Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mengapa Sunda Tidak Pernah Menjadi Bagian dari Majapahit?

Annisa Herawati oleh Annisa Herawati
25 September 2020
A A
sunda majapahit gajah mada penaklukan mojok

sunda majapahit gajah mada penaklukan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Hampir seluruh kerajaan di Nusantara dari ujung barat Pulau Sumatera hingga Pulau Seram di ujung timur, sudah tunduk dan mengakui kebesaran Wilwatikta. Periode gemilang ini terjadi pada masa Prabu Hayam Wuruk berkuasa. Gajah Mada, selaku Maha Patih yang bertekad pantang memakan lezatnya buah Palapa sebelum bisa menyatukan seluruh Nusantara di bawah panji merah putih Majapahit mulai bisa bernafas lega.

Namun, ada perkara yang masih mengganjal di benaknya. Masih ada satu kerajaan besar yang belum mau tunduk kepada Majapahit. Padahal kerajaan itu berdiri di tanah yang sama dengan Majapahit. Sama-sama berada di atas tanah Jawa, yakni Kerajaan Sunda, yang berada di Jawa bagian barat membuat Gajah Mada ditimpa kegalauan besar.

Gajah Mada bimbang bukan main. Sebagai seorang ksatria pantang baginya untuk mengingkari janjinya apalagi saat mengucapkan sumpah tersebut disaksikan langsung oleh Pandito Rajaputri Thribuwanatunggadewi, raja Majapahit terdahulu. Tapi, di sisi lain, Gajah Mada merasa sungkan jika ia harus menyerang Kerajaan Sunda. Tak ada alasan baginya untuk berhak menyerang kerajaan tersebut. Negara tersebut aman tenteram, tidak terjadi permasalahan antara penguasa dengan rakyatnya. Toh, hubungan antara Sunda dengan Majapahit sebenarnya juga baik-baik saja. Hanya saja, Sunda belum mau tunduk kepada Majapahit, itu saja permasalahannya.

Dilansir dari historia, Agus Aris Munandar dalam bukunya yang berjudul Gajah Mada: Biografi Politik, kesungkanan Gajah Mada untuk menyerang Sunda semakin bertambah dengan kenyataan bahwa sebenarnya antara Sunda dan Majapahit masih memiliki ikatan darah. Hal ini merujuk kepada pernyataan dalam Prasasti Raja Sri Jayabhupati yang dibuat pada abad 11 Masehi. Prasasti berbahasa Jawa kuno tersebut berada di wilayah Sukabami. Adapun nama raja yang termaktub bergelar Jayabhupati haji ri Sunda. Gelar ini mirip dengan gelar Raja Airlangga dari Kadiri yang berkuasa sekitar abad 11 M. Sejatinya raja-raja Sunda merupakan keturunan Airlangga yang juga menurunkan penguasa kerajaan-kerajaan baru di Jawa Timur.

Sunda merupakan salah satu peradaban tertua di Nusantara dengan berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan bercorak Hindu pertama di pulau Jawa. Sunda juga pernah berada di bawah kekuasaan Sanjaya. Raja pertama Mataram kuno yang merupakan penyebar agama Hindu Trimurti pertama di tanah Jawa sekaligus nenek moyang raja-raja di Jawa. Di Majapahit, agama Hindu Trimurti juga dianut oleh sebagian besar masyarakatnya. Maka, pantang bagi Majapahit untuk menyerang daerah bekas kekuasaan Sanjaya dan wajib bagi mereka untuk menghormati tanah tersebut.

Ketika Prabu Hayam Wuruk berniat untuk mempersunting putri Sunda bernama Dyah Pitaloka dan akhirnya rombongan anggota Kerajaan Sunda bertandang ke Majapahit untuk mengantarkan sang putri, kesempatan ini tak dibuang begitu saja oleh Gajah Mada. Nah, di tragedi ini sebenarnya terjadi perbedaan interpretasi politik antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Niat Hayam Wuruk untuk menikahi Dyah Pitaloka memang murni didasari atas nama cinta tanpa embel-embel tendensi politik. Sedangkan Gajah Mada, menganggap ini sebagai kesempatan untuk membuat Sunda mengakui dan tunduk kepada Majapahit. Ia ingin segera melunasi sumpahnya yang belum sempurna terbayar. Hanya Sunda satu-satunya negara yang namanya ada dalam sumpahnya namun belum kunjung juga berhasil ia taklukkan.

Akhirnya ia mendatangi rombongan Sunda di tenda perkemahan mereka. Gajah Mada meminta agar Kerajaan Sunda menyerahkan Dyah Pitaloka kepada Majapahit sebagai tanda pernyataan tunduk mereka. Tentu saja Raja Sunda menolak untuk melakukan hal tersebut karena tujuan mereka mendatangi Majapahit bukan untuk menyerahkan diri mereka. Melainkan untuk menerima tawaran baik Prabu Hayam Wuruk yang ingin mempersunting putrinya dan semakin memperkuat hubungan baik antar kedua negara. Keduanya sama-sama bersikeras pada keyakinan masing-masing. Jalan pun buntu sehingga meletus lah tragedi perang Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Sunda bertekad akan berjuang habis-habisan demi mempertahankan kehormatan negara mereka. Meskipun jumlah dari mereka sangat minim dan tanpa persiapan apapun untuk menghadapi peperangan.

Kekuatan kedua kerajaan tersebut sangat timpang. Kemenangan pun berada di pihak Gajah Mada. Seluruh rombongan dari Kerajaan Sunda tewas kecuali Dyah Pitaloka. Melihat sang ayah dan seluruh kerabatnya mati demi mempertahankan kehormatan, ia pun bertekad untuk melakukan hal yang serupa. Ia memilih mati bunuh diri demi mempertahankan harkat martabat negara dan ayahandanya. Pada akhirnya, Sunda memang tak pernah menjadi kepunyaan Majapahit.

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

BACA JUGA Ratu Kalinyamat, Sosok Pemberani dari Jepara dan tulisan Annisa Herawati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2022 oleh

Tags: gajah madakerajaanmajapahitpenaklukanSunda
Annisa Herawati

Annisa Herawati

Cah asli Blitar

ArtikelTerkait

Sebagai Orang Sunda, Saya Termasuk yang Nggak Doyan Makan Seblak terminal mojok.co

Sebagai Orang Sunda, Saya Termasuk yang Nggak Doyan Makan Seblak

23 November 2020
9 Kata yang Menggambarkan Sulitnya Belajar Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia (Unsplash)

9 Kata yang Menggambarkan Sulitnya Belajar Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia

7 Januari 2023
Meluruskan Stereotipe Terkait Perempuan Sunda yang Katanya Matre, Gemar Dandan, hingga Malas Masak

Meluruskan Stereotipe Terkait Perempuan Sunda yang Katanya Matre, Gemar Dandan, hingga Malas Masak

22 Agustus 2023
Raden Trunojoyo, Penakluk Mataram dari Sampang Madura yang Mati Dibantai Amangkurat II

Raden Trunojoyo, Penakluk Mataram dari Sampang Madura yang Mati Dibantai Amangkurat II

3 Februari 2024
Pedoman Etika bagi Perantau Pemula di Tanah Sunda Terminal Mojok

Pedoman Bersikap Ramah sebagai Perantau Pemula di Tanah Sunda

20 Desember 2022
10 Kosakata Bahasa Sunda yang Sebenarnya Kasar, tapi Nggak Disadari Banyak Orang Mojok.co

10 Kosakata Bahasa Sunda yang Sebenarnya Kasar, tapi Nggak Disadari Banyak Orang

4 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.