Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengubah Kuota Pendidikan Jadi Kuota Utama Itu Bukan Tindakan Korupsi

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
24 Oktober 2020
A A
kuota pendidikan kuota internet uin sunan ampel surabaya kkn online Ketahui Etika Tethering biar Teman Nggak Gedeg Sama Kamu yang Fakir Kuota

kuota pendidikan kuota internet uin sunan ampel surabaya kkn online Ketahui Etika Tethering biar Teman Nggak Gedeg Sama Kamu yang Fakir Kuota

Share on FacebookShare on Twitter

Kalian yang pelajar dan mahasiswa pasti tau dong kalau pemerintah memberikan bantuan atau subsidi kuota sebesar 50GB kepada pelajar dan mahasiswa. Jumlah kuota yang dibagikan besarnya beda-beda. Adik saya yang masih kelas dua SMA hanya dapat kuota sebesar 35GB.

Lantas, apasih gunanya kuota subsidi dari pemerintah yang besarnya nggak nanggung-nanggung itu? Yup, fungsinya untuk mengakses segala macam situs pendidikan dan aplikasi tatap muka daring. Contohnya Ruang Guru, Zenius, Edmodo, dan lain sejenisnya. Sedangkan aplikasi tatap mukanya seperti Zoom dan Google Meet.

Saya pribadi sebenarnya sangat terbantu dengan adanya bantuan subsidi kuota dari pemerintah ini. Hanya saja jujur kuota yang saya peroleh nggak terpakai sama sekali oleh saya karena saya menggunakan paket internet unlimited per bulannya. Kebetulan saya dapat sebesar 50GB. Wah, itu mah bukan lumayan lagi tapi berlebih buat saya.

Saya cukup aktif berselancar di beberapa media sosial seperti Instagram dan Twitter. Dari sanalah saya membaca, mencermati, dan memahami watak para pengguna media sosial alias netizen medsos dengan berbagai opini yang dituangkan melalui cuitan-cuitan mereka. Salah satunya tentang kuota belajar dari Kemendikbud yang berlebih bahkan nggak terpakai.

Kalau menurut saya, kira-kira kuota 50GB itu malah masih bersisa meskipun sudah dipakai sebulan penuh hanya untuk membuka situs-situs belajar dan aplikasi tatap muka.

Jadi, sisanya masih banyak dan sayang dong kalau tidak digunakan dengan semestinya. Lalu bagaimana? Mau dibiarkan mubazir begitu saja? No way!

Akhirnya banyak orang yang mencoba untuk mengubah kuota pendidikan menjadi kuota utama atau kuota biasa. Nggak jarang mereka membagikan tutorialnya juga! Wah, saya kadang percaya nggak percaya sih dengan tutorial semacam ini. Tapi, kalau memang ini berhasil lumayan kuota pendidikannya nggak terbuang sia-sia alias nggak mubazir kan.

Silahkan dibayangkan kuota pendidikan sebesar 50GB hanya digunakan untuk mengakses situs-situs belajar dan aplikasi tatap muka. Saya pikir besar kuota yang terkuras tidak akan besar terlebih lagi tidak semua pelajar hanya menggunakan situs belajar dan aplikasi tatap muka itu. Tahu kan kalau pengetahuan itu bisa diakses dari mana saja? Nah, ini dia masalahnya.

Baca Juga:

Sebagai Penggemar Berat Chromebook, Saya Sudah Menduga Ada Korupsi di Kemendikbud Sejak Lama

Menyalahkan Orang Tua dan Guru Memang Gampang, tapi Mari Telisik Dulu Mengapa Ada Siswa SMP Tidak Bisa Membaca

YouTube jadi salah satu kanal sekaligus sumber materi bagi para pelajar selain situs-situs belajar yang saya sebutkan di atas. Sebagai contoh, adik saya banyak sekali mendapatkan tugas membuat berbagai macam video lalu diunggah ke YouTube bahkan IGTV. Tugas-tugas semacam itu tidak hanya sekali atau dua kali dilakukan, tapi berkali-kali. Saya sampai mikir kalau kuota pendidikan itu gunanya kecil sekali. Wqwqwqw.

Jadi, sah-sah saja dong kalau kuota pendidikannya diubah jadi kuota utama atau kuota biasa. Banyak netizen yang mengatakan kalau orang-orang yang membuat tutorial semacam ini adalah mereka dengan mental koruptor bahkan dikatakan sebagai bibit-bibit koruptor. Waduh. Kacau! Kok bisa? Padahal mereka niatnya membantu supaya kuota pendidikan nggak terbuang percuma.

Kuota pendidikan ini kan sudah diberikan pada pelajar dan mahasiswa. Semestinya boleh lah kalau digunakan sesuai kebutuhan pelajar dan mahasiswa juga mengingat tidak semua pelajar hanya mengakses situs-situs pendidikan dan aplikasi tatap muka saja. Buktinya ada yang sampai ke YoutTbe demi tugas.

Kalau saya bisa bilang, upaya pemerintah memberikan bantuan atau subsidi kuota dengan jumlah besar itu bagus. Justru sangat bagus. Namun, apakah pembagian untuk pemakaiannya sudah benar? Sudah tepat? Bagi saya sih belum. Mengapa belum? Buktinya masih banyak pelajar dan mahasiswa yang mengeluhkan sisa kuota yang mubazir karena tidak terpakai.

Bukankah lebih baik kalau kuota sebesar itu dibagi secukupnya tanpa ada sisa yang terbuang. Ditambah lagi tidak ada salahnya kalau kuota pendidikan diubah menjadi kuota utama agar setiap pelajar yang mengakses sumber pengetahuan lain dapat menggunakannya juga.

Lagian kuota bisanya dipake di mana, tapi mengunggah dan mengunduh tugasnya di mana. Hadeh.

Akhirnya, saya kurang, bahkan hampir tidak setuju jika orang-orang yang memberikan tutorial ini disamakan dengan koruptor karena tidak merugikan pihak manapun. Tinggal bagaimana kontrol penggunaan kuota tersebut tergantung para penggunanya.

BACA JUGA Menolak Lupa pada 10 Permainan GameHouse yang Mewarnai Masa Kecil Kita dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2020 oleh

Tags: Kemendikbudkuota pendidikankuota utama
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

Menyalahkan Orang Tua dan Guru Memang Gampang, tapi Mari Telisik Dulu Mengapa Ada Siswa SMP Tidak Bisa Membaca

Menyalahkan Orang Tua dan Guru Memang Gampang, tapi Mari Telisik Dulu Mengapa Ada Siswa SMP Tidak Bisa Membaca

6 Agustus 2024
Di Balik Pro Kontra soal Daendels Ada Kita yang Kurang Banyak Baca Buku Sejarah terminal mojok.co

Wajar Saja jika Kemendikbud Tak Ingin Wajibkan Pelajaran Sejarah

21 September 2020
Mahasiswa Harus Coba Ikutan Program Kampus Mengajar

Mahasiswa Harus Coba Ikutan Program Kampus Mengajar

11 Mei 2023
jurnal ilmiah kemendikbud mojok

Kok Bisa Kemendikbud Nggak Masukin Situs Jurnal Ilmiah dalam Daftar?

1 November 2020
Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita Terminal Mojok

Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita?

30 Juli 2022
Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal korupsi chromebook nadiem makarim

Sebagai Penggemar Berat Chromebook, Saya Sudah Menduga Ada Korupsi di Kemendikbud Sejak Lama

11 Juni 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.