Mengenal Personel Rewang Berdasarkan Tugas dan “Kastanya”

Kawula Sinoman: Menggugat Sistem Rewang Tanpa Organ Tunggal Terminal Mojok.co

Kawula Sinoman: Menggugat Sistem Rewang Tanpa Organ Tunggal (Shutterstock.com)

Acara di desa masih erat dengan gotong royong. Oleh karena itu, partisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan di desa masih banyak yang menghadiri. Contohnya adalah ketika ada hajatan nikahan. Kegiatan bahu membahu dalam menyukseskan kegiatan ini disebut dengan rewang.

Rewang adalah kegiatan membantu sanak saudara yang sedang ada hajatan. Orang yang rewang ini biasanya bukan orang sembarangan. Biasanya dipilih dari kedekatan antar keluarga. Nah, uniknya ada beberapa istilah personel rewang yang ada dalam sebuah acara. Berikut ini  personel rewang yang selalu ada dalam kegiatan hajatan.

Atur pasrah pinampi

Atur pasrah pinampi ibaratnya adalah bagian front office dari sebuah kegiatan. Dalam kegiatan nikahan, atur pasrah pinampi ini biasanya dipilih dari orang yang pintar berbahasa krama, khususnya bahasa krama jawa alus.

Atur pasrah pinampi diambil dari tokoh keluarga yang biasanya pintar dalam public speaking atau kalau nggak ada biasanya diambil dari tokoh masyarakat yang pintar dan pandai bertutur kata. Atur pasrah pinampi biasanya dilakukan di awal ketika pengantin akan diserahkan ke pihak pengantin perempuan.

Among tamu, personel rewang paling “terhormat”

Bagian front office yang kedua dalam rewang adalah among tamu. Among tamu adalah orang-orang yang ditugaskan untuk bersalaman dengan tamu-tamu di ketika sampai di tempat acara. Orang yang dipilih untuk among tamu juga bukan sembarang orang biasa. Melainkan orang-orang yang dekat di sekitar orang yang punya hajatan. Misalnya saudara sekandung, tetangga, atau ada hubungan istimewa lainnya.

Bukan hanya itu saja, orang yang ditugaskan untuk among tamu ini kadang pejabat yang tinggal di desa tersebut. Misalnya bapak kadus atau bapak camat yang tinggal di desa tersebut. Jadi, nggak menutup kemungkinan jika orang-orang yang bertugas untuk menyapa tamu adalah mereka yang punya jabatan di pemerintahan atau orang terpandang.

Adang Sego

Bagian ketiga dalam rewang adalah bagian adang sego, adang sego merupakan kegiatan menanak nasi. Orang yang ditugaskan untuk menanak nasi ini juga bukan orang sembarangan. Biasanya orang-orang ini adalah orang yang sudah terbiasa menerima job untuk menanak nasi. Jadi, orang yang rewang sebagai adang sego sudah pasti mereka-mereka sering mendapatkan tugas yang serupa.

Adang sego ini tugasnya hanya menanak nasi, mereka akan disibukkan dengan dandang-dandang besar yang panas dan berisi nasi. Pemilihan orang yang sering memasak nasi juga bukan tanpa tujuan. Tujuannya agar nasi yang dimasak sesuai keinginan. Alias tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Bisa dibayangkan kalau personel adang sego ini diambil dari orang yang tidak paham dengan teknik memasak nasi. Bisa kacau dan mubazir kan nanti nasinya.

Matean atau asah-asah, personel rewang paling belakang tapi paling vital

Bagian terakhir dalam rewang ada matean atau orang yang bertugas untuk mencuci piring dan gelas. Jangan salah, biasanya orang yang ditugaskan di bagian cuci-cuci ini adalah mereka para bapak-bapak. Bukan hanya bertugas untuk mencuci piring, mereka juga ditugaskan untuk merebus air untuk digunakan sebagai teh hangat yang akan disajikan kepada para tamu undangan. Saat mencuci piring dan gelas ini, mereka sembari menunggu pawon atau tempat masak yang di atasnya sudah ditangkringi dandang besar yang digunakan untuk merebus air. Tentunya meskipun pekerjaan ini terlihat cukup berat. Mereka tetap menjalaninya dengan tetap tersenyum, karena dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong.

Itulah keempat personel rewang yang biasanya ada dalam kegiatan rewang yang ada di desa. Hal tersebut menunjukkan jika ikatan kekerabatan yang terjalin di desa masih mengakar begitu kuat dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Mereka ikhlas membantu tetangga yang sedang punya hajatan. Bahkan ada yang sampai cuti bekerja demi bisa melihat hari istimewa tetangganya yang punya hajatan. Prinsip gotong royong dan kebersamaan inilah yang membuat tradisi rewang ini masih ada dan tetap lestari.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tradisi Rewang dan Nasib Orang-orang di Balik Megahnya Pesta Pernikahan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version