Menebak Alasan Starbucks di Tegal Sepi Pengunjung

Menebak Alasan Starbucks di Tegal Sepi Pengunjung Mojok.co

Menebak Alasan Starbucks di Tegal Sepi Pengunjung (unsplash.com)

Sejak awal diberitakan bahwa Starbucks akan buka cabang di Tegal, animo masyarakat begitu luar biasa. Publik bertanya-tanya, di lokasi manakah gerai kopi tersebut akan dibangun. Begitu lokasinya terungkap, detail pembangunan outletnya dipantau jengkal demi jengkal oleh media dan selebgram lokal. Tanggal peresmiannya pun ditandai sebagai hari yang dinanti.

Puncaknya terjadi pada 22 November 2022 saat Starbucks Tegal dibuka untuk umum. Kala itu, mendadak lahan parkir Starbucks diisi dengan deretan motor dan mobil yang berjajar rapi. Lautan kendaraan bahkan menyentuh hingga bahu jalan. Ramai!

Akan tetapi, kondisinya jauh berbeda dengan sekarang. Starbucks di Kota Bahari itu terpantau sepi pengunjung. Aura suram semakin kental karena lampu luar Starbucks yang temaram. Efek boikot? Bisa jadi. Namun, bisa juga karena alasan-alasan lainnya.

Ada serbuan kedai kopi lain di sekitar Starbucks

Tebakan saya, alasan pertama kenapa Starbucks Tegal sepi pembeli adalah adanya kedai kopi lain yang sudah lebih dulu beroperasi di sekitar Starbucks. Dua yang terdekat adalah Java Kopi dan Beli Kopi. Bahkan, Beli Kopi ini beneran nempel di samping Starbucks.

Kalau dilihat dari segi fasad bangunannya, dua kompetitor yang ada di dekat Starbucks jelas tidak ada apa-apanya. Java Kopi, okelah, terlihat mentereng karena cukup luas dan berlantai dua. Tapi, Beli Kopi? Alamak, kicik betul dia. Nempel persis di samping Starbucks membuat Beli Kopi ini bak tahi lalat yang nempel di pipi.

Meski demikian, jangan remehkan Beli Kopi. Luas kedainya memang tak seberapa, tapi antrian pembelinya, luar biasa! Java Kopi pun walau tak seramai Beli Kopi, tetap lebih kelihatan ada pembelinya daripada Starbucks.

Bukan tentang harga, tapi tentang rasa

Selanjutnya, muncul pertanyaan. Kenapa dua kedai itu, terutama Beli Kopi bisa lebih mencuri hati pembeli? Nah, inilah yang menarik. Kalau kalian pikir jawabannya adalah karena harganya yang lebih terjangkau, menurut saya kurang tepat. Iya sih, harga kopi di kedua kedai tersebut lebih murah dibanding Starbucks, tapi kalau soal makan dan minum, orang Tegal itu nggak gentar soal harga. Asal, rasanya cocok.

FYI, di Tegal (kalau saya bilang ‘Tegal’, maksudnya adalah Kota Tegal) ada banyak kedai kopi atau kafe dan restoran yang harganya mahal untuk ukuran UMR Tegal, tapi tempat-tempat itu tetap ramai oleh pembeli. Saya kadang sampai heran. Ini membuktikan bahwa, bagi orang Tegal, rasa itu yang utama. Maka, jika Starbucks terpantau sepi, bisa jadi karena rasa kopi yang ditawarkan tidak sesuai dengan lidah orang Tegal.

Suasananya kurang cocok dengan karakter orang tegal

Tebakan saya selanjutnya tentang alasan kenapa Starbucks Tegal sepi pengunjung adalah tempatnya yang tidak sesuai dengan karakter orang Tegal. Jadi begini, orang di Kota Bahari ini dikenal suka ndospok, alias ngobrol.

Nah, kalau ngobrol, apalagi ada temannya (baca: kopi), obrolan jadi semakin luget. Ditambah, orang Tegal ini cenderung berbicara dengan nada yang keras. Nggak heran kalau warga pendatang seringkali mengalami culture shock kalau lihat orang Tegal asyik ngobrol. Maklum, volume suaranya kencang. Jadi terlihat seperti orang yang sedang berantem, padahal nggak.

Itu sebabnya, ngopi di Starbucks tidak cocok untuk karakter orang Tegal. Mending, mereka melipir ke kedai kopi lain yang lebih asik buat ndospok.

Entah sampai kapan Starbucks di Tegal bisa bertahan dengan kondisi sepi yang saat ini mereka hadapi. Yang jelas, kesepian itu memang menyiksa. Ya nggak, Mblo? Jomblo?

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4+1 Aturan Tidak Tertulis supaya Nyaman Tinggal di Tegal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version