Mengenang Ibu Nunuk Nuraini dan Kenikmatan Indomie Goreng dalam Wadah Bekal Sekolah – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Mengenang Ibu Nunuk Nuraini dan Kenikmatan Indomie Goreng dalam Wadah Bekal Sekolah

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
28 Januari 2021
0
A A
Mengenang Ibu Nunuk Nuraini dan Kenikmatan Indomie Goreng dalam Wadah Bekal Sekolah terminal mojok.co

Mengenang Ibu Nunuk Nuraini dan Kenikmatan Indomie Goreng dalam Wadah Bekal Sekolah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tanpa keraguan, saya berani menyebut bahwa Indomie goreng merupakan salah satu penemuan terbesar dalam babagan makanan di Indonesia. Kehadirannya penting serta memberikan banyak arti bagi kehidupan kita semua. Bagi anak kos misalnya, Indomie lebih dari sekadar makanan instan yang murah nan mudah ditemui, tetapi juga telah menjadi penyambung nafas kehidupan anak kos. Pun bukan hanya murah, tentu saja soal rasa yang tiada ganda, serta aroma yang senantiasa menggugah selera para tetangga.

Rasa dan aroma Indomie goreng memang legendaris, sekalipun saya mengencangkan niat tak ingin makan Indomie goreng. Oleh aromanya, pikiran sering dibuat gusar dan perut senantiasa berontak, lebih dari keroncongan, mungkin bisa dibilang sedang moshingan jika tanpa sengaja mencium semerbak  Indomie goreng. Hal yang sering saya rasakan ketika saya sedang fokus-fokusnya bermain Pro Evolution Soccer di rental PS. Menusuk, menusuk, menusuk, entah bagaimana caranya aroma Indomie goreng bisa sebegitu kejamnya merongrong pikiran. Percayalah, di situasi seperti ini sulit rasanya mensinkronkan antara pikiran dengan “x, kotak, segtiga, o” serta aroma Indomie goreng yang tiba-tiba nimbrung dalam kefokusan.

Menariknya, di zaman serba konten ini, orang-orang mulai membelah Indomie goreng dalam berbagai versi untuk mencapai puncak kenikmatan itu. Dari yang mengolahnya menjadi hidangan mi dok-dok, magelangan, hingga yang paling absurd, mengolahnya menjadi mi kuah pun dilakukan dalam pencarian puncak kenikmatan itu. Satu dari sekian penyajian yang lahir dari ketidaksengajaan serta melahirkan rasa yang tidak kalah “niqmat” itu adalah penyajian dalam wadah plastik bekal sekolah.

Indomie goreng bukan hanya perkara rasa (tak usah ditanyakan lagi soal ini), tapi penyajian tanpa kuah ini yang pada akhirnya menjadikan Indomie goreng turut populer sebagai menu bekal sekolah. “Praktis”, satu alasan kenapa banyak ibu-ibu kadang memilih bekal Indomie goreng sebagai menu bekal ke sekolah, selain olahan kering lain. Jika diakumulasikan, pengolahan Indomie goreng paling-paling mentok 5 menitan, lebih cepat daripada memasangkan kaos kaki sang anak dengan rasa berontak terhadap jam berangkat paginya.


Dalam penyajian yang serba terburu-buru itu, tak jarang Indomie goreng dibiarkan ditutup wadah plastik dalam keadaan yang masih sedikit panas. Wadah yang biasanya masih menyiasakan banyak ruang, hingga harus ditemani nasi di samping Indomie goreng itu. Dan sekalipun sering dibuat dalam keadaan tergesa-gesa, menyantapnya jelas harus menahan kegugupan itu.

Setidaknya butuh waktu sekitar dua jam menunggu istirahat, atau bahkan lebih lama jika ada agenda lain seperti pesta kebun. Bekal itu dibiarkan melembek, hingga beradaptasi menyesuaikan bentuk kotak atau bulat wadah plastik, warna coklatnya juga perlahan meluntur. Pun wadah plastik dibiarkan basah oleh Indomie goreng dan nasi yang berkeringat seolah berontak ingin merasakan udara segar selama disekap berjam-jam. Persilangan antara pembuatan yang tergesa-gesa dan penyantapan yang sabar ini, menciptakan Indomie yang tidak karuan rasanya.

Indomie goreng di menit-menit lapar istirahat inilah yang saya yakini lebih nikmat dari buatan aa burjo manapun, lebih nikmat dari Indomie goreng akhir bulan kapan pun, lebih nikmat dari Indomie goreng yang saya oseng dengan cabai jumbo dari Dieng. Sebuah kenikmatan yang lahir dari ketidaksengajaan. Saya merindukan Indomie goreng lembek kotak yang berkeringat di menit-menit istirahat itu, dan mustahil mendapatkan rasa itu lagi. Benar, saya sudah dewasa dan kehilangan momen yang tidak bisa saya ulangi kembali itu. Momen yang tertinggal di masa kecil, tapi masih saja terbenam di ingatan kini.

Indomie goreng memang tak pernah membuat saya gagal merasakan jatuh cinta. Indomie goreng dan rasanya seolah menjadi penanda dari berbagai peristiwa. Kini, yang dulunya adalah wacana kelak, saya tiba-tiba mengingat kerinduan itu. Kerinduan kembali menjadi seorang bocah serta kerinduan akan puncak kenikmatan Indomie goreng, tepat di saat sang peracik Ibu Nunuk Nuraini berpulang pada Rabu (27/1/2021). 

Ibu Nunuk Nuraini sebagai peracik Indomie goreng melahirkan kenikmatan itu dan ibu saya mengimprovisasi rasa itu: dua ibu yang saling mengawinkan rasa. Dan kini Ibu Nunuk Nuraini telah berpulang, tapi rasa Indomie goreng-mu membekas dalam memori dewasa yang merindukan Indomie goreng wadah plastik bekal sekolah.

BACA JUGA Indomie Soto Banjar Limau Kuit, Juara Umumnya Mi Instan atau tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: Indomie gorengNunuk Nuraini
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

Artikel Lainnya

Top 5 Indomie Goreng Terenak yang Pernah Ada Terminal Mojok

Top 5 Indomie Goreng Terenak yang Pernah Ada

27 Maret 2022
Maaf Indomie, Bagi Saya Mie Sedaap Goreng Adalah yang Terbaik! terminal mojok

Maaf Indomie, Bagi Saya Mie Sedaap Goreng Adalah yang Terbaik!

5 Mei 2021
Pos Selanjutnya
Perbandingan (biaya) Pemilu 2019 dan Pemilu “Stik Es Krim” Ketua RW di Kampung Saya Terminal Mojok_

Murahnya Biaya Pemilu 'Stik Es Krim' di Kampung Saya

Terpopuler Sepekan

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

24 Mei 2022
5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya Terminal Mojok.co

5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya

23 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink Terminal Mojok.co

Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink

23 Mei 2022
Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan Terminal Mojok

Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan?

21 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Rekap 11 Tahun Perjalanan AC Milan Menunggu Scudetto
    by Ali Ma'ruf on 26 Mei 2022
  • Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan
    by Billy Soemawisastra on 26 Mei 2022
  • Adik Presiden Jokowi Resmi Dipersunting Ketua MK
    by Novita Rahmawati on 26 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In