Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Mengenal Salon de thé François, Kafe Sarang Aktivis Legendaris di Jepang

Raffyanda Muhammad Indrajaya oleh Raffyanda Muhammad Indrajaya
31 Mei 2021
A A
Salon de thé François industri musik jepang mojok

industri musik jepang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Entah sejak kapan ceritanya warung kopi (warkop) identik sebagai markasnya para aktivis, “provokator”, dan jenis-jenis kaum “subversif” lainnya. Mulai dari para sosialis Paris yang hobi ngopi di kafe, sampai hipster Amerika yang demen mabok St@rb#ck. Sepertinya banyak banget kisah para “anti-establishment” yang bermula dari pojok kedai kopi.

Kenapa harus di warung kopi sih? Kenapa nggak di tempat lain aja? Mungkin karena selain warkop biasanya buka 24/7 (kebanyakan sih tutup suka-suka yang punya), warkop juga menyajikan minuman dan jajanan yang harganya cocok untuk para pejuang demokrasi yang sebagian besar anak kos.

Nah, bagi kalian yang juga mungkin sering nongkrong, diskusi, debat, public speaking, essay writing, dan aktivitas-aktivitas serupa di warkop. Kegiatan aktivis hobi nongkrong di warkop sekiranya bukan kearifan lokal kita aja. Sebab, di Jepang, ada kafe yang jadi tujuan wisata karena sejarahnya sebagai sarang aktivis.

Terletak di Kyoto, Jepang, Salon de thé François menjadi pemandangan yang cukup unik bila dibandingkan bangunan-bangunan yang berada di sekitarnya. Dibangun sebagai kafe dan tempat berkumpul bagi golongan terpelajar, Salon de thé François didirikan oleh Shōichi Tateno setelah sang pemilik bercita-cita untuk mendirikan kafe dengan spirit sosialisme dan seni.

Sebagai latar belakang, Shōichi Tateno sendiri merupakan salah satu tokoh aktif dalam gerakan buruh Jepang yang muncul sekitar tahun 1930-an, dan nantinya bahkan keuntungan dari kafe yang didirikannya seringkali dia sumbangkan untuk Partai Komunis Jepang yang saat itu masih illegal.

Dibangun pada 1934, Salon de thé François sebelumnya merupakan rumah perkotaan tradisional Jepang yang dibongkar oleh Tateno untuk dijadikan sebagai kafe bergaya Eropa. Nama dari cafe ini sendiri diambil dari kecintaan Shōichi pada pelukis berkebangsaan Prancis, Jean-François Millet.

Selama masa berdirinya, Salon de thé François telah menarik berbagai macam orang dengan ideologi yang berbeda-beda ke dalamnya. Namun, golongan pengunjung yang menjadi langganan paling sering adalah para kaum cendekia dari kelompok sosialis dan komunis.

Seperti yang sudah dibahas singkat sebelumnya, keuntungan yang dihasilkan dari warkop satu ini menjadi sumber keuangan rahasia bagi Partai Komunis Jepang saat itu. Namun selain menjadi penghasil uang kas, Salon de thé François juga menjadi salah satu tempat distribusi dari koran anti-fasis Jepang, “Doyōbi”.

Baca Juga:

Menggugat Kafe yang Hanya Menerima Pembayaran QRIS, Apa yang Kalian Lakukan Itu Diskriminatif

Kuliah S2 Beda dengan S1, Mahasiswa Jangan Kebanyakan Caper, Sudah Bukan Umur dan Tempatnya

Sayangnya, walau aktivitas gelap kafe ini terbilang sudah cukup rahasia, dan tempatnya yang juga nggak persis di samping jalan raya (bahasa gaulnya hidden gem), desas-desus mengenai sang pemilik yang merupakan aktivis anti-fasis akhirnya sampai juga di kuping pemerintah fasis Jepang. Pada 1937, beberapa waktu setelah perang Sino-Jepang bermula, Shōichi dan beberapa aktivis lainnya dipenjarakan oleh pemerintah atas dasar mengganggu ketertiban dan aksi-aksi subversif. Dengan begitulah untuk sementara kafe basecamp–nya aktivis ini terpaksa untuk ditutup.

Untungnya kisah eksistensi tempat ngopi ini nggak berakhir di situ aja. Sekeluarnya dari penjara, Shōichi kembali membuka kafe-nya dan mulai berpikir untuk re–design. Dengan bantuan dari beberapa temannya—termasuk seorang teman dari Italia, Alessandro Bencivenni–Shōichi mengubah konsep kafe-nya dengan sentuhan gaya Baroque dan Renaissance. Tidak hanya itu, karena hukum melarang penamaan sesuatu menggunakan bahasa “musuh”, Salon de thé François sempat berubah nama menjadi “Miyako Sabō”.

Walau Perang Pasifik berkecamuk pada 1941, kafe terus berjalan seperti biasa tanpa ada gangguan yang signifikan. Bisnis terus berjalan dengan normal hingga akhirnya terpaksa untuk ditutup pada akhir 1944 karena persediaan makanan yang menurun dan frekuensi serangan bom dari Sekutu yang terus meningkat.

Seusai perang, “Miyako Sabō” diubah kembali ke nama sebelumnya. Dan dengan berakhirnya rezim fasis di Jepang, Shōichi Tateno kembali bebas melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya dilarang oleh pemerintah.

Namun, sayangnya keadaan bebas ini nggak bertahan lama. Memasuki Perang Dingin, kondisi Jepang yang saat itu menjadi sekutu Amerika melawan “bahaya merah” Rusia dan Tiongkok, membuat aktivitasnya tetep harus dilakukan secara diam-diam. Bagi kalian yang tertarik mau ngeliat tempatnya, sampai sekarang tempatnya masih buka dan bisa dijadiin nongkrong kok.

Kalau dipikir-pikir lagi, memang bener sih kalau kafe tuh jadi tempat terbaik untuk diskusi atau bahkan sekedar ngobrol aja. Sekiranya konsep warkop dan angkringan tidak pernah hadir di benak manusia, kira-kira diskusi paling enak dilakuin di mana lagi ya?

BACA JUGA Aktivis Mahasiswa tuh yang Kayak Gimana sih? Aktivis Mahasiswa tuh yang Kayak Gimana sih? dan artikel Raffyanda Muhammad Indrajaya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Desember 2021 oleh

Tags: aktivismeantiofasismeGaya Hidup Terminaljepangkafeperang duniaSalon de thé François
Raffyanda Muhammad Indrajaya

Raffyanda Muhammad Indrajaya

Rebahan adalah passion-ku.

ArtikelTerkait

jerome polin sijabat youtuber nihongo mantappu mojok

Jerome Polin Memenuhi Semua Syarat untuk Menjadi Pemuda Harapan Pemudi

6 Mei 2020
3 Jenis Tempat Ngopi di Kampung Inggris Pare terminal mojok.co

3 Jenis Tempat Ngopi di Kampung Inggris Pare

5 Desember 2021
Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

1 Agustus 2025
4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

28 Februari 2022
Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu terminal mojok

Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu!

29 Juni 2021
Minum Kopi Itu Biasa Saja, Nggak Usah Dibikin Ribet dan Diromantisasi kopi artisan kopi senja barista kasta minum kopi terminal mojok.co

Duh, Barista Sekarang kok Banyak yang Arogan ya?

22 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.