya berharap peran Messiah bisa lebih maksimal sehingga perut saya tidak terguncang lagi.

Sumber Gambar: imdb.com

BACA JUGA “The Two Popes” Adalah Film Terbaik 2019 Versi Saya dan tulisan Erwin Setia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Mei 2020 oleh

Tags: messiahrekomendasi filmserial netflix
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

5 Film yang Jangan Kamu Tonton ketika Naik Kapal

5 Film yang Jangan Kamu Tonton Ketika Naik Kapal

4 Mei 2022
Wibu di Indonesia yang Terlalu Nyaman Nonton Anime Bajakan kissanime jepang terminal mojok.co

Argumen Paling Menjengkelkan Saat Debat Film. Ra Mashook!

7 September 2020
5 Hal yang Bikin Malas Nonton Serial Netflix Terminal Mojok

5 Hal yang Bikin Malas Nonton Serial Netflix

17 Januari 2023
The Glory Drama Balas Dendam Korban Bullying yang Bikin Penonton Syok Terminal Mojok

The Glory: Drama Balas Dendam Korban Bullying yang Bikin Penonton Syok

9 Januari 2023
5 Fakta Menarik Serial Netflix Terbaru Narco-Saints Terminal Mojok

5 Fakta Menarik Narco-Saints, Serial Netflix yang Bakal Tayang September Mendatang

31 Agustus 2022
Film ‘Tenet’ Cocok untuk Ngajak Pacar yang Hobinya Mesum di Bioskop terminal mojok.co

Film ‘Tenet’ Cocok untuk Ngajak Pacar yang Hobinya Mesum di Bioskop

18 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.