Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Menyanyikan Maesaroh: Cara Jitu Untuk Menyuruh Anak Pulang Kampung

H.R. Nawawi oleh H.R. Nawawi
15 Mei 2019
A A
Kalau Istilah 'Kampungan' Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah 'Kotaan' yang Artinya Tamak? terminal mojok.co

Kalau Istilah 'Kampungan' Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah 'Kotaan' yang Artinya Tamak? terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bila musim hujan ini,

Kau dapat kembali ke kampung, Maesaroh.

Katakan pada kota yang telah menyetubuhi hidupmu, dengan nista, bahwa kau tak akan kembali lagi.

Bila musim hujan ini,

kau dapat kembali ke kampung, membantu ibu-bapakmu meladang di tanah yang sedang,

sedang dipertahankan menjadi hak milik keluargamu.

Pulanglah Maesaroh

Bagaimana cara kita memanggil “ingatan rumah” untuk sekedar rindu dan pulang. Saya sudah begitu nyaman di sudut kota, mendapati apapun dengan mudah, kecuali tanah lapang dan ladang semua ada. Saya bukan petani, artinya pengalaman material perihal pertanian tidak punya sama sekali seperti Ayah dan Ibu. Namun keluarga kami mempunyai sebidang tanah untuk ditanami kebutuhan rumah atau bahkan untuk digadaikan saat butuh uang cash mendadak.
Lalu siapakah Maesaroh dalam lagu yang dinyanyikan Mukti Mukti? Apakah dia hanya tokoh fiktif yang diciptakan untuk menggambarkan tentang seorang anak petani yang migrasi ke kota. Tak semudah itu fiksi diciptakan, karena bagi saya tokoh yang disebutkan dalam bentuk apapun akan menempel pada beberapa identitas orang. Beda jika tokoh cerita memang bukan manusia, seperti Fachri dalam Ayat-Ayat Cinta. Memang dia  manusia, tapi terlampau sempurna, dan alien-alien pun kadang juga bisa jadi selayaknya manusia.
Namun yang ingin diutarakan lagu Mukti Mukti adalah tentang banyaknya orang kampung yang menanggalkan desa sebab tertarik gemerlap kota yang menjanjikan kesejahteraan. Menurut Bu Diah Widuretno (penggagas Sekolah Pagesangan, Gunung Kidul) sekolah-sekolah mengajarkan untuk hidup di kota, orientasi pergi bukan membumi, apalagi untuk dapat menjawab permasalahan desa macam pernikahan dini dan putus sekolah.
Mari kita renungkan cerita itu. Hingga kemudian rindu kita membumi di sudut rumah, di kedalaman hati Ibu-Ayah, dan di antara riang gembira saudara kandung dan kerabat dekat. Karena jika rindu hanya menjadi tidak substansial, maka layanan media sosial atau teknologi terbarukan bisa menjawab itu semua tanpa harus susah payah pulang ke kampung. Seperti Maesaroh, perempuan yang lebih baik menemani ibu-bapak meladang, dan menunggu hari tua sekaligus memberi manfaat pada keluarga. Memang, Maesaroh bukan benda mati yang bisa berpasrah lantas tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri, namun pulang kampung adalah urusan mengisi energi batin dengan keluarga.
Mukti Mukti adalah penyanyi balada asal bumi Sunda, ia mempunyai lagu-lagu sastrawi namun sarat juga dengan beberapa pesan-pesan perlawanan dengan rasa cinta yang mengalun. Lirik lagu Maesaroh adalah lagu yang sarat permintaan pulang untuk Maesaroh yang merantau.
Lirik selanjutnya pun juga masih meminta Maesaroh pulang:

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Kini sudah musim hujan,

jangan kau selimuti luka tubuhmu dengan air mata,

sebab ladang dikampungmu lebih membutuhkan air matamu, daripada kota yang lebih sering senang dengan lampu-lampu sepanjang jalan,

sepanjang jalan keriangan orang-orang yang gemerlap.

Kembalilah Maesaroh, kembalilah Maesaroh.

Kota tak pernah peduli seberapa air mata yang kita habiskan, dan seberapa luas kubik keringat tubuh yang akan menenggelamkan harapan. Kota lebih kejam dari apa yang dibayangkan, letak segala yang tak pernah diinginkan seutuhnya. Karena mana ada orang kota menyukai kemacetan, genangan air, bau amis pasar tradisonal yang enggan berbenah seperti supermarket, dan banyak lagi yang ternyata dikutuk oleh orang kota.
Kurang lebih begini dialog yang bisa muncul dari lagu Maesaroh:
“Dan kembalilah Maesaroh, Bila saja kamu malu Maesaroh, biarlah ibu-bapak yang mendapati kemaluan itu. Beban moral atau kesan materialitas orang kampung untuk para pelancong sepertimu yang hidup di kota tak usahlah digubris, mereka tidak tahu betapa kami merindukanmu,” ujar Ibu padaku,
“Kembalilah Maesaroh, rindu tidak berurusan dengan beban apapun selain melepas jarak.” Imbuhnya.
Aku mengelak, “Namun rindu menjadi hambar bila kita hanya perlu ketemu saja tanpa memiliki keinginan penuh untuk melakukan sesuatu. Bu”
“Jika tidak ada kuliah, pulang lah nak. Ibu kangen.”
“Iya, nanti kalau sudah waktunya.”

Aku balas gitu aja, eh malah banyak kawan juga mendapat pesan yang sama dari ibunya masing-masing, dan aku merasa selalu jahat soal anak dan orangtua.
Jika begitu menyentuhnya orang tua tidak dapat membuat anaknya yang rantau segera pulang, maka berilah jeda beberapa instrumen musik yang mengalun indah di balik kesunyian. Dan tegaskan kembali secara baik, jangan lupa ceritakan bahwa pulang mengahabiskan waktu di tabung-tabung kendaraan yang sesak dengan isi kepala orang lain. Pasti melalahkan. Sampai akhirnya sudah waktunya lirik terakhir yang menjadi penghujung, mengapa anak mesti pulang.

Bapakmu dipukuli preman, lalu ditangkap polisi.

Dituduh menghasut petani untuk tetap meladang.

Ladang hidup kita, ladang hidup kita, ladang hidup kita, ladang hidup kita, ladang hidup kita, ladang hidup kita Maesaroh,

Maesaroh, du du du du….. ho… ho….

 

Bila anakmu tak membalas sesegera mungkin dan memberikan jawaban pasti, yakinlah bahwa paket data anakmu habis dan bisa saja ia sedang kesusahan mencari Wi-fi ke kampusnya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: LebaranMaesarohMudikPulang Kampung
H.R. Nawawi

H.R. Nawawi

Jika di dunia hanya ada dua pilihan antara riang dan menangis. Saya memilih menangis. Kehampaan.

ArtikelTerkait

Sleeper Bus_ Transportasi Roda Karet Paling Nyaman_ terminal mojok PO Bus mudik

Rekomendasi PO Bus untuk Mudik dari Jakarta ke Daerah Pantura  

16 April 2023
oleh-oleh dan traktiran

Meminta Oleh-oleh dan Traktiran adalah Budaya Kita

21 Mei 2019
Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia terminal mojok.co

Hal-Hal yang Bakal Kamu Temui dan Rasakan Ketika Berada di Desa

11 Agustus 2019
Belajar Memaknai Hidup, Uang, dan Public Relations dari Operator Depot Galon Isi Ulang terminal mojok.co

Shoplifter Sebagai Manifestasi Para Pengutil di Hari Lebaran

6 Juni 2019
Berbagi Memang Indah, tapi kalau Nggak Bisa Kirim Hampers dan Bagi-bagi THR Lebaran ya Nggak Apa-apa

Berbagi Memang Indah, tapi kalau Nggak Bisa Kirim Hampers dan Bagi-bagi THR Lebaran ya Nggak Apa-apa

13 Maret 2025
Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

23 April 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.