Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menyebut Muhammadiyah & NU Elitis Adalah Jokes Pandji Pragiwaksono yang Paling Ampas

Muhammad Dzal Anshar oleh Muhammad Dzal Anshar
24 Januari 2021
A A
Menyebut Muhammadiyah & NU Elitis Adalah Jokes Pandji Pragiwaksono yang Paling Ampas terminal mojok.co

Menyebut Muhammadiyah & NU Elitis Adalah Jokes Pandji Pragiwaksono yang Paling Ampas terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Awal pertama kali saya melihat Mas Pandji Pragiwaksono di acara TV adalah saat dia memandu sebuah acara game show di RCTI, berjudul Hole in the Wall. Saat itu, saya memahaminya tak lebih dari pembawa acara TV biasa.

Beberapa tahun berselang, wajahnya yang familiar kembali saya saksikan di Kompas TV, sebagai juri Stand Up Comedy Indonesia. Acara yang saat itu disponsori oleh brand pasta gigi Ezactly itu adalah favorit saya dan teman-teman di awal-awal kuliah.

Sampai pada sebuah kesempatan saya menyaksikan Mas Pandji Pragiwaksono perform, sejak awal, dia berbicara dengan santai nan asyik. Siapa pun bisa langsung menyimpulkan bahwa levelnya berbeda dari kontestan komika “amatiran” lain. Materi yang nasionalis disampaikan dengan cerdas berisi dan kritis, diselingi dengan jokes-jokes dan punchline yang tak kalah bernas. Sejak saat itu, saya langsung memutuskan bahwa saya sudah punya idola baru, seorang komika Indonesia yang keren banget!.

Saya bahkan meyakini, Mas Pandji Pragiwaksono jauh lebih keren dari Raditya Dika, bukan hanya soal keren, tapi juga pada gaya stand up-nya. Tentu saja ini sangat subjektif tergantung selera masing-masing, kalian sangat dibolehkan untuk tidak setuju.

Puncak keyakinan saya untuk menasbihkan Mas Pandji sebagai komika paling keren di Indonesia bahkan dunia adalah saat menyaksikannya grand show tour 5 benua bertajuk “Juru Bicara”. Dengan gayanya yang khas, ia mengangkat persoalan bangsa ini. Mulai dari yang paling receh soal tawuran pelajar sampai ke persoalan HAM dan prostitusi, serta legalisasi ganja. Belum lagi materi lain seperti “Merdeka dalam Bercanda” dan “Mesake Bangsaku”, menjadi bukti sahih bahwa dia adalah seorang masterpiece. Bagi saya, dia tidak sedang ber-stand up, tapi dia sedang mengkritisi persoalan bangsa ini dengan cara yang elegan, kemudian dibungkus dengan komedi, sehingga layak untuk dinikmati.

Oleh karena itu, ketika mengetahui Mas Pandji menjadi trending karena menyebut NU dan Muhammadiyah sebagai Ormas elitis, saya yakin sekali, dia sedang nge-jokes, hanya saja jatuhnya malah ampas. Komika yang selama ini saya anggap layak dijadikan sebagai role model oleh komika lain, justru tampil wagu di acara podcast-nya sendiri. Kali ini dia terlampau berani cenderung sembrono.

Menyeret nama Pak Tamrin Tomagola, Pandji Pragiwaksono menyebut bahwa FPI lebih merakyat. Lantaran FPI menjadi tempat orang kecil mengadu saat mendapatkan masalah terutama soal kesehatan dan pendidikan. Sementara NU dan Muhammadiyah, cenderung elitis, (((mungkin))) ini adalah bahasa halus karena enggan menyebut Muhammadiyah dan NU sebagai ormas politis.

Saya tidak tahu sejauh mana pengetahuan Mas Pandji tentang NU dan Muhammadiyah. Namun, menyebut keduanya sebagai ormas elitis, jelas sudah cukup untuk membuat gaduh dan memancing sensitivitas pengikut salah satu atau keduanya. Seperti saya ini, meski ayah saya adalah orang Muhammadiyah, dalam praktiknya, saya lebih dekat dengan NU.

Baca Juga:

Jogja Bikin Muak, Purwokerto Bikin Menyesal: Kisah 2 Kota yang Menjadi Korban Jahatnya Romantisme karena Mengaburkan Realita yang Ada

Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah

Namun, bukan berarti ke-Muhammadiyah-an saya dipertanyakan, terbukti saya pernah ikut sebagai penggembira dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 lalu. Dalam muktamar itu, dengan bangga saya membeli dan membawa pulang baju muktamar serta beberapa pulpen yang telah dilabeli untuk dibagikan kepada keluarga dan teman-teman. Saya juga pernah ikut pengkaderan IMM, meski tidak sampai selesai acara. Dan yang terpenting, saya bahkan dilahirkan di RSIA Sitti Khadijah, Muhammadiyah Makassar.

Sedikit bercerita tentang kampung ayah saya di Wajo yang merupakan salah satu basis Muhammadiyah terbesar di Sulawesi Selatan. Di sana, sekolah-sekolah mulai dari tingkat terendah Taman bermain, TK, SD, SMP, hingga SMA, di bawah naungan Kementerian Agama, mayoritas menyertakan nama Muhammadiyah di akhir. Hal ini sebagai bukti identitas lembaga pendidikan tersebut.

Saat saya bertanya pada ayah mengapa Muhammadiyah? Jawabannya tak lain tak bukan adalah karena Ormas Muhammadiyah adalah perintis sekaligus donatur utama dalam pembangunan sekolah-sekolah tersebut, baik atas nama lembaga maupun individu yang merupakan kader Muhammadiyah. Bolehlah Mas Pandji kapan-kapan berkunjung ke kampung halaman ayah saya ini.

Kalau tidak mau repot-repot, Mas Pandji tinggal menonton kembali film terbaik tahun 2000-an berjudul Laskar Pelangi. Di awal pemutaran, kita langsung disuguhkan dengan masalah pendidikan Indonesia. Menceritakan tentang sebuah sekolah yang menunggu waktu untuk dibubarkan karena tidak cukup murid. SD Muhammadiyah, Gantong, Belitung Timur, yang reot dengan dinding kayu yang sudah lapuk, tinggal ditiup angin saja kemudian rata dengan tanah. SD Muhammadiyah, kok, gitu? Elitis dari mananya coba?

Bagi saya, sulit memaklumi pernyataan Mas Pandji apalagi sekadar mengutip, “…kata Pak Tamrin Tomagola.” Hal ini nggak bisa dijadikan alasan seorang Pandji. Apalagi, ia menyampaikannya di podcast-nya sendiri. Hal itu cukup menjadi bukti bahwa secara tidak langsung dia menyetujuinya, ditambah dengan argumen-argumen setelahnya yang cenderung mendukung pernyataannya tersebut.

Sangat disayangkan, Mas Pandji, untuk kali jokes Anda sangat ampas dan puncline-nya wagu.

BACA JUGA Dark Joke Pandji Pragiwaksono dan Kebingungan atas Humor Kita dan tulisan Muhammad Dzal Anshar lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Januari 2021 oleh

Tags: FPIMuhammadiyahnuPandji Pragiwaksono
Muhammad Dzal Anshar

Muhammad Dzal Anshar

Orang lapar, disayang Tuhan.

ArtikelTerkait

Apa Iya NU Marah Hanya Gara-gara Kursi Menteri Agama?

25 Oktober 2019
Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong? terminal mojok.co

Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong?

16 November 2020

10 Rapper Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

11 Oktober 2021
Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah Mojok.co

Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah

19 September 2025
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Kenapa Tidak Ada Orang dengan Gelar Habib di Muhammadiyah?

23 November 2020
lapo tuak medan batak sumatera utara fungsi sosial ngobrol debat diskusi waerung kopi gelas minum mabuk nyanyi nongkrong sama teman mojok

Lapo Tuak, Tempat Orang Batak Menghibur Diri dan Mengasah Skill Debat

2 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.