Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

Agus Miftahorrahman oleh Agus Miftahorrahman
20 April 2023
A A
Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris (Dokumentasi Pribadi Agus Miftahorrahman)

Share on FacebookShare on Twitter

Menjelang hari raya Idulfitri seperti sekarang ini, stasiun, pelabuhan, bandara, dan terminal mulai padat dipenuhi pemudik dari berbagai wilayah. Semua orang hendak pulang ke kampung halaman masing-masing.

Kota-kota besar seperti Jogja dan Malang yang biasanya penuh sesak dengan warga dan mahasiswa perlahan mulai sepi ditinggalkan penghuninya sejenak. Kota-kota ini jadi kosong kayak hati. Kalaupun ramai, cuma jadi persinggahan. Ehem.

Itu kalau kota besar, ya, beda lagi ceritanya untuk kota kecil atau nanggung seperti Situbondo gini. Berkat garis pantainya yang memanjang 150 kilometer dari Banyuglugur sampai Banyuputih, Situbondo menjadi salah satu titik penyeberangan favorit para pemudik, utamanya pemudik tujuan kepulauan Madura. Biasanya mereka berkumpul dan menyeberang lewat Pelabuhan Jangkar, Situbondo. 

Fenomena tahunan jelang Lebaran yang sering banget saya temukan di Pelabuhan Jangkar Situbondo adalah ratusan pemudik yang menginap di pelabuhan. Biasanya mereka mengantre tiket kapal penyeberangan. 

Menginap berhari-hari di pelabuhan

Tak hanya sehari, bahkan ada pemudik yang hampir satu minggu menginap di pelabuhan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, ini adalah pemandangan rutin tahunan yang selalu bisa kita temukan dalam gelaran mudik jelang Lebaran. 

“Supaya lebih hemat, Mas,” begitu kata salah seorang pemudik yang sempat saya tanyai. 

Menginap di pelabuhan memang sebuah langkah yang terbilang ekonomis selama mudik. Tidak ada biaya sewa ruangan, kamar mandi bersih, dan yang terpenting otoritas pelabuhan menyediakan colokan listrik untuk mengisi ulang baterai gadget para pemudik. Tidak masalah telantar, yang penting tetap eksis di dunia maya.

Akan tetapi hal ini benar-benar terjadi setiap tahun. Pelabuhan Jangkar Situbondo sudah pasti penuh sesak dengan pemudik. Mereka hendak pulang ke kepulauan Madura. Jika bukan Raas, tujuan mereka adalah Sapudi. Setiap tahun terjadi penumpukan penumpang di pelabuhan ini. 

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Sebenarnya harga tiket kapal penyeberangan cukup terjangkau. Cuma Rp49 ribu untuk satu orang dewasa. Masalahnya, kapasitas kapal dan frekuensi keberangkatannya itu, lho, jomplang sekali perbedaannya. 

Menurut KSOP Panarukan, dalam dua hari ada sekitar 2.000 pemudik sementara jumlah pemberangkatan kapal hanya dua kali sehari. Setiap pemberangkatan kapasitas penumpang hanya 250 orang. Berarti dalam sehari hanya bisa mengangkut sampai 500 penumpang. Masih banyak penumpang yang belum terangkut. 

Kalau sudah tidak kebagian tiket, para calon penumpang ini memilih untuk menginap di pelabuhan. Selain lebih murah, mereka juga lebih mudah mendapatkan informasi keberangkatan dan kebijakan lainnya terkait mudik Lebaran. Mau tidak mau, ribuan orang harus telantar di pelabuhan demi menunggu kepastian tiket kapal. Ya mirip lah kayak saya yang harus menunggu kepastian dari kamu.

Biasanya, pemudik yang menginap di pelabuhan akan antre di depan loket tiket pagi-pagi sekali. Beberapa orang bahkan sampai tidur di depan loket mengamankan nomor antrean sejak dini hari. 

Kiat mudik hemat, tapi sedikit miris

Pada dasarnya, menginap di pelabuhan adalah kiat berhemat selama mudik. Supaya nanti kalau sudah sampai di kampung halaman, uang yang berhasil disisihkan bisa dipakai untuk membeli oleh-oleh atau sekadar memberi angpao pada sanak famili. Tapi kalau dipikir-pikir lagi agak miris, sih. 

Menginap di pelabuhan ada plus minusnya. Plusnya, pemudik jadi hemat karena tidak ada biaya sewa yang dikenakan selama berada di pelabuhan. Paling mentok tidur jadi kurang nyaman karena banyak nyamuk, kena angin malam dari laut, serta harus berjejalan bak ikan sarden bersama pemudik lainnya yang juga belum kebagian tiket kapal. 

Kalau membahas biaya sewa, memang tidur di pelabuhan ini sangat ekonomis, apalagi kalau dibandingkan dengan biaya sewa hotel atau penginapan. Kalau sehari sih mending ya, lha kalau sampai berminggu-minggu telantar gimana? Bisa tekor bayar hotel atau penginapan sampai berminggu-minggu. Pertimbangan lainnya tentu saja jarak lokasi istirahat dengan loket tiket. Toh, sebenarnya tujuan menginap adalah untuk memperoleh tiket kapal. 

Akan tetapi, biaya hidup selama menginap di pelabuhan kan juga perlu diperhitungkan. Makan dan minumnya habis berapa, memangnya itu semua murah? Kan tidak semuanya murah. Ada juga oknum pedagang nakal yang aji mumpung. Mumpung ramai, harga makanan dan minuman dinaikkan. Ada kok yang seperti itu. 

Belum lagi persoalan kesehatan pemudik selama menginap. Tempat untuk tidur sih ada, tapi paling mentok cuma alas untuk rebahan. Kalau imun tubuh kita lemah, bisa langsung KO, sih. Belum lagi cuaca pesisir yang kalau siang panasnya minta ampun sementara kalau malam dinginnya nggak ngotak. 

Fyi, Kota Situbondo saja sudah panas, lho. Apalagi kalau menginap di lokasi yang panas dan sumuknya sudah terbukti seperti pelabuhan? Mateng, Bos. 

Sebenarnya miris melihat fenomena mudik tahunan yang seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, realitasnya seperti itu. Jumlah pemudik bertambah, tapi transportasi pendukungnya tidak bisa menyerap sepenuhnya. Pemudik yang kurang beruntung ini akhirnya jadi korban.

Makin miris melihat anak-anak yang ikutan mudik juga harus menginap di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan yang minim serta ketidakpastian waktu keberangkatan bikin pikiran saya penuh dengan rasa simpati. 

Mau naik pesawat terbang biar wus wus tiba-tiba sampai tujuan? Mahal! Lagi pula rute penerbangannya juga belum tentu ada!

Kebijakan pemerintah dan kesadaran pemudik

Meski begitu saya sangat mengapresiasi tindak cepat pemerintah. Sebagai warga asli Situbondo, kedatangan tamu ribuan pemudik adalah sebuah kebanggaan. Bangga karena Situbondo menjadi pilihan para pemudik yang hendak pulang kampung menyambung silaturahmi dengan keluarga di hari kemenangan. 

Penambahan armada kapal serta pengadaan pos kesehatan bagi para pemudik menurut saya adalah langkah yang tepat untuk menyikapi fenomena tahunan pemudik menginap di pelabuhan ini. Yang sudah menginap berhari-hari akhirnya bisa menyeberang karena armada penyeberannya bertambah. Bahkan dilansir dari Antaranews, Kapal Latih (KL) 03 Bung Tomo diturunkan untuk membantu mengurai penumpukan pemudik di Pelabuhan Jangkar Situbondo.

Pos kesehatan juga memberikan manfaat nyata. Para pemudik yang sudah menginap berhari-hari karena belum kebagian tiket bisa memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara gratis. 

Sejujurnya, saya tidak melarang para pemudik menginap di pelabuhan, utamanya di Pelabuhan Jangkar Situbondo, ya. Namun alangkah bijaknya apabila pengalaman mudik tahun ini yang terpaksa menginap di pelabuhan bisa dijadikan pelajaran untuk rencana mudik di tahun selanjutnya. Mulai dari memperhitungkan waktu terbaik untuk mudik, biaya yang perlu disiapkan, hingga persiapan perjalanan lainnya. Tentu saja supaya agenda mudik tahunan bisa lancar, selamat sampai tujuan, dan badan tetap sehat serta bugar saat Lebaran. 

Tidak ada salahnya lho mempersiapkan perjalanan mudik semaksimal mungkin. Membangun komitmen dan berkeluarga dengan pasangan saja butuh keseriusan, masa pulang kampung nggak diseriusin, sih? 

Penulis: Agus Miftahorrahman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Penderitaan yang Saya Rasakan Tiap Mudik ke Ciamis.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2023 oleh

Tags: LebaranMudikMudik Lebaranpelabuhan
Agus Miftahorrahman

Agus Miftahorrahman

Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam. Menaruh perhatian atas isu-isu sosial, lingkungan, dan literasi. Setiap pekan menjaga bara semangat literasi melalui Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca.

ArtikelTerkait

bapak

Bapak

4 Juni 2019
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh!

21 Mei 2020
lebaran Khong Guan

Cerita Hari Raya, Dari Khong Guan Hingga Pelaminan

3 Juni 2019
Mudik Lebaran Naik Kereta Api Kahuripan: Harga Tiket Memang Bersahabat, tapi Menderita Sepanjang Jalan

Pengalaman Mudik Lebaran Naik Kereta Api Kahuripan: Harga Tiket Memang Bersahabat, tapi Deritanya Sepanjang Jalan

10 April 2024
minta maaf online

Memangnya Kenapa Kalau Minta Maaf Online?

6 Juni 2019
outfit

Pertanyaan Berapa Harga Outfit Lu dan Alangkah Duniawinya Kita

7 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.