Sore itu saya sangat terlambat santap siang. Gegara terlambat makan, akibatnya nasi yang disediakan istri saya lebih dominan nasi kerak, nasi yang mengering di pinggiran wadah magic com. Saya pun bereaksi,” Loh, kok jadi kerak nasi, Mah?” dan istri saya menjawab “Iya, nasinya tinggal segitu, Pah, dan sepertinya kita sudah harus beli magic com baru bulan depan, deh, Pah, udah jelek.”
Saya pun memakluminya. Untunglah di samping piring nasi, sudah menunggu ikan asin goreng dan sambal terasi. “Waaah, menu nikmat ini,” pekik saya. Tanpa menunda lama, saya langsung menyantap ganas santap siang itu. Air teh hangat panas yang sedang diseduh istri saya menyusul kemudian. Klop! Sempurnalah santap siang yang dimakan sore itu. Nasi yang menjadi kerak, ikan asin, dan sambal terasi. Trio paling kompak.
Selesai makan, saya jadi teringat masa lalu saat saya kecil. Saya sering tidur di rumah nenek dan kakek saya di kampung. Jika memasak nasi, nenek saya menggunakan panci atau dandang. Jangan ditanya warna dasar dandangnya. Oleh karena sering dipakai dan memasak nasinya pun di atas kayu bakar, akibatnya nasi menjadi hitam legam hangus terbakar di bagian dasarnya dan menyisakan kerak yang cukup lebar. Ya, maklumlah, dulu belum hadir yang namanya rice cooker, magic jar, dan magic com.
Di Tegal, daerah asal kakek saya dari pihak ibu, dan di pulau Jawa pada umumnya, kerak nasi lebar ini lazim disebut intip, biasanya dikeringkan dan digoreng kemudian untuk camilan. Namun, menurut saya lebih nikmat kalau disajikan dengan ikan asing goreng ditambah sambal terasi. Duh, nikmatnya bikin sakit hati ditinggal Nissa Sabyan, agak sedikit terobati.
Variasi lain lauk yang menemani kerak nasi adalah, ikan peda. Bakalan nambah porsi lebih dari sepiring. Cobain, deh. Mertua lewat depan mata, sepertinya bakal nggak digubris, alias betapa nikmat menu zaman prasejarah pra-rice cooker ini, Sodara.
Menurut referensi yang saya baca, penganan ini juga menjadi makanan ringan orang-orang Korea sana, namanya Nurungji. Bisa jadi para pemain drakor The Penthouse adalah pemakan kerak nasi juga kan? Waaah keren juga ya. Patut dicoba bagi bunda-bunda penggemar drakor. Barangkali itu juga yang rahasia kelembutan kulit aktor dan aktris Korea, makan nasi yang mengering di pinggiran panci, hehehe.
Camilan lain berbahan dasar mirip-mirip kerak nasi yang sudah familier bagi masyarakat negeri +62 ini adalah rengginang. Namun, bedanya, kebanyakan rengginang memang niat dibuat dari sisa nasi. Bahkan memang bukan sisa malah, tapi memang diolah khusus menjadi rengginang untuk dijual para UMKM.
Memang tanpa kita sadari, kadang kuliner-kuliner orang Asia itu banyak yang mirip. Bahkan jenis kuliner seperti kerak nasi yang biasa disantap zaman pra-rice cooker sudah dikonsumsi lama di Korea. Ya, wajar juga sih menurut saya, rerata orang Asia memang makanan pokoknya nasi. Bisa jadi akan banyak jenis kuliner lainnya yang sejenis dan menyatukan orang-orang se-Asia.
So, kenapa nggak kita lestarikan kembali budaya zaman pra-rice cooker kerak nasi berlauk ikan asin plus sambal terasi ini? Selain murah meriah, nikmatnya itu lhoo, nggak ada bandingannya. Membawa nuansa nostalgia ke zaman sebelum kuliner sangat kompleks seperti sekarang.
BACA JUGA Roti Tawar Mentega Tabur Gula Pasir Adalah Menu Sarapan yang Nikmatnya Abadi dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.