Sebagian besar orang mungkin akan beranggapan bahwa Medan adalah sebuah kota yang identik dengan suku Batak. Tetapi anggapan itu mungkin akan sedikit terpatahkan jika kalian memiliki kesempatan untuk berkunjung langsung ke kota ini.
Beberapa waktu lalu, saya secara tidak sengaja berkenalan dengan seorang warga asli Makassar. Sedikit berbincang tentang kota tempat tinggal saya. Saya sedikit terkesima saat ia berpendapat bahwa Medan merupakan kota yang cukup menarik dengan komposisi warga dari berbagai macam suku dan agama. Dan hebatnya bisa hidup damai berdampingan, ucapnya. Sesuatu yang biasa saja sebenarnya menurut saya, tetapi ternyata menjadi istimewa jika diperhatikan dari sisi lain.
Saya sudah mengalami sendiri kalau urusan keberagaman itu. Dulu saat masih SMA, bahkan dalam satu kelas kami terdiri lengkap dari 5 agama dan berbagai macam suku. Suku asli Melayu dan Batak, suku pendatang seperti Aceh, Padang, Sunda, Jawa dan teman-teman keturunan Tionghoa, Pakistan, Arab dan India semua berbaur menjadi satu. Bisa dikatakan salah satu wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika.
Bahkan setahu saya juga, ada satu sekolah multikulturalisme di Medan. Sekolah itu benar-benar menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai toleransi dan kemajemukan. Terbukti dengan didirikannya rumah-rumah ibadah lengkap untuk semua agama di sekolah tersebut. Belum lagi di kampus tempat saya kuliah dulu. Beberapa tahun lalu juga pihak rektorat menyediakan bangunan asrama khusus untuk ditinggali mahasiswa dari daerah Papua. Hal itu semakin menambah keberagaman yang ada.
Ngomong-ngomong soal suku, ada salah satu tempat yang dikenal dengan sebutan Little India-nya Kota Medan. Di tempat itu, mayoritas warganya merupakan pendatang dari India Tamil yang sudah tinggal dan menetap bertahun-tahun di sana. Little India berlokasi di Kampung Madras, yang berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Medan tepatnya di sepanjang Jalan. K.H. Zainul Arifin. Kalau berada di tempat ini, bakalan merasakan sensasi berkunjung ke Negara India. Walaupun saya belum pernah berkunjung langsung ke India.
Sebenarnya Kampung Madras dulu lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Tetapi kemudian diubah karena warga keturunan India yang menetap di sana mengganggap sebutan itu terasa sangat merendahkan. Oleh sebab itu, sejak tahun 2008 Pemkot Medan, DPD Sumatera Utara, bersama warga India di Medan sepakat untuk mengganti nama Kampung Keling menjadi Kampung Madras.
Lokasi yang wajib kamu kunjungi saat berplesir ke Little India ini tentu saja Kuil Shri Mariamman, kuil Hidu tertua di Medan. Kuil ini sudah berumur ratusan tahun, yang sudah dibangun sejak tahun 1884. Selain dijadikan tempat beribadah umat Hindu, juga dibuka untuk umum bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kentalnya budaya India di sini.
Di tempat ini kalian bisa berburu foto-foto epic karena bangunannya menarik yang terdiri dari banyak hiasan berupa patung dewa-dewa dengan beragam corak warna. Tidak ada pungutan biaya masuk di kuil ini. Hanya saja kita harus menghormati orang-orang yang sedang beribadah. Seperti melepaskan alas kaki ketika masuk, kemudian menjaga suara agar yang beribadah. Tidak jarang saya melihat wisatawan mancanegara datang berkunjung ke tempat ini.
Kalau sedang beruntung datang di saat perayaan Deepavali atau Dewali atau disebut juga Festival Cahaya, kalian akan disuguhi dengan pemandangan ornamen-ornamen lampu dengan aneka rupa dan warna yang dipasang dideretan ruko (rumah toko) milik warga India Tamil, khususnya pemeluk agama Hindu. Festival ini merupakan festival paling populer bagi warga keturunan India di sini. Biasanya diperingati pada bulan Oktober hingga November setiap tahunnya.
Meskipun mayoritas beragama Hindu, tapi ada juga warganya yang beragama Islam. Sehingga terdapat  Masjid Ghaudiyah tidak jauh dari kuil yang memiliki desain arsitektur kental dengan nuansa India.
Setelah puas berkeliling, saatnya mencicipi suguhan makanan khas India yang dijual di sekitar kuil. Biasanya akan ramai pada saat malam hari. Martabak kuah kari, martabak telur khas India, Nasi Briani serta roti canai, jadi menu andalan wisata kuliner di Kamping Madras ini.
Jika sedang berkunjung ke Medan, jangan lupa mampir ke sini untuk menikmati langsung pengalaman berada di India. Karena posisinya berada tidak jauh daripusat kota, jadi mudah untuk dijangkau.
BACA JUGAÂ Kuliah Capek-Capek Kok Cuma Jadi Ibu Rumah Tangga, Lha Emang Kenapa?Â
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.