Kita tahu Jerome Polin itu lulusan universitas keren di Jepang. Penasaran nggak biaya kuliah dia berapa di Jepang?
Biaya kuliah di Indonesia maupun di Jepang sama-sama nggak murah. Di Jepang biaya kuliah yang paling mahal adalah biaya kuliah kedokteran. Sebagai perbandingan, biaya kuliah selama 6 tahun di jurusan kedokteran Jepang setidaknya menghabiskan uang sebesar 47.145.000 yen, atau kalau dirupiahkan dengan kurs 120 ya sekitar 5.657.400.000 rupiah. Wow.
Lantas, berapa biaya kuliah Jerome Polin di Universitas Waseda? Bagaimana perbandingan biaya universitas negeri dan swasta di Jepang?
Universitas negeri
Kalau di Indonesia sekarang menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT), di Jepang juga sama. Setidaknya biaya kuliah di universitas negeri Jepang tidaklah berubah selama 10 tahun ini. Ditambah lagi, biaya antar-universitas negeri juga sama, lho. Jurusan satu dengan jurusan lain pun sama.
Biaya masuk atau kalau di kita istilahnya uang pangkal, sebesar 28.200 yen (33,8 juta rupiah). Sedang UKT per semesternya 267.900 yen (32 juta rupiah). Jadi, kalau kuliah S1 selama 8 semester, ya 28.200 yen ditambah 8 kali 267.900 yen, menjadi sekitar 2.425.200 yen atau sekitar 291.024.000 rupiah. Untung kuliah di Jepang sistemnya memang harus 4 tahun lulus ya. Coba kalau molor karena skripsinya nggak kelar-kelar, waduh…
Biaya kuliah di universitas negeri ini terhitung murah, lho. Alasannya ya karena universitas negeri mendapat subsidi dari pemerintah. Berbeda dengan universitas swasta yang harus mandiri.
Universitas swasta
Nah, untuk biaya kuliah di universitas swasta sangatlah bervariasi. Tergantung universitas dan juga jurusan atau fakultasnya. Biaya kuliah meliputi biaya masuk, biaya pendidikan, biaya praktikum, biaya pemeliharaan gedung, bermacam iuran, dll. Biaya ini tiap tahun berubah, dan kemungkinan naik terus (meski hanya 0,4%), lho. Uhmm…
Sebagai gambaran, biaya masuk dan kuliah 8 semester kira-kira menghabiskan uang sekitar 2 kali lipat lebih dari biaya kuliah di universitas negeri. Bahkan ada yang sampai 4 kali lipatnya, lho. Jadi, sekitar 600 juta sampai 1 milyar rupiah, ya (kecuali fakultas kedokteran ya).
Biaya yang diperlukan agar lulus dari fakultas teknik Universitas Chuo adalah 6.622.000 yen atau sekitar 794.640.000 rupiah (fakultas termahal). Untuk Universitas Keio, fakultas mahal setelah Kedokteran adalah fakultas farmasi. Untuk tahun pertama 2.473.350 yen dan 3 tahun berikutnya masing-masing 2.273.250 yen, sehingga totalnya 9.293.100 yen atau sekitar 1.115.172.000 rupiah. Wah.
Fakultas kedokteran: biaya kuliah termahal di Jepang
Nah, fakultas kedokteran menjadi fakultas termahal di Jepang. Memang banyak universitas negeri yang memiliki fakultas kedokteran, tetapi biasanya selain biaya yang sama dengan fakultas lain, tetap dikenakan biaya tambahan juga. Sebagai contoh, fakultas kedokteran di Universitas Chiba per semesternya membayar 321.480 yen, berbeda dengan fakultas lain yang hanya 267.900 yen. Jadi, terbayang ya kalau kuliah selama 6 tahun alias 12 semester, setidaknya memerlukan 4.139.760 yen (496.771.200 rupiah).
Untuk universitas swasta, biaya kuliah sampai lulus 6 tahun bervariasi antara 18.500.000 – 47.145.000 yen (sekitar 2-5 milyar rupiah). Biaya termurah ada di International University of Health and Welfare dengan 18.500.000 yen dan termahal ada di Kawasaki Medical School dengan 47.145.000 yen.
Selain membayar biaya praktikum dan pemeliharaan gedung, mahasiswa kedokteran Jepang wajib kuliah selama 12 semester, lho. Itu belum kalau mau ambil spesialis atau melanjutkan ke S2.
Biaya kuliah Jerome Polin: Universitas Waseda
Seperti yang diketahui, Universitas Waseda tempat Jerome Polin kuliah adalah universitas favorit setelah Universitas Keio. Biaya kuliah di universitas ini berbeda-beda tergantung fakultasnya. Setelah saya intip di website resmi Universitas Waseda, setidaknya saya menemukan fakta berikut.
Jerome Polin kuliah di Waseda University, School of Fundamental Science and Engineering, Department of Applied Mathematics. Biaya tahun pertama jurusan Jerome yang masuk tahun 2022 sekarang adalah 1.709.000 yen, dengan rincian uang masuk 200.000 yen, dan dua kali biaya semesteran sebesar 754.500 yen (biaya kuliah 723.000 yen, biaya praktikum 30.000 yen, biaya lain-lain 1500 yen). Untuk mahasiswa tahun ke-2 pada tahun ajaran 2022/2023 ini membayar 1.709.000 yen (biaya 2 semester), mahasiswa tahun ke-3 sebesar 1.729.000 yen, dan mahasiswa tahun ke-4 sebesar 1.769.000 yen. Kalau dianggap demikian, total biaya dari tahun pertama sampai ke-4 adalah 691.600 yen (sekitar 829.920.000 rupiah).
Memang Jerome sudah lulus tahun ini sehingga hitungan angka tersebut mungkin berubah. Namun, bisa disimpulkan juga perkiraan biaya kuliah Jerome Polin selama 4 tahun di Universitas Waseda adalah sekitar 800 juta rupiah (bisa kurang bisa lebih). Untung saja, Jerome Polin mendapat beasiswa Mitsui Bussan full funded ya. Selain biaya kuliah dibayarin, setiap bulan Jerome juga menerima uang saku 170.000 yen (atau sekitar 22 juta rupiah). Untuk hidup di Tokyo, sudah cukup lah dan seharusnya masih bisa menabung. Beasiswa MEXT saja hanya sekitar 150.000 yen saja, lho.
Keringanan biaya kuliah dan beasiswa
Nah, di balik perhitungan biaya kuliah di Jepang yang ternyata sangat fantastis itu, ada beberapa fakta berikut yang mungkin bisa sedikit membuat kita sedikit bernafas lega.
Setelah menjadi mahasiswa di Jepang, kita bisa mengajukan keringanan biaya kuliah (disebut jugyou-ryou no menjo) setiap semesternya. Teman saya pernah mendapat keringanan ini dan hanya membayar separuh biaya kuliahnya saja. Dari yang seharusnya 267.900 yen per semester menjadi 133.950 yen (sekitar 16 juta rupiah). Bisa kok kalau mau dicarikan dari uang part time. Syarat untuk mengajukan keringanan biaya kuliah ini adalah bukti kalau kesulitan uang (menunjukkan rekening bank, pemasukan bulanan) dan prestasi (nilai semester). Kalau tidak salah, di universitas swasta juga bisa demikian, kok. Tetapi, seleksinya pasti sangat ketat lah ya.
Selain keringanan biaya, ada banyak juga beasiswa yang ditawarkan di Jepang. Bagi mahasiswa Jepang, ada beasiswa dari berbagai instansi pemerintah maupun perusahaan. Ada yang dengan ikatan dinas maupun tanpa ikatan. Artinya, ada beasiswa yang menawarkan beasiswa asal setelah lulus bekerja di perusahaan tersebut, misalnya. Seleksinya pasti wadidaw ya.
Ada juga student-loan (kyouiku-roon) untuk mahasiswa Jepang. Kalau dari website Universitas Keio sih, mahasiswa melamar pinjaman uang ke lembaga keuangan yang sudah bekerja sama dengan universitas tetapi ada kemungkinan juga pinjaman ditolak oleh lembaga tersebut. Selain itu, ada pinjaman dari pemerintah Jepang kepada orang tua mahasiswa untuk membantu biaya hidup anaknya selama kuliah.
Untuk mahasiswa asing, selain beasiswa MEXT dan Mitsui Bussan, ada banyak beasiswa bonafit lainnya, seperti Rotary dan Ajinomoto. Ada yang bisa di-apply di Indonesia atau setelah diterima di universitas Jepang. Ada juga LPDP. Kalau tertarik, siapkan bahasa Inggrismu! Eh.
Mahal juga ya biaya kuliah di Jepang. Itu saja baru biaya kuliah, lho, belum biaya hidup selama kuliah. Biaya sewa kos, makan, beli buku, sosialita, dll. Wah ngeri juga. Untung Jerome Polin sudah lulus ya.
Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia