Mengingat kita hidup di Indonesia; di sebuah negeri yang masyarakatnya cenderung FOMO dan selalu pengin ikut-ikutan terhadap hal apa pun yang sedang hangat diperbincangkan, saya nggak heran kalau suatu hari ada netizen yang membuat thread di Twitter perihal kejadian nggak mengenakkan yang ia alami ketika mengisi perut di Karen’s Diner.
Seperti kata Mas Prabu Yudianto, Twitter adalah tempat di mana orang berlomba menjadi jahat. Nah, kalau kata Mas Bintang Ramadhana Andyanto, Twitter juga bisa dianggap sebagai tempat paling random di mana kita betul-betul bisa menemukan hal apa pun yang nggak terduga. Mau cari orang hilang? Bisa lewat Twitter. Mau cari kendaraan yang hilang? Bisa lewat Twitter. Mau cari orang aneh yang mengkritik sesuatu padahal nggak paham betul dengan situasinya? Ya, itu juga bisa ditemukan di Twitter.
Makanya bisa saja lho ada orang yang nggak tahu konsep Karen’s Diner yang memang sengaja memberikan pelayanan nggak ramah ke pelanggan, tetapi malah menganggapnya sebagai sikap nggak profesional dari para pelayan yang bekerja di sana. Orang itu lantas membikin thread panjang lebar, mulai dari momen pertama kali ia membuka pintu hingga semua urutan kejadian nggak mengenakkan yang ia alami.
Ia berharap akan mendapatkan dukungan dari netizen karena telah menguak “kebobrokan” yang nggak sepatutnya dilakukan oleh sebuah restoran besar. Akan tetapi, karena pada dasarnya dia nggak tahu soal konsep pelayanan di Karen’s Diner dan murni berkunjung ke sana cuma karena nggak ingin ketinggalan apa yang sedang tren, ujung-ujungnya dia malah akan malu sendiri, lantas menghapus thread-nya. Apakah ini mungkin terjadi? Ya jelas mungkin, dong. Apa sih yang nggak mungkin terjadi di negeri ini? Hehehe.
Intinya saya yakin Karen’s Diner akan langsung melejit sebagai salah satu restoran hits yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Namun, mungkin awal-awal tak semua orang akan langsung “siap” dengan gaya pelayanannya, baik dari sang pelayannya sendiri yang mungkin nggak segalak para pelayan di luar negeri sana, ataupun para pengunjungnya yang mungkin kaget karena nggak dianggap sebagai raja. Akan tetapi, begitu semua orang sudah paham akan konsep yang diusung oleh Karen’s Diner, siap-siap saja negeri ini akan mempunyai satu gerai makan khas yang memanggil pengunjungnya dengan sebutan jancuk, kampret, bajingan, dan lain-lain.
Ingat, kepada para pengunjung, jangan sakit hati, ya. Kan memang konsepnya begitu.
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Ketahuan Bawa Telur di Pepper Lunch sampai Kentut di RM Padang, 10 Kejadian Memalukan di Restoran.